Piknik Seru ke Pulau Tanpa Penghuni. Iseng saja, aku menawarkan ide piknik ke suami, usai perhelatan pernikahan keponakan di Barus, Tapanuli Tengah Sumatera Utara, tempat di mana suami menghabiskan masa kecilnya.
Hampir seminggu berkutat dengan segala tetek bengek pernikahan, saatnya merangkak keluar dari cangkang kesibukan. Saatnya have fun!
Pantai pulau karang tak jauh dari pelabuhan Barus, menjadi tujuan. Mendengar bahwa pulau ini tak berpenghuni, mendadak rasa ingin tahu mengepung diri.
Huuaaa... pasti keren ya kakaaa...!
Hampir seminggu berkutat dengan segala tetek bengek pernikahan, saatnya merangkak keluar dari cangkang kesibukan. Saatnya have fun!
Pantai pulau karang tak jauh dari pelabuhan Barus, menjadi tujuan. Mendengar bahwa pulau ini tak berpenghuni, mendadak rasa ingin tahu mengepung diri.
Huuaaa... pasti keren ya kakaaa...!
Piknik kali ini asli ajang uji nyali. Tubuh fit dan prima adalah harga mati! Mengelilingi garis pantai sepanjang 3km dengan jalan kaki!
"Gue banget!" Desisku
Model piknik begini eike demen, pemirsah! Maklumlah darah eike kan darah muda, darahnya para remaja!
*Benerinkrahbaju mode on! Langsung dangdutan, hihihi...
"Gue banget!" Desisku
Model piknik begini eike demen, pemirsah! Maklumlah darah eike kan darah muda, darahnya para remaja!
*Benerinkrahbaju mode on! Langsung dangdutan, hihihi...
Pulau Karang, I'm Coming!
Kacamata hitam, tabir surya, dan kamera digital aku benamkan ke ransel. Bekal makan siang, minuman dan camilan pun telah disiapkan oleh keponakan.
Kacamata hitam, tabir surya, dan kamera digital aku benamkan ke ransel. Bekal makan siang, minuman dan camilan pun telah disiapkan oleh keponakan.
Hari itu, di dermaga Barus, sang surya begitu perkasa, ditingkahi semilir angin membawa aroma amis dari kerajinan ikan asin dari sudut desa.
Sesaat sebelum berangkat kamipun mencoba kamera. Klik, klik, masing-masing dengan gaya suka-suka!
Pengalaman unik segera bermula, saat perahu dan bibir pantai tak senada, tak seirama. Ombak dan angin senantiasa mengusik dengan lidahnya.
Begitu perahu mulai mendekap pasir, ombak langsung nyinyir, mencolek perahu yang langsung bergoyang genit, padahal nyoleknya cuma dikit.
Begitu terus berkali-kali...
Apa daya, kami harus mengubah strategi, meloncat kedalam air, berpegangan erat ke bibir perahu dan hup... loncat bahkan sebagian merangkak masuk ke perahu.
Let The Adventure... Begin!
Begitu perahu mulai mendekap pasir, ombak langsung nyinyir, mencolek perahu yang langsung bergoyang genit, padahal nyoleknya cuma dikit.
Begitu terus berkali-kali...
Apa daya, kami harus mengubah strategi, meloncat kedalam air, berpegangan erat ke bibir perahu dan hup... loncat bahkan sebagian merangkak masuk ke perahu.
Let The Adventure... Begin!
Nyanyian mesin motor perahu memecah riuh ombak, adrenalin merambat, perlahan terkuak.
Bibir pantai berubah menjadi sebaris senyuman dari kejauhan.
Bayu semilir membelai pipi, kupejam mata meresapi karunia Illahi. Atas kesehatan hari ini, sehingga kami semua berkesempatan berbagi.
Memasuki separuh perjalanan misi, air laut mulai bergradasi, dari birurindu ke bening kehijauan.
Duhai indah nian...
Bibir pantai berubah menjadi sebaris senyuman dari kejauhan.
Bayu semilir membelai pipi, kupejam mata meresapi karunia Illahi. Atas kesehatan hari ini, sehingga kami semua berkesempatan berbagi.
Memasuki separuh perjalanan misi, air laut mulai bergradasi, dari biru
Duhai indah nian...
Seseorang mulai bernarsis ria. Klik, klik, bunyi kamera begitu menggoda. Terik mentari yang memanggang, tak menyurutkan hasrat untuk bersenang-senang.
Segera kuraih kamera, tak lama perang klik pun membahana. Masing-masing dengan pose idola!
Segera kuraih kamera, tak lama perang klik pun membahana. Masing-masing dengan pose idola!
Perlahan, pulau karang mulai menampakkan senyuman, seolah memanggil kami, bergegaslah!
Raungan mesin melemah dan akhirnya mati, kapalpun mulai menepi. Rasa penasaran membahana.
Lambaian nyiur kelapa menyambut mesra. Pasir putihnya begitu menggoda.
Tak ada dermaga tersedia. Jadi, sama halnya saat berangkat tadi, acara turun perahu juga pakai gaya yang sama. Meloncat ria. Lumayan, hitung-hitung buat bekal di jalan. Duh, gak nyambung banget ya, hahaha...
Begitu menjejakkan kaki, pasir putih lembut menyambut, serasa terhanyut.
Kulepaskan pandangan seraya menghirup udara segar.
Nun jauh di ujung pulau, nyiur menunduk kikuk.
Kuputar kepala ternyata beberapa nyiur punya selera sama, berpose acroyoga.
"Tiba-tiba seseorang berteriak, "saatnya bernarsis ria!”
Kamipun berhamburan ke tepi pantai seperti gerombolan balita.
Lambaian nyiur kelapa menyambut mesra. Pasir putihnya begitu menggoda.
Tak ada dermaga tersedia. Jadi, sama halnya saat berangkat tadi, acara turun perahu juga pakai gaya yang sama. Meloncat ria. Lumayan, hitung-hitung buat bekal di jalan. Duh, gak nyambung banget ya, hahaha...
Begitu menjejakkan kaki, pasir putih lembut menyambut, serasa terhanyut.
Kulepaskan pandangan seraya menghirup udara segar.
Nun jauh di ujung pulau, nyiur menunduk kikuk.
Kuputar kepala ternyata beberapa nyiur punya selera sama, berpose acroyoga.
"Tiba-tiba seseorang berteriak, "saatnya bernarsis ria!”
Kamipun berhamburan ke tepi pantai seperti gerombolan balita.
Berbagai aksi ekspresif langsung dieksekusi.
Masing-masing, seperti lupa diri. Lupa usia. Nah khusus yang ini nunjuk diri sendiri, hihihi...
Perlahan energi mulai tereliminasi. Terbukti dari nyanyian perut yang mulai bersimfoni.
Perut sudah tak bisa di ajak kompromi lagi.
... bekal pun siap dinikmati!
Beralaskan pelepah nyiur kering, kami bertebaran mencari posisi di antara semak belukar. Nikmat tak terhingga, meski menu kaki lima, rasa bintang lima!
Sembari memandang ke laut lepas, nuansa biru kehijauan, rasanya tak ingin sedetikpun melepas pandangan.
Sembari memandang ke laut lepas, nuansa biru kehijauan, rasanya tak ingin sedetikpun melepas pandangan.
Saking lapar to the max tak seorangpun yang ingat sesi dokumentasi. Hihihi. So, tidak ada pose mangap edisi kali ini.
Misi selanjutnya mengelilingi pulau!
Keliling Pulau Karang!
Dengan diameter kurang lebih 3 km, dan perut sudah kenyang, rasanya, ini misi yang masuk akal sekaligus nendang. Hahaha...
Keliling Pulau Karang!
Dengan diameter kurang lebih 3 km, dan perut sudah kenyang, rasanya, ini misi yang masuk akal sekaligus nendang. Hahaha...
Kami memutuskan mulai dari sisi kanan!
Sisa bekal kami tinggalkan. Lagi pula siapa juga yang mau iseng mencuri di siang bolong begini. Wong pulau ini tak berpenghuni. Kalau penghuni lain, wah gak mau mikir ke sana ah.
Sisa bekal kami tinggalkan. Lagi pula siapa juga yang mau iseng mencuri di siang bolong begini. Wong pulau ini tak berpenghuni. Kalau penghuni lain, wah gak mau mikir ke sana ah.
... dan pasir putih lembut segera mendominasi, rombongan siap membakar kalori!
Semakin ke ujung pulau, pasir semakin lembut dan air semakin bening, hingga suatu saat kamipun tak tahan lagi. Melebur ke bumi!
Dan, lihat! Ada bangkai kapal nelayan di sini, dan bisa ditebak, pose lagi!
Lamat-lamat terdengar raungan mesin kapal nelayan melintas.
Hal seperti ini harus di dokumentasi. Jadi, ya foto lagi! Klik!
Tak puas sampai di sini, kami beranjak bergerak ke tengan laut. Air semakin bening ditambah pantulan sinar matahari, nuansa hijau berkilau-kilau.
Takjub dan terpukau!
Rasa gembira dan terpesona kami pekikkan ke udara. Yihaaaaa...!
Dan, lihat! Ada bangkai kapal nelayan di sini, dan bisa ditebak, pose lagi!
Lamat-lamat terdengar raungan mesin kapal nelayan melintas.
Hal seperti ini harus di dokumentasi. Jadi, ya foto lagi! Klik!
Tak puas sampai di sini, kami beranjak bergerak ke tengan laut. Air semakin bening ditambah pantulan sinar matahari, nuansa hijau berkilau-kilau.
Takjub dan terpukau!
Rasa gembira dan terpesona kami pekikkan ke udara. Yihaaaaa...!
Tiga kilometer rasanya sangat singkat!
Belum habis pesona, kami sudah kembali lagi ke tempat semula.
Eh, perut kembali menggoda.
Tapi... kemana semua nih sisa bekal? Siapa yang ambil ya?
Yang tersisa hanya air minuman kemasan dan lauk pauk. Bahkan panci nasi beserta sendok, hilang tak tentu rimba!
Kami mencari sepanjang bibir pantai. Tak ada jejak di sana!
Belum habis pesona, kami sudah kembali lagi ke tempat semula.
Eh, perut kembali menggoda.
Tapi... kemana semua nih sisa bekal? Siapa yang ambil ya?
Yang tersisa hanya air minuman kemasan dan lauk pauk. Bahkan panci nasi beserta sendok, hilang tak tentu rimba!
Kami mencari sepanjang bibir pantai. Tak ada jejak di sana!
“Ada yang mau mencoba masuk hutan?” Aku menggoda.
“Sudahlah, ikhlaskan saja!”
Tak mau merusak suasana, kamipun sepakat mengubur misteri itu hingga detik ini.
Sambil menunggu perahu penjemput, kembali kepada pasir kami melebur.
Namun apa daya insiden tadi belum mampu aku kubur. Mungkin perlu waktu...
Pulau Karang, See You When I See You!
Lamat terdengar mesin perahu, seketika kalbu tergores sembilu. Petualangan ini segera akan berlalu!
Pulau Karang, See You When I See You!
Lamat terdengar mesin perahu, seketika kalbu tergores sembilu. Petualangan ini segera akan berlalu!
Kami bergegas masuk perahu, melompat ala Tarzan. Auu...auu...wooooo...
Kali ini pakaian kami basah kuyup, karena saat keliling pulau tadi, pakai acara berenang di tengah laut.
Perahu kembali membelah lautan, kini mentari tak lagi segarang tadi.
Suasana kali ini agak melow, karena baterai sudah low, hohoho...
Sepertinya semua mendadak kena virus 4L. Letih, lelah, lesu dan letoi, hihihi...
Hampir seperempat perjalanan...
Tiba-tiba saja...
Dua ekor lumba-lumba berenang tak jauh dari perahu, namun berlawanan arah dengan kami.
Duh, sayang sekali aku tak sempat mengabadikannya.
Agaknya sepasang sejoli lumba-lumba. Eh, tak berapa lama mereka meloncat ke permukaan lagi, namun posisinya sudah tak sedekat tadi.
Kali ini aku tak bergeming. Tak ingin berpaling. Namun sampai kami berbelok, lumba-lumba kasmaran tak kunjung muncul ke permukaan. Ahhh...
Perahu kembali membelah lautan, kini mentari tak lagi segarang tadi.
Suasana kali ini agak melow, karena baterai sudah low, hohoho...
Sepertinya semua mendadak kena virus 4L. Letih, lelah, lesu dan letoi, hihihi...
Hampir seperempat perjalanan...
Tiba-tiba saja...
Dua ekor lumba-lumba berenang tak jauh dari perahu, namun berlawanan arah dengan kami.
Duh, sayang sekali aku tak sempat mengabadikannya.
Agaknya sepasang sejoli lumba-lumba. Eh, tak berapa lama mereka meloncat ke permukaan lagi, namun posisinya sudah tak sedekat tadi.
Kali ini aku tak bergeming. Tak ingin berpaling. Namun sampai kami berbelok, lumba-lumba kasmaran tak kunjung muncul ke permukaan. Ahhh...
Dermaga Barus, masih seperti tadi, tersenyum penuh keramahan menyambut kami.
Kini ritual turun perahu sedikit berbeda, sebagian nekat melompat ke laut dan berenang mencapai bibir pantai.
Aku memilih meloncat hingga perahu merapat dan di pasir putih lembut aku mendarat.
Kini ritual turun perahu sedikit berbeda, sebagian nekat melompat ke laut dan berenang mencapai bibir pantai.
Aku memilih meloncat hingga perahu merapat dan di pasir putih lembut aku mendarat.
Aura puas tergambar jelas!
Tapi aku yakin, masing-masing membawa pulang pengalaman piknik seru di pulau tanpa penghuni yang menyimpan misteri.
Pernahkan kamu mengalami hal unik seperti ini?
Share yuk di kolom komentar di bawah ini.
Pasirnya masih bersih banget ya mbak.... bagus
BalasHapusiya say.. akses satu-satunya cuma pakai perahu, jadi jarang di kunjungi dan tak berpenghuni. So... pantainya masih asri.
BalasHapusPantainya itu jernihnyaaa.... Jadi pengin nyemplung :))
BalasHapuspasti pantainya masih asri banget ya, jadi memang gak ada penghuninya ya?
BalasHapusenak sekali mbak jalan-jalannya, ikutan dong :D
BalasHapusbener banget, berasa punya pulau pribadi. xi..xi..xi..
BalasHapusmenu kaki lima berasa bintang lima, kakaaaa....
Ikut dong bun...pikniknyaaa....
BalasHapusAyo bun,, seru bun, piknik di Sumatera Utara ~_*
BalasHapuswaaaaah, pengen kesana.... dibikin video perjalanannya keren kali yak?
BalasHapusIya, ya kog, gak kepikiran.
HapusNtar kalau ke sana lagi deh
Ceritanya seru. Terimakasih sudah berpartisipasi dalam lomba. Maaf, pengumuman ditunda tgl 20 Oktober 2015. Goodluck.
BalasHapusBaik bunda,
BalasHapusTerima kasih sudi mampir di sini ~_*
Ya ampun.. masih perawan sekali pantainya. Main sebentar di sana kayaknya bakal lepas semua polusi pikiran. :(
BalasHapusSo true, dear
BalasHapusKalau perlu guide, nyook *sodorinmuka
Hihihi...
Wuih,seru dan cantik pantai pulau karangnya...foto leloncatan di laut/pantai itu keren ya, sepeti foto mu ini di artikel ini, hehee
BalasHapusSeru banget, dear
BalasHapusRasanya pingin ke sana lagi...
Semoga,
Oooo man... Pasir putihnya.. Menggoda utk mandi.. ^_^
BalasHapusPasir putihnya lembut, serasa menginjak pudding
BalasHapusAirnya bening, sungguh menggoda
Gk serem bun gk ada penghuninya? biasanya angker lo ;v
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusMupeng .. pengen bgt suasana pantai yng asri tanpa keramaian.
BalasHapusMupeng .. pengen bgt suasana pantai yng asri tanpa keramaian.
BalasHapusIya, berasa pulau pribadi.
HapusDan kita bisa eksplor sambil berjalan mengelilingi.
Bareng dengan sohib ke sini, semakin nendang dan dijamin bikin yang lain envy.
itu sih berpenghuni mbak soalnya banyak gitu yang ikutan
BalasHapusHihihi...
HapusPenghuni dadakan.
Etapi beneran itu pulau tanpa penghuni... manusia maksudnya. Hahaha...
Bekal kami saja hilang, tak berbekas. Hiii... horos abis dah!
kek di Bali ya kak, gak nyangka itu di Barus... jadi pengen jg jalan2 kesana
BalasHapusSama, dear.
HapusAku juga rasa kagak percaya, jika tidak eksplor sendiri.
Makanya langsung kepikiran buat postingan, sambil mengenang kembali momen indah ini.
Ayo, jadwalkan ke sana.
Kalau mau tanya-tanya juga boleh.
Sila klik contact di atas ya.
Pantai selalu jd tempat yang nganenin :)
BalasHapusKe pantai memang bikin santai
BalasHapusSetuju, Mom...
Apalagi kalau bareng-bareng, sreng-sreng deh! :)
Amanggg enak kali mbak :-D
BalasHapusKayak berada di tempat pribadi ehheheh. Jadi kangen pantai aku :-D
Aku aja pengen lagi mengalami sensasi luar biasa ini.
HapusSeru banget nihhhh ... Enak ya ga berpenghuni, rasanya seperti milik sendiri.
BalasHapusSuka juga kl kelilingin pulaunya dgn jalan kaki ;-)
Sungguh pengalaman yang luar biasa
HapusPiknik seru memang harus rame-rame...
BalasHapusItu dia kata kuncinya. Gak ada kamu gak seru! :))
HapusJadi senyum2 sendiri di bagian senyuman segaris di kejauhan. Jadi ingat ketawa ketiwi menuju Way Kanan. Hahahaha...
BalasHapusBtw, cantik ya pulaunya. Pasir dan lautnya seperti menggoda kita utk datang. Sayang dulu waktu sering ke Medan ga tau pulau ini.
Kenangan Way Kanan itu, tak terlupakan!
HapusPantai ini jauuuh dari Medan kalau via darat hampir 9 jam.
Hmmm, bisa berasap kita punya bokong, eee *tepuk2 bokong :))
Tapi, kalau jalan bareng ala2 trip Way Kanan, 9 jam mah.... lewaat, gak berasa!
Wikkk asiikk dan seruu bangeet mbaak pikniknyaa. . Pasir putih dan lautnyaa bening masih bersih bangeet. . Worth it banget pasti yaa explore pulai tanpa penghuninya meskipun ndak kesampean masuk ke hutan hehehe
BalasHapusseruuu banget mba, liburan seru emang harus rame rame ya mba :)
BalasHapusSetuju.
HapusKe Pantai itu, bareng lebih nendang, gitu!
Uwaaaa horor banget pake acara hilang perbekalan....walau begitu tampaknya gak kapok ya mbak melipir ke sana lagi...pantainya cakep iihhh....lumba-lumba😍😍😍
BalasHapuswisata sama keluarga emang paling enak dan seruu
BalasHapus