Serba-Serbi Ngebolang ke Jepang. Suara kereta dorong membangunkanku, saatnya snack dini hari.
Biar lebih nyambung baca kisah sebelumnya di sini, ya kakaa...
Aku minum jus guava dan segelas air putih. Tak bisa tidur kembali, aku menonton film The Fault In Our Stars yang mengharu biru.
Film belum usai, kantuk menyerang kembali. Aku matikan TV dan kembali aku terlelap, meski sesekali terusik, karena kepalaku terkulai, terbangun, tertidur, terkulai lagi. Begitu seterusnya, hingga jam menunjukkan pukul lima. Segera aku menunaikan kewajiban. Tayammum, tentu saja.
Tak berapa lama sarapan pagi pun tiba. Aku pilih western style menu. Mantap, ada croissant yang tersaji hangat. Duh renyah dan garing, puding dan jus guava (lagi).
Nun, jauh di sana cahaya ufuk merah menggoda mengintip, malu-malu. Indah sekali. Sayang, aku tak bisa mengabadikannya. Selain tak punya kamera canggih, akupun tak yakin apakah diperkenankan.
Osaka, Aku datang!
Jam 8 pagi waktu Osaka, kami mendarat di bandara Kansai International (KIX). Ada 2 jam perbedaan waktu dengan Jakarta (WIB). Osaka lebih cepat 2 jam.
Wow, aroma keteraturan, disiplin segera terasa begitu memasuki terminal kedatangan. Karyawan telah sibuk di posnya masing-masing. Wajah serius ada di mana-mana. He he he... Suasana masih cukup hening dan lengang. Mungkin pesawat kami yang pertama mendarat ya?
Untuk pemula seperti saya, desain terminal ini sangat membantu. karena begitu keluar dari perut pesawat, penumpang telah di arahkan sedemikian agar tidak tersesat. Posisi panah arah tujuan juga strategis. Kemungkinan untuk tersesat sangat tipis.
Melewati berbagai lorong, akhirnya kami tiba di counter imigrasi. Seorang staf mengucapkan salam dan mengarahkan kami kebeberapa counter guna menghindari panjangnya antrian. Sungguh teratur!
Hei... aku temukan pengalaman baru di sini!
Saat kita sampai di depan counter imigrasi, tak bisa serta merta mengantri dekat dengan meja. Ada jarak tertentu kira-kira 1.5 meter dan diberi warna kuning.
Duh,,, tadinya aku mau foto. Namun ada tanda gede banget NO PHOTO!!
Haisss...
Giliranku tiba, kuberi senyum termanis yang tersisa (aku letih banget, mo copot nih badan). Dia membalas, duh,,, senangnya dapat nippon's smile . Mak nyosss!
Kusodorkan pasport, lembar kuisioner imigrasi, tak lama aku diminta scan kedua jemari, lengkap kanan dan kiri. Done!
Next check, bagasi, man!
Memasuki ruang ambil bagasi yang super luas, wah... suasana jauh berbeda. Riuh karena ada banyak penumpang lalu lalang.
Kami disambut petugas dengan seekor anjing herder super besar dan kekar yang sibuk memburu para penumpang. Tapi tidak semua lho diburu, hanya kandidat pelaku. Hahaha... Buktinya rombongan kami dia lewati begitu saja.
Jangan-jangan karena kami super kecuuut baunya yaa. Hahaha...
Any how, adakalanya herder ngotot mengendus penumpang dengan sangat fokus, sampai-sampai petugas kewalahan menenangkan, apalagi sang penumpang, namun di saat lain, sang herder berjalan kalem dengan mengendus seadanya.
Pokoknya, si herder most popular scene deh, karena hampir tiap penumpang meluangkan waktu memperhatikannya, meski hanya sesaat.
Satu yang pasti, aku tak melihat ada banner iklan apapun di sini. Mulus...lus.
Sembari menunggu bagasi, tak tahan lagi kami bergegas mencari rest room. Gerah banget!
Wow, ramai coii di sini. Kayak pasar gitu. Hihihi...
Usai menunaikan hajat, aku bingung mencari tombol flush, karena semua berhuruf kanji. Ternyata, tak ada tombol untuk cebok/bilas, saudara-saudara. Mau tanya petugas belum ada. Atau aku yang buta? Aku ambil tissu, lap seadanya. Keluar dari WC, aku ambil tissu lagi basahi dan masuk kembali ke WC. Aku lap lagi. Aiiiii,,,, seadanya... Maafkan daku Miss V.
Usai mencuci muka kami kembali ke ruang bagasi, ternyata kami telah di nanti. Ahh, jadi gak enak nih sama rombongan.
Oh iya, ternyata suhu di Osaka tidak jauh beda dengan Jakarta. Jadi tak perlu penyesuaian segala gitu *benerinponi. Malah aku sedikit merasa sumuk. Pengaruh belum mandi kali ya.
Ada sedikit insiden nih. Keluar dari migrasi ternyata rombongan satu demi satu telah beranjak, aku dan teman telat dikit, buntutnya kehilangan jejak , jadilah kami bingung. Kami segera bergegas menuju ruang bertanda EXIT, namun kami tak menemukan siapapun.
Seorang petugas mencoba menolong, dengan Inggris yang terbata-bata kami jelaskan kalau kami terpisah dari rombongan dan menuju pusat kota Osaka. Tak berapa lama akhirnya sang leader menemukan kami. Duh,, malunya. *plak!
Segera kami bergegas menuju bis yang telah siaga dan bertemu dengan Pak Usman, guide lokal. Beliau WNI, namun perawakannya, perpaduan Mandarin, Korea dan Jepang. He he he, Do goda gado.
Kondisi bis lumayan, bersih namun saat supir mengganti perseneling, sesekali aku mendengar mesinnya protes. Mungkin harus tuning kali, yaa. *tssaaahhh *soktahuloeah!
Selama dalam perjalanan menuju Osaka, Pak Usman menjelaskan bahwa Kansai adalah bandara yang dibuat dari pulau buatan di tengah teluk Osaka.
Kansai secara harafiah artinya barat. Terletak di bagian barat pulau Honshu dan merupakan salah satu daerah prefektur, seperti propinsi kalau di negara kita.
Prefektur Kansai meliputi daerah Mie, Shiga, Kyoto, Osaka, Hyogo, Nara dan Wakayama.
Dan kontruksi bandara Kansai telah direkayasa agar tahan gempa dan topan bahkan dengan kecepatan angin hingga 200km/jam. Wow!
Perjalanan menuju Osaka, didominasi pemandangan laut, pabrik dan jalanan yang lengang. Lagi-lagi kutemukan hal yang mengagumkan.
Tak pernah terdengar suara klakson mobil. Atau pengendara yang ugal-ugalan. Atau konvoi sepeda motor.
Kecepatan mobil konstan. Mobil box dan trailer mendominasi. Desain dan konstruksi pagar pengaman di kanan kiri jalan tol tinggi, kokoh dan bebas grafiti.
Melihatnya saja sudah merasa aman tingkat tinggi.
Memasuki kota Osaka, mobil pribadi yang mungil mulai terlihat. Sama seperti tadi, klakson free. Hening, teratur dan bersih.
Rasa penasaran sudah tak tertahankan, lalu...
"Pak Usman, kog jarang terdengar klakson ya?"
"Asyik, dong ya, mbak"
"Iya... culture shock, ne!"
Balasku masih tersepona eh terpesona.
Jadi gini,
Orang Jepang itu punya budaya malu sekaligus memiliki toleransi yang sangat tinggi.
Kita akan jarang mendengar suara atau orang berbicara dengan gadget saat berada di fasilitas publik misalnya kereta api.
Jika hal itu terjadi, semua orang akan merasa terganggu dan serentak melihat ke pelaku dan tersangka bisa dipastikan akan merasa sangat malu dan bersalah.
How cool is that!
Memasuki kota Osaka, mobil pribadi yang mungil mulai terlihat. Sama seperti tadi, klakson free. Hening, teratur dan bersih.
Rasa penasaran sudah tak tertahankan, lalu...
"Pak Usman, kog jarang terdengar klakson ya?"
"Asyik, dong ya, mbak"
"Iya... culture shock, ne!"
Balasku masih tersepona eh terpesona.
Jadi gini,
Orang Jepang itu punya budaya malu sekaligus memiliki toleransi yang sangat tinggi.
Kita akan jarang mendengar suara atau orang berbicara dengan gadget saat berada di fasilitas publik misalnya kereta api.
Jika hal itu terjadi, semua orang akan merasa terganggu dan serentak melihat ke pelaku dan tersangka bisa dipastikan akan merasa sangat malu dan bersalah.
"Apalagi ditambah tingkat stress di Jepang sudah sangat tinggi dan orang tidak ingin memperparah keadaan dengan hingar bingar termasuk gelegar klakson "Kecuali dalam keadaan yang amat penting dan genting baru deh klakson berdenting.
"Semua orang menghargai apa yang dilakukan oleh orang lain.
Semoa orang tahu diri dan punya toleransi yang tinggi"Bahkan saat lampu hijau dan masih ada pengguna jalan yang menyeberang, mereka, iya para supir itu masih tetap memberi ruang, dan yet still horn free tanpa klakson.
How cool is that!
Semoga suatu saat Indonesiaku bisa begini. Aamiin...
Oh iya... pagi ini acara melalak langsung dimulai. Begitu menurut Pak Usman.
Alamak, dengan kondisi seperti ini, belum mandi. Hihihi. Tapi gak pa-pa, semuanya juga belum mandi. Kecuali Pak Usman, so pasti!
Nah itu sesi pemanasan serba serbi ngebolang ke Jepang dan masih berlanjut... are you ready guys?
Ayo siapkan camilan, yuk kita mampir di lokasi wisata yang pertama.
Tarrraaaa.... ini dia First stop : Umeda Sky Building
ih,asiknya pernah ke Osaka Jepang, btw, iya mbak kalau dlm perjalanan atau suata acara itu emang kalau bisa sebangku dgn orang lain ya agar nambah koleksi cerita, hihihi, meski, ya ada resikonya juga sih,kalau ternyata dia gak asik atau ngebosenin, ya manyun deh, hehehe
BalasHapusyok-i, dear...
BalasHapusaku juga pernah dapat pembekalan seperti itu.
dan memang beresiko, tapi biasanya itu worth it kog :)
Waaah asiknya. Aku juga senang ngobrol dengan orang baru tapi biasanya kupilih yg profilenya harmless.
BalasHapusIya, kadang kita bisa langsung klik ya, pada first impression.
BalasHapusHow cool is that!
Wuaaaaa asik bangetttt. Ga ada yang ugal ugalan? Duhhh keren.
BalasHapusGak ada Cha.
BalasHapusAman dan tentram dan damai.
Suka banget itu sama yang klakson free. Ngebayangin Jakarta juga bisa begitu pasti jauh lebih indah ya.
BalasHapusSuatu hari nanti... semoga
BalasHapusKita mulai dulu dari diri kita sendiri ya
Alamak, gitu yaa. *usapdagu sambil manyun
BalasHapusWah, kapan ya bisa ke Jepang juga. Dari waktu masih kuliah pengen banget berkunjung ke negeri tersebut.
BalasHapussabar atuh kang, pasti nanti kesampean haha
HapusJepang, memang patut masuk daftar bucket list, kakaa...
BalasHapusNegara penuh inspirasi, sungguh!
Pernah denger sih Mbak kalau di Jepang memang toiletnya gak pake bilas, tapi terus flashnya di mana coba
BalasHapusMungkin ada, dear Rani
BalasHapusCuma karena semua huruf kanji dan tidak ada infografis, jadi bingung sendiri, apalagi orang sudah banyak yang antri, jadi ya pilih yang praktis, pakai tisu yang telah dibasahi.
Hihihi...
Asiknya jalan2 ke jepang :) kapan ya aku bisa jalan2 ke sana juga
BalasHapusoh iya, baru ingat kalau di jepang--mobil klaksonnya kayak rusak. jarang dipakai. hening. hahahha
BalasHapusAku percaya Mbak Arifah pasti segera menyusul ke sana, Insya Allah
BalasHapusHahaha...
BalasHapusKog gak kepikir ke sana yaa Mas Hazmi
Iya kali ya
Dulu jepang adalah destinasi utk scholarship impian saya mba,sampe dibela2in kursus bhs jepang.sayangnya impian tdk seindah kenyataan. Namun cukup sudah terlipur dengan postingan komplit mbak.ttg serba-serbi di.jepang bisa mengobati kerinduan����
BalasHapusNgga hanya osaka, seantero jepang memang ngga ada klakson mba hehehe
BalasHapusmalah aku pernah poto poto di tengah jalan, ada mobil dia diem ajaa, haduhh seneng banget deh ^^
Indonesia kapan ya free klakson. Hehehe.. Duh jadi pengen ke Osaka. Thanks for sharing ya mak..
BalasHapusKalau di Indonesia ya, Mbak. Baru sepersekian detik lampu hijau nyala, udah klakson aja yg di belakang... Heuu... Pengalaman. Asyik jalan2nya, Mbak. Tapi WCnya bikin galau kalau ga bisa bilas. Hihihi
BalasHapusDisana semuanya kyknya serba tertata gtu ya mbak :)
BalasHapusHai Putri,
BalasHapusSalah seorang teman juga kasih masukan, kalau ingin beasiswa, Jepang adalah prioritas utama.
Ayo coba ajukan lagi
Aku baru icip-icip Osaka mbak Shinta
BalasHapusSemoga bisa ke Jepang lagi
Insya Allah
ih...
BalasHapussi mbak, foto sama ceritanya bikin ngiri euy :)
secara, saya baru ke luar negeri ya tetangga sebelah, yang banyak patung singa-nya itu
*semoga bisa nyusul, pengen ke osaka euy
Aku percaya pasti Mas Choirul,bisa!
BalasHapus:D
Wah serunyaaaaa...
BalasHapusIya Japan indah banget, bersih dan teratur serta ramah..
Btw, k Rosanna, Osaka time bukan lbh lambat dr Jakarta time, tp lebih cepat 2 jam krn Jepang di gmt 9, kita di gmt 7.. hehe #Bibiteliti
Salam
www.catatantraveler.com
Aha, kamu benar! Osaka lebih cepat! Cuma karena aku di WITA jadi selisih 1 jam dengan Osaka.
HapusKamu hebat ya, attention to detail!
Haha, aku juga kadang gatel mau foto di imigrasi tapi gak boleh huhuhuu
BalasHapusiya, geregetan yaa. Semakin dilarang semakin tertantang :))
HapusBerharap suatu saat negara kita, juga akan seperti Jepang. Semua teratur, karena pembangunannya dirancang secara konfrehensif :)
BalasHapusInsya Allah. Jepang memang bikin mabuk kepayang :)
Hapuspada tertib di jalan ya, Mbak :)
BalasHapusSangat, mbak.
HapusTakjub melulu saya.
Wah senangnya ke Osaka. Asyik sepi ga ada yg klakson. Ga kayak di sini. Apalagi bis telolet dalam kota suka bunyiin juga...hhhhfff...
BalasHapusTripnya seru banget sih mbaa 😍. Jadi pengen suatu saat ke jepang. Doain yaa. Jepang juga salah satu negara impianku
BalasHapusSEtuju. Jepang memang negara layak kunjung
HapusAduh nggak kebayang mba aku yg ilang dari rombongan, bisa duduk kaky
BalasHapusApa tuh, duduk kaku, kali ya, maksudnya?
HapusWah berarti toilet di Jepang sama dg toilet di negara2 Eropa America ya. Toilet kering. Memang kalau sudah gitu jadi terasa banget culture shock ya yaa
BalasHapusAsli shock and don't know what to do :).
HapusSemoga bisa ke sana juga ya mba, semoga anak saya juga. Ada yang tinggal di sana. Aamiin
BalasHapusWaw ke Osaka. Eh katanya wc di sana canggih banget. Segalanya bisa otomatis. Tapi kalau dalam kanji ya celingak celinguk aja. Hehehe
BalasHapusIni bucket list banget nih!Semoga 2018 bisa ke Jepang, aamiiin
BalasHapus--bukanbocahbiasa(dot)com--
Klakson free..hohoho, kapan Jakarta seperti Jepang ya
BalasHapusMupeng ke Jepang baca ceritanya :)
Nah barusan ada lomba blog BP, hadiah ke Jepang euuiii...
HapusBuruan ke TKP!
:).
widih asyik banget ya ngebolang di Jepang, hu um.. jepang ini merupakan destinasi wisata impian.. udah masuk list negara yang pingin dikunjungi... tapi sampe sekarang belom kesampean.... syeddiiihhh
BalasHapusMoga tahun ini terealisasi ya.
Hapussangat2 teratur ya di jepang mbak^^ ....pingiiin ke jepang dr kecil...sukanya bc2 komik jepang
BalasHapusWah serem juga ya ada herdernya😂 dan harusnya di toilet itu jangan huruf kanji semua kali ya. Kan yg make toilet bukan cuma orang jepang.....
BalasHapushihi...di melbourne juga gitu mba.mana herdernya gede2 lagi.lumayan deg2an juga, khawatir dia tiba2 nyalak depan kita, pan langsung dirubung petugas.alhamdulillah lewat2 aja :)
BalasHapusBerharap suatu hari nanti bisa jga berkunjung ke osaka, btw susah jga kalau WC nggak ada tombol flushnya, cebok seadanya jadinya
BalasHapusWah sudah sampai Osaka Mbak? Hihihih saya selama tinggal disana sebagai pelajar belum pernah sampe ke Osaka. Mahal.... karena kita pelajar kena harga sama dengan penduduk setempat. Kalo turis memang sangat dimanjakan di Jepang.
BalasHapusKemarin ikut tur sama travel agent, tinggal ikut program.
HapusTapi, kayaknya seru juga nih kalau tur atur sendiri...
Pas terpisah dari rombongan gitu, rasanya pasti dag dug dug dah
BalasHapusUntung sesatnya rame-rame.
HapusHahaha, masih aja untung yaaa.
Iya mbak.. Jangankan di jepang, di malaysia klakson juga jarang, kalo sudh sampai klakson berarti sudah parah dan hitungannya offensive alias ngajak ribut... Ngga kaya di indo, dikit2 klakson, hehhehe
BalasHapusSeru yaaa.. Bisa main2 ke Jepang. Jadi pingin.
BalasHapusSeru banget mba, Jepang jadi salah satu negara impianku. Semoga kesampaian suatu saat nanti.
BalasHapusTakjub banget mbak
BalasHapuspengen suatu hari bisa ke Jepang, Amiiinnn
Aaamin, Ya Robbilalaaamin
Hapusya ampun pengen jg ke Jepang kak sptnya seru
BalasHapusSenangnyaaaa ngebolang di Jepang.
BalasHapusseru banget kayaknya, semoga juga bisa ke sana aamiin.
Banyak hal positif yang bisa kita contek dari luar negeri ya, semoga bisa diterapkan di Indonesia, di mulai dari diri kita sendiri :)
Wah asyiknyaaa....semoga aku bisa sampai sana juga suatu saat nanti .
BalasHapusPengalamannya seru sekali mba, senangnya bisa mengunjungi Jepang. Temanku pernah cerita iya WC di jepang gak ada air untuk cebok :D cuma ada tisu.
BalasHapusWuhuuuuu seru banget asli bun, aah ini salah satu negara bucket list nya Ujame bun. Rencana pengen banget tahun depan kesana, semoga kesampaian ya, aamiin
BalasHapusCeritanya seruu, Jepang negara yang ada di wishlist saya. Semoga suatu saat bisa merasakan hal yang sama dengan mbak Anna. Doain yaa mbaak. Hehehe
BalasHapusJepang jadi salah satu negara impian yang ingin kudatangi setelah UEA untuk beribadah ke rumah Allah.
BalasHapusSejak dulu kagum dengan budaya dan karakter orang Jepang yang disiplin dan teratur. Udah gitu jaman SMA ada temen yang terobsesi sama Jepang gitu Mba, jadi aku kayaknya ketularan, hahaha.
Masyaa Allah, mbak seru sekali ceritanya, berasa saya juga terlibat dalamnya... mungkin karena pengen banget yah ke jepang, setiap baca ulasan cerita tentang trip ke jepang, berasa ikut juga hehehe
BalasHapusAhh, senang sekali kalau mba bisa ikut hanyut.
HapusAku juga begitu kalau baca artikel travelling yang mampu buat seperti terlibat, happy banget!
Gak berasa, eh tahu-tahu artikel sudah sampai di ujung cerita.
Wihhh, susah ya mba kalo nggak ada petunjuk bahasa Inggris di toiletnya. Trus aku membayangkan belum sempat cebok, misal BAB, hihiii *misal itu aku mbak. Karena kebiasaan pagi nyari toilet buat BAB
BalasHapusHihihi, aku juga alami hal yang sama mbak.
HapusMungkin aku saja yang belum bisa baca huruf kanji.
Aku percaya pasti ada tombol untuk cebok.
Mau tanya petugas, saat itu masih pagi, mungkin belum datang.
Jadi... ya darurat deh pakai tisu basah, muahahaha...
Aku pengen ke Jepang mbak, kapan ya. Hihihi, bener-bener berasa di Jepang baca ini mbak, disiplin tinggi dan saling pengertian. Semoga Indonesia kelak bisa begini juga ya.
BalasHapusMendengar cerita tentang Jepang bikin takjub kak. Kebayang nyamannya saat berada disana. Masyarakat yang sopan dan mempunyai disiplin tinggi, serta menjaga kebersihan. Bahkan mereka penuh toleransi, membuat wisatawan betah menikmati liburan disana ya kak... Pasti senang bisa mengunjungi Osaka.
BalasHapusAku belum sampai Osaka nih mba.. baru bolak balik ke Tokyo ajaaa hehehe. Di Eropa juga jaraaang banget klakson, kecuali mwmang paraaah banget. Tapi NYC sama seperti Jakarta bisingnya :)
BalasHapusKalau di Tokyo gimana mba?
HapusApakah horn free juga?
Wah kondisi kotanya sudah sangat teratur dan nyaman, malah ga ada suara klakson tapi kok orang-orangnya tetap banyak yang stres ya? Orang Indonesia yang tiap hari tertekan dengan sampah dan klakson bahkan ekonomi sulit, alhamdulillah tingkat bunuh dirinya kecil. Tanya kenapa? wkwkw
BalasHapusYuk, sama-sama kita browsing penyebabnya, mba
HapusBiar lebih afdol :)
Aminn,, aminn,, semoga suatu hari nanti Indonesia bisa teratur dan nyaman kaya Jepang. Btw doaka aku juga ya kak Anna semoga bisa ke Jelang juga hehe.
BalasHapusJepang salah satu negara impiankuu
BalasHapusYa Allah semoga bisa ikutan menjejakkan kaki di sana akuu. Pengennn mbaaa
Saya baru sekali ke Jepang (Tokyo) Nginepnya di Pavilyun KBRI. Maklum pergi sama teman-teman dari Deplu.
BalasHapusTerima kasih infonya.
Salam hangat dari Jombang.
Selama di Tokyo, jalan-jalan ke mana saja, Pak De?
HapusBudaya Indonesia membunyikan klakson di lampu merah itu udah menjadi budaya yang turun temurun ya. Kalau mereka tinggal di Jepang bagaimana yaa hahahaha
BalasHapusWah beda banget dengan isi KRL di mana org kalau nelp keras2 hahaha. Ternyata di Jepang lebih tenang yaaa. Moga2 suatu hari kelak aku bisa nyampai sana. Tiap hari nonron channel waku2 japan mupeng banget pengen liat negara aslinya :D
BalasHapusJepang, salah satu destinasi impianku. Pingin liat sakura mekar, tapi pingin liat salju di jepang juga. Nah looh, berarti harus dua kali main ke sana yaa hahaah. Nabung dulu deh yg kenceng :)
BalasHapusTos, mba.
HapusKudu nabung kencang memang, muahahaha.
Ganbatte!
Mungkin ini yang memudahkan kerja Polisi di sana yaa, kak Anna.
BalasHapusBedanya...kalo ugal-ugalan, sudah bisa dipastikan mengemudi dalam keadaan mabuk.
Kalo di Indonesia, yang ugal-ugalan gak hanya yang mabuk, yang sadar juga...
huhuu~
HIks jadi kangen pengen ke Jepang nih mba. Salah satu negara tujuan saya. Dan smoga suatu saat aku bisa ngebloga ya ke Jepang. Makasih sudah berbagi kisah mba
BalasHapusSaya ada kartu pos banyak soal Jepang
BalasHapusPengen banget ke sana tapi kondisi bujet belum memungkinkan hehe
heheheh kalau liat wajah2 serius kitanya jadi ikutan tegang ya hahahahah tp bagus juga teratur dan disiplin , kita yang berkunjung jadi nyaman
BalasHapusJepang salah satu negara impiankuu
BalasHapusYa Allah semoga bisa ikutan menjejakkan kaki di sana akuu. Pengennn mbaaa. Doain aku mb yaaa.
Asyiknyaaa... Jadi Pinginn jalan2 ke Jepang jugaa....
BalasHapus