Cara Hebat Eksplor Bakat. [Update] Sering menghabiskan waktu dengan anak, tapi masih belum bisa menemukan berlian terpendam?
Hohoho... jangan rendah diri, karena anda tidak sendiri!
Semoga tulisan cara hebat eksplor bakat ini bermanfaat.
Jadi gini, #mimikserius
Satu hal yang perlu di tanamkan, bahwa setiap anak itu unik dan berbeda!
Baik bakat dan minat.
Haa...!
Apa...!
Bakat dan minat, memangnya beda ya?
Ya eeyyalah... #melotot
Padahal baru tahu juga. Hahaha...
Bakat itu sesuatu yang menonjol dalam diri anak, seperti hidung, jerawat dan... stop-stop bukan itu!
Mari kita ulangi ya,
Bakat itu adalah sesuatu yang menonjol dalam diri anak.
Kita bisa mulai
Biasanya bakat itu dibawa sejak lahir dan didapatkan dari genetik orang tua. Misalnya senang menabuh apa saja yang ada disekitarnya, bongkar pasang mainan, bernyanyi, memainkan alat musik atau berlenggak-lenggok bak peragawati.
Menurut para ahli, bakat biasanya terlihat sejak tahun pertama.
Sedangkan minat adalah kesukaan anak terhadap sesuatu. Misalnya, anak suka mendengarkan nyanyian, belum tentu kelak dia bisa menyanyi dengan baik, atau anak suka membaca belum tentu juga nantinya dia bisa menjadi penulis.
Jadi, terlihat jelas sekali peranan orang tua sangat menentukan minat dan bakat ini, mau di bawa kemana #bacasambilnyanyi ya! Hahaha...
Berikut #tips #deteksidini #potensianak
1. Histori prestasiSeperti disebut sebelumnya genetik memang ambil bagian dalam penentuan bakat si kecil.
Yuk, lakukan riset kecil-kecilan tentang prestasi kedua keluarga besar ibu dan ayah.
Contohnya tidak jauh-jauh, aku laa... #uhuk
Dalam hal ini putriku sepertinya mewarisi kecerdasan bahasa yang didapatkan dari aku.
Sejak kecil (pra-sekolah) aku senang sekali berperan sebagi seorang guru.
Yup... bisa ditebak saudara-saudara.
Aku mudah sekali larut dalam peranku. Dinding rumah bagai papan tulis, penuh coretan dan garis. Sepotong kayu atau penggaris siap menemaniku eksis. Seru abis!
Beranjak ke masa SD tampil di pentas sekolah... kecanduanku!
Menjadi pembawa acara, berdeklamasi (istilah dulu) sekarang membaca puisi, memimpin lagu Indonesia Raya saat upacara, atau menyanyikan lagu wajib setiap hari Sabtu mewakili sekolah, karena kompleks sekolahku terdiri dari 4 SD yang berbagi lahan.
Semua kulakoni hari demi hari, dengan senang hati dan selalu tak sabar menantikan momen ini.
Dan aku melakukannya penuh sukacita!
Seperti kecanduan gitu, mau dan mau, lagi-dan lagi.
Bahkan sampai kini! #Eh
Sejak kecil (pra-sekolah) aku senang sekali berperan sebagi seorang guru.
Yup... bisa ditebak saudara-saudara.
Aku mudah sekali larut dalam peranku. Dinding rumah bagai papan tulis, penuh coretan dan garis. Sepotong kayu atau penggaris siap menemaniku eksis. Seru abis!
Beranjak ke masa SD tampil di pentas sekolah... kecanduanku!
Menjadi pembawa acara, berdeklamasi (istilah dulu) sekarang membaca puisi, memimpin lagu Indonesia Raya saat upacara, atau menyanyikan lagu wajib setiap hari Sabtu mewakili sekolah, karena kompleks sekolahku terdiri dari 4 SD yang berbagi lahan.
Semua kulakoni hari demi hari, dengan senang hati dan selalu tak sabar menantikan momen ini.
Dan aku melakukannya penuh sukacita!
Seperti kecanduan gitu, mau dan mau, lagi-dan lagi.
Bahkan sampai kini! #Eh
Tahukah engkau?
Aku mendapatkannya itu semua dari... ibuku!
So... once again! Genetic does matter in talent!
Betul, bakat itu bagai berlian terpendam.
Sebagai orang tua kita harus jeli dan jernih mengamati potensi.
Mulai sekarang ayo coba eksplor apa histori prestasi keluarga besar kita!
2. Stimulasi potensi
Sedapat mungkin hindari trial dan error!
Tak perlu memasukkannya ke berbagai les atau kursus untuk mengetahui bakat buah hati.
Tak perlu memasukkannya ke berbagai les atau kursus untuk mengetahui bakat buah hati.
Caranya?
Langsung saja tanya anak, apakah dia menikmati kegiatan ini?
Jika anak menyukai dan melakukannya dengan segenap semangat dan energi, dapat dipastikan itulah bakat yang kita nanti-nanti.
3. Atensi Orang Tua, so pasti!Bagaimana?
Curahkan perhatian dan jadilah partner yang menyenangkan!
Memberikan sarana dan prasarana, meluangkan waktu saat latihan, mendampingi saat mengikuti berbagai kompetisi, dan menjadi supporter di barisan pertama lengkap dengan atributnya (kalau perlu!) dan tentu saja seksi dokumentasi dalam bentuk foto atau video.
Karena kita tidak pernah tahu kejutan serta momen apa yang bakal kita dapatkan dalam setiap kompetisi yang mungkin takkan pernah terulang kembali.
Memberikan sarana dan prasarana, meluangkan waktu saat latihan, mendampingi saat mengikuti berbagai kompetisi, dan menjadi supporter di barisan pertama lengkap dengan atributnya (kalau perlu!) dan tentu saja seksi dokumentasi dalam bentuk foto atau video.
Karena kita tidak pernah tahu kejutan serta momen apa yang bakal kita dapatkan dalam setiap kompetisi yang mungkin takkan pernah terulang kembali.
Ever!
Intinya selalu ciptakan kondisi mendukung terutama saat buah hati mengikuti kompetisi.
Misalnya tidak menyalakan TV saat buah hati berlatih baca puisi atau berdongeng.
Jadilah pendengar yang kritisi.
Untuk itu... yup harus banyak memperkaya diri.
Membaca... kakaaa...
4. Komitmen dan KonsistenKomitmen dan konsisten syarat mutlak untuk mencuatkan bakat!
Karena dari proses deteksi, stimulasi, atensi dan akhirnya berprestasi memerlukan waktu dan latihan.
Anak dan orang tua bagai dua mata rantai bertaut agar bakat tak tergerus.
Tergerus?
Ini memang berita buruk!
Bakat bisa tergerus dan tumpul. Laksana pisau. Ia perlu di asah terus-menerus. Tiada hari tanpa belajar setiap hari. Tanpa henti!
Bakat bisa tergerus dan tumpul. Laksana pisau. Ia perlu di asah terus-menerus. Tiada hari tanpa belajar setiap hari. Tanpa henti!
So, inti dari tulisan ini adalah bahwa minat dan bakat, bukan hal yang mudah didapat.
Bukan proses instan, melainkan perlu waktu, dan latihan. Tambahkan juga disiplin, ulet, tekun dan anti bosan!
Bagai rumus matematika perbandingan lurus, makin sering latihan, makin sering mengikuti kompetisi, potensi buah hati pasti akan semakin teruji dan siap-siap panen prestasi!
Bukan proses instan, melainkan perlu waktu, dan latihan. Tambahkan juga disiplin, ulet, tekun dan anti bosan!
Bagai rumus matematika perbandingan lurus, makin sering latihan, makin sering mengikuti kompetisi, potensi buah hati pasti akan semakin teruji dan siap-siap panen prestasi!
Percayalah "hasil tidak akan pernah menghianati kerja keras!"
Sekali lagi, semoga tulisan berbagi pengalaman cara hebat eksplor bakat ini bermanfaat ya.
Ganbatte!