Tumbuh dan Berkembang Bersama BCA."Buntu, aku buntu!"
Haa..!
Kenapa? Ada apa? Suara itu bersahut-sahutan, berkejaran di benakku.
Ini soal lomba. My BCA Experience Blog Competition, tepatnya!
Eaaalaaa... kirain soal nyawa.
Lho, ini juga urusan genting, tahu! Menyangkut dapur, sumur dan kasur. Eh enggak ding dapur aja.
Jadi gini,
Tahukah kamu?
Ngggaaakkk....
Kadang kala saat BW (blogwalking) itu pintu rezeki sedang dibuka. Iya, BW itu identik dengan silatuhrahmi. Dan Allah sudah berjanji siapa yang memperpanjang silatuhrahmi akan dibukakan rezeki bahkan dari pintu yang takkan pernah kita sadari. Setuju?
Percis inilah yang aku alami. Saat BW di blog sahabat aku membaca postingan lomba. Berikutnya aku langsung memutar otak, cieeee (belagu amat yak!), kira-kira cerita apa yang layak disunting agar mampu bersanding dengan persyaratan lomba.
Kudu melampirkan pengalaman pribadi atau review dengan salah satu produk BCA dong, tentu saja!
Nah, ini dia!
Soalnya tidak punya stok foto atau tepatnya jarang banget berfoto saat transaksi beraksi.
Berhari-hari aku tak bisa move on dari kebuntuan ide. Terutama saat aku berada di depan notebook. Aku malah semakin terpuruk.
Sampai suatu hari di Minggu pagi saat mencuci pakaian, iya, saat mencuci pakaian cint, ide jatuh bagai cucuran hujan.
Berarti memang betul ya, kadang kala kita harus mundur agar bisa maju. Mundur dari depan notebook dan berganti aktivitas sesekali.
Sampai suatu hari di Minggu pagi saat mencuci pakaian, iya, saat mencuci pakaian cint, ide jatuh bagai cucuran hujan.
Berarti memang betul ya, kadang kala kita harus mundur agar bisa maju. Mundur dari depan notebook dan berganti aktivitas sesekali.
"Sebaiknya ceritakan saja pengalaman sejak awal memakai BCA, tumbuh, berkembang dan masih tetap bersama BCA sampai sekarang"Suara itu datang lagi, kali ini bertalu-talu menggempurku. Agaknya sanubari tak kuat lagi menampung beban ini.
Maka disini cinta eh cerita pertama kali aku awali.
***
Masa Kuliah
"Ann, ada pendaftaran pengajuan beasiswa lho, tertarik?" ujar salah seorang dosen bagian kemahasiswaan saat aku membaca papan pengumuman di kampus. Ini dia info yang aku cari dari tadi.
"Mau dong, Pak"
"Tadi saya sempat lihat draft pengumumannya. Coba temui ibu di bagian administrasi di lantai satu dan tanya persyaratannya ya, good luck!"
Sampai detik ini aku tak akan lupa pada beliau yang telah membantu membuka pintu rezeki dan menginspirasi untuk berkenalan dengan perbankan. Iya, aku lulus seleksi dan berhak mendapat beasiswa.
Sampai detik ini aku tak akan lupa pada beliau yang telah membantu membuka pintu rezeki dan menginspirasi untuk berkenalan dengan perbankan. Iya, aku lulus seleksi dan berhak mendapat beasiswa.
Itulah awal mula aku berkenalan dengan BCA.
Bank yang ditunjuk sebenarnya adalah sebuah bank pemerintah. Namun mohon maaf bukan bermaksud untuk mendiskreditkan, zaman itu bank pemerintah masih identik dengan staff yang pelit senyum, kaku dan menurutku kalau tidak terpaksa sekali rasanya aku malas banget berurusan dengan bank itu.
Jadi aku putuskan untuk buka rekening dari bank lain juga. Opsi B, gitu deh ceritanya!
Saat itu BCA adalah bank swasta yang terbesar dan gampang ditemukan di kotaku. Bangunanya yang khas dan terkesan megah langsung membelit hatiku. Jadilah aku di suatu pagi dengan berpakaian rapi dan dandan secantiknya mencoba mengadu nasib berurusan lagi dengan bank, kali ini dengan BCA.
Aku langsung terkesan dengan pelayanannya. Hanya dengan senyum aku luluh dan jatuh tak bisa bangkit lagi. Bayangkan betapa magisnya sebuah senyuman. Urusan lain bisa ngantri belakangan. So, jadikan senyuman pakaian terbaikmu, ya kawan!
Meski tabunganku tak pernah banyak, maklum masih mahasiswi kakaaa, aku akan berusaha datang bak orang gedongan (waduh, maksudnya bawa-bawa gedung yaa?). Minimal sebulan sekali dan guess what, aku dandan ala-ala karyawan bank, gitu. Pakai atasan dengan bawahan gelap. Aku terhipnotis dengan seragam mereka yang modis, sungguh!
Saat itu hanya buku tabungan yang menjagi pegangan. Mesin ATM dan kartu masih dalam angan-angan.
Saat itu hanya buku tabungan yang menjagi pegangan. Mesin ATM dan kartu masih dalam angan-angan.
Menjadi Karyawan dan Menikah
Saat pertama kali bekerja, perusahaan juga meminta akun BCA, klop deh! Senang banget.
Aku lupa kapan percisnya (sepertinya di era 90-an) saat pertama kali menggunakan ATM. Aduhai hatiku berbunga-bunga saat berhasil melakukan transaksi pertama. Cek saldo, kakaa... Iya cuma dengan cek saldo aku berasa jadi hero.
Sampai di rumah aku masih asyik dengan kartu ATM BCA, membelai, bolak-balik memeriksa fisik dan masih terkagum-kagum dengan teknologi cerdas ini. Katrok yaaa... Hmmm, biarin deh. Aku yakin kamu pasti lagi senyum juga di bagian ini.
Aku lupa kapan percisnya (sepertinya di era 90-an) saat pertama kali menggunakan ATM. Aduhai hatiku berbunga-bunga saat berhasil melakukan transaksi pertama. Cek saldo, kakaa... Iya cuma dengan cek saldo aku berasa jadi hero.
Sampai di rumah aku masih asyik dengan kartu ATM BCA, membelai, bolak-balik memeriksa fisik dan masih terkagum-kagum dengan teknologi cerdas ini. Katrok yaaa... Hmmm, biarin deh. Aku yakin kamu pasti lagi senyum juga di bagian ini.
Menjadi karyawan di tengah hutan rimba Kalimantan dan suami tetap di kota, kami mengalami sedikit kesulitan. Terutama saat buku sudah ingin diganti dan aku masih bekerja di tengah belantara sunyi. Akhirnya kami putuskan untuk membuat joint account, jadi siapa saja di antara kami bisa pergi ke cabang BCA dan melakukan tindakan administrasi.
Aku ingat sekali, di era ini juga BCA setelah alami deregulasi terus mengembangkan jaringan cabang-cabang secara agresif. Jadi lebih mudah menemukannya. Sangat membantu!
Mesin ATM BCA juga mulai banyak ditemukan. Pengembangan jaringan dan fitur ATM dilakukan secara intensif, menjalin kerjasama dengan berbagai institusi terbuka. Aku langsung pakai untuk bayar tagihan PDAM.
Saat itu untuk mengirim uang kuliah adik yang berbeda domisili aku juga gunakan fasilitas transfer via ATM. Jadi uang langsung diterima. Beda saat zaman aku kuliah masih pakai wesel dan harus pergi ke kantor pos untuk mencairkannya.
Jadi bisa dibilang aku juga mewariskan hal ini kepada adik-adikku. Menabung dan bertransaksi dengan fasilitas BCA.
Internet Banking
BCA adalah Bank Indonesia pertama yang berani meluncurkan produk ini secara masif! Dan aku termasuk yang terpaut dengan teknologi ini. Bukan hanya keren, teknologi ini bisa menghemat waktu dan tenaga.
Sejujurnya saat itu yang terpikir hanya satu kata, keren! Bayangkan bagai punya bank sendiri dan bisa diakses kapan dan di mana saja sejauh layanan internet masih ada. How cool is that! Mau transfer, cek saldo atau bayar tagihan saat dini hari, dimana semua orang masih tidur, juga hayyuk!
Tak perlu bawa uang tunai ke mana-mana. Aman dan praktis!
Sehubungan berkembangnya fenomena belanja online apalagi aku gemar melakukan perjalanan, aktivasi keyBCA serta BCA Klikpay juga aku lakoni. Mudah, praktis, aman dan nyaman.
Khusus BCA Klikpay kita kudu memiliki fasilitas klikBCA individu atau BCA Card. Tertarik? Langsung deh registrasi Internet Banking BCA di ATM atau cabang BCA terdekat.
Sesekali aku juga nikmati diskon khusus dibeberapa merchant yang adakan promosi. Lumayan buat nambah uang pulsa di penghujung bulan, kakaa...
Bahkan untuk urusan pembayaran monetize blog beberapa agensi lebih toleran dengan nasabah BCA, honor pun jadi free horor alias kagak dipotong untuk alasan transfer beda bank. Senangnya jadi nasabah BCA.
Aku juga punya pengalaman menarik beberapa waktu lalu. Saat mengantri untuk ganti buku. Karena datang agak siang dan semua staf masih sibuk aku langsung menunggu sambil membaca beberapa majalah, namun sayang majalahnya sudah terbitan lama. Boleh dong kasih masukan ya, kalau bisa majalahnya yang terkini jadi beritanya tidak basi.
Eh jadi lupa...!
Saat menunggu itu tiba-tiba aku didatangi seorang staf yang seragamnya berbeda dengan staf customer service lainnya. Mas yang ini berpakaian necis ala bankir lengkap dengan gadget mirip ipad di tangan dan senyuman tak pernah lekang dari wajahnya. Keren sekali!
"Bisa saya bantu, bu?"
"Eh, anu... saya mau ganti buku"
Selanjutnya, jadilah hari itu saya dilayani tanpa antri. Aku lupa itu nama programnya apa ya, BCA?
Etapi aku mau curhat nih, belum pernah sekalipun aku memenangkan undian gebyar BCA yang hadiahnya bikin ngiler tingkat dewa.
Nah, siapa tahu ada Bapak CEO BCA baca ceritaku dan khilaf, terus periode berikut aku yang jadi pemenangnya. Hahaha...
Iya... terus... terusin deh berhalunisasi mumpung gratis, xixixixi...
Semoga pengalaman pribadi aku tumbuh dan berkembang bersama BCA bermanfaat ya.
Jadi, kapan kamu buat akun di BCA?
Saat itu untuk mengirim uang kuliah adik yang berbeda domisili aku juga gunakan fasilitas transfer via ATM. Jadi uang langsung diterima. Beda saat zaman aku kuliah masih pakai wesel dan harus pergi ke kantor pos untuk mencairkannya.
Jadi bisa dibilang aku juga mewariskan hal ini kepada adik-adikku. Menabung dan bertransaksi dengan fasilitas BCA.
Internet Banking
BCA adalah Bank Indonesia pertama yang berani meluncurkan produk ini secara masif! Dan aku termasuk yang terpaut dengan teknologi ini. Bukan hanya keren, teknologi ini bisa menghemat waktu dan tenaga.
Sejujurnya saat itu yang terpikir hanya satu kata, keren! Bayangkan bagai punya bank sendiri dan bisa diakses kapan dan di mana saja sejauh layanan internet masih ada. How cool is that! Mau transfer, cek saldo atau bayar tagihan saat dini hari, dimana semua orang masih tidur, juga hayyuk!
Tak perlu bawa uang tunai ke mana-mana. Aman dan praktis!
Sehubungan berkembangnya fenomena belanja online apalagi aku gemar melakukan perjalanan, aktivasi keyBCA serta BCA Klikpay juga aku lakoni. Mudah, praktis, aman dan nyaman.
Khusus BCA Klikpay kita kudu memiliki fasilitas klikBCA individu atau BCA Card. Tertarik? Langsung deh registrasi Internet Banking BCA di ATM atau cabang BCA terdekat.
Sesekali aku juga nikmati diskon khusus dibeberapa merchant yang adakan promosi. Lumayan buat nambah uang pulsa di penghujung bulan, kakaa...
Bahkan untuk urusan pembayaran monetize blog beberapa agensi lebih toleran dengan nasabah BCA, honor pun jadi free horor alias kagak dipotong untuk alasan transfer beda bank. Senangnya jadi nasabah BCA.
Aku juga punya pengalaman menarik beberapa waktu lalu. Saat mengantri untuk ganti buku. Karena datang agak siang dan semua staf masih sibuk aku langsung menunggu sambil membaca beberapa majalah, namun sayang majalahnya sudah terbitan lama. Boleh dong kasih masukan ya, kalau bisa majalahnya yang terkini jadi beritanya tidak basi.
Eh jadi lupa...!
Saat menunggu itu tiba-tiba aku didatangi seorang staf yang seragamnya berbeda dengan staf customer service lainnya. Mas yang ini berpakaian necis ala bankir lengkap dengan gadget mirip ipad di tangan dan senyuman tak pernah lekang dari wajahnya. Keren sekali!
"Bisa saya bantu, bu?"
"Eh, anu... saya mau ganti buku"
Selanjutnya, jadilah hari itu saya dilayani tanpa antri. Aku lupa itu nama programnya apa ya, BCA?
Etapi aku mau curhat nih, belum pernah sekalipun aku memenangkan undian gebyar BCA yang hadiahnya bikin ngiler tingkat dewa.
Nah, siapa tahu ada Bapak CEO BCA baca ceritaku dan khilaf, terus periode berikut aku yang jadi pemenangnya. Hahaha...
Iya... terus... terusin deh berhalunisasi mumpung gratis, xixixixi...
Semoga pengalaman pribadi aku tumbuh dan berkembang bersama BCA bermanfaat ya.
Jadi, kapan kamu buat akun di BCA?