Ternyata menurut seorang pakar yang mengasuh rubrik keuangan di sebuah tabloid Mas Safir Senduk, menabung dulu, belanja kemudian!
"Apa...!"
Aku masih ingat jelas ekspresi aku saat itu. Tak percaya dan sangat tidak bisa menerima! Meski belum sampai mencak-mencak atau kayang di rumah sih, hahaha...
Setelan inhale dan exhale, beberapa kali dan membaca artikel itu berulang-ulang, perlahan kewarasan singgah dan alhamdullillah kini menetap di hati dan menjadi bagian dari gaya hidup.
Ternyata oh ternyata konsep itu, mulia sekali!
Masih menurut Mas Safir orang kaya itu bukan yang paling banyak uangnya tapi yang paling banyak investasinya. Nah loe!
Sebagai contoh misalnya jika punya gaji 5 juta, sepuluh persennya kudu ditabung, kira-kira 500 ribu laa. Baru sisanya dibagi-bagi sesuai pos masing-masing.
Eh, baidewei, ini masih momen lebaran ya...?
Mohon maaf lahir batin dulu dong ya ^^.
Apa kabar dengan uang THR? Aman terkendali? Atau malah sudah menguap sama sekali? Hihihi...
Biasanya memang momen libur panjang atau hari besar agama sering buat kita terlena ya untuk mengeluarkan uang banyak.
Hal ini bisa dimaklumi karena kesempatan bisa berkumpul bersama sanak keluarga di kampung adalah kebahagian tersendiri.
Namun kita tetap harus bisa mengendalikan pengeluaran selama lebaran, agar kelak tidak terjebak lilitan utang.
Jadi, kudu pandai-pandai laa mengatur keuangan terutama menghadapi momen-momen spesial seperti ini ya.
Nah, ada satu lagi perencana keuangan ternama tanah air, Mas Deni Ferdian berkenan berbagi 5 kiat jitu menghemat uang selama lebaran.
"Ayo, siapkan alat tulis menulis, bu-ibu, terus tempel di kulkas, atau bisa juga masukkan ke air dalam gelas, kunyah dan telan, ya!"
Hahaha... gak ding, bercanda itu yang bagian terakhir ^^.
Kembali ke laptop!
Ini dia 5 kiat jitu menghemat uang selama lebaran.
1. Siapkan Rencana Pengeluaran
Kayaknya ini tanpa aku sadari, sudah sering deh aku eksekusi.
Biasanya setiap ada rencana jalan-jalan misalnya, apalagi untuk mudik lebaran yang membutuhkan dana besar, sudah pasti alur pengeluaran dana sudah terbayang-bayang, hahaha.
Manfaat pemetaan pengeluaran lewat catatan pengeluaran adalah untuk memudahkan pengelolaan keuangan selama mudik lebaran.
Singkatnya, sudah ada bayangan gitu lho, kira-kira berapa besar dana pengeluaran kelak.
2. Klasifikasikan Biaya Pengeluaran
A. Biaya Transportasi
Untuk keluargaku, biaya inilah yang paling besar!
Tinggal di kota Balikpapan Kalimantan Timur, untuk sampai ke Medan, kami harus transit dulu ke Jakarta atau Batam, baru deh terbang ke Kualanamu di Sumatera Utara.
Selanjutnya menginap beberapa hari di rumah adik di Lubukpakam kemudian melanjutkan perjalanan melewati Parapat, salah satu kota dari 5 lokasi terbaik menikmati Danau Toba agar bisa sampai ke kampung halaman babang suami di Barus, Tapanuli Tengah, masih di Sumatera Utara juga, di mana momen piknik seru ke pulau tanpa penghuni sudah menanti.
Untuk menekan biaya ini, salah satu cara adalah dengan mencari tiket pesawat murah, kereta api, bis atau kapal api.
Pos pengeluaran yang harus dicatat selanjutnya adalah biaya penyewaan mobil, bahan bakar, makan minum selama perjalanan dan pengeluaran tidak terduga lainnya. Ini penting agar tidak terjadi over budget, atau kelebihan dana pengeluaran.
B. Biaya Akomodasi
Meski harus melakukan perjalanan selama 9 jam untuk sampai ke kampung, biasanya kami jarang menginap selama perjalanan.
Tapi, seperti kata pepatah tak ada yang pasti dalam hidup ini.
Apalagi jika kita menggunakan transportasi mobil pribadi, seringkali hal yang tak diprediksi, malah terjadi.
Untuk itu mengalokasikan biaya akomodasi is a must!
Jika ada dana berlebih, boleh deh nginap di hotel atau resor, sekaligus rekreasi bareng keluarga. Family time gitu lho. Namun menginap di losmen terjangkau, kenapa tidak, lebih hemat! ^^.
C. Biaya Rekreasi
Nah ini dia primadonanya!
Biasanya saat lebaran atau hari libur, biaya rekreasi ikut-ikutan terdongkrak. Apalagi kalau bolang bareng keluarga besar. Hmmm, kepala pun jadi ikut-ikutan gatal ya, hahaha...
Penting untuk memasukkan komponen biaya transportasi, tiket masuk, jumlah anggota keluarga yang ikut, biaya makan minum dan juga biaya tak terduga lainnya.
Pastikan membawa dana cukup atau cari tahu apakah ada ATM di dekat lokasi rekreasi.
D. Biaya 'THR'
Maksudnya di sini adalah biaya yang biasanya dibagi-bagikan saat lebaran, tepatnya seperti uang angpao.
Pos pengeluaran ini bisa membengkak jika tidak ditata dengan tepat.
Pastikan memberikan kepada orang paling membutuhkan agar manfaat lebih didapatkan!
2. Gunakan dana THR
Berbahagilah kamu yang punya dana THR ^^.
Aku sendiri sudah sejak tahun 2011 tidak mendapatkan dana seperti ini lagi, hiksss, Hehehe...
Nah, jika memungkinkan gunakan dana THR untuk biaya mudik lebaran. Jadi, untuk pos pengeluaran bulan depan, tak perlu risau lagi, karena gaji bulan depan sudah menanti.
Jadi, sekali lagi, pemetaan pos pengeluaran seperti pada poin satu di atas adalah krusial, agar keseimbangan pengeluaran dan pemasukan tetap terjaga dan stress pasca lebaran mampu kita abaikan ^^.
3. Bawa Uang Tunai Secukupnya
Trik ini biasanya selalu berhasil melawan godaan untuk menekan pengeluaran.
Dalam perjalanan mudik lebaran kita sering tergoda membeli, memuaskan keinginan, bukan sesuai kebutuhan. Membawa uang tunai secukupnya bisa menekan nafsu konsumtif ini. And usually it works for me ^^.
Kartu ATM, kartu kredit dan kartu debit lainnya masih bisa kog jadi penumpang di dompet, namun hanya untuk keadaan darurat. Pastikan kita patuhi aturan ini!
4. Sediakan Dana Darurat
Saat lebaran kita cenderung terpancing mengeluarkan dana lebih besar dari biasanya.
Untuk itu menyiapkan dana darurat, jadikanlah kebiasaan!
Namanya juga dana darurat, jadi harus digunakan untuk kondisi darurat dong ya.
Agar tidak tergoda menggunakan dana darurat ini, gunakan tabungan tanpa kartu ATM, di mana kita tidak leluasa untuk menarik dananya.
Aku pribadi menggunakan asuransi investasi unit link untuk dana darurat ini. Proses pencairannya yang butuh waktu sangat membantu agar terhindar dari godaan menggunakannya, hehehe.
Iya, kadang kita perlu bantuan untuk 'mendisiplinkan' diri sendiri, ya!
5. Disiplin Mengelola Keuangan
Pernah kecewa saat buah hati atau diri sendiri tidak disiplin?
Begitu juga dengan tidak disiplin mengelola keuangan. Percayalah, cepat atau lambat, akan membuahkan kekecewaan, pada akhirnya!
Iya,semua 5 kiat jitu menghemat uang selama lebaran di atas hanya rencana tinggal rencana jika kita mengabaikan disiplin saat mengelola keuangan.
Jadi, sekali lagi, sikap disiplin mengelola keuangan adalah vital dan krusial!
Apa kamu punya cara lain selain 5 kiat jitu menghemat uang selama lebaran di atas?
Yuk, berbagi!
Memang harus disipkin to kadang itu yg susah
BalasHapusMemang perlu niat yang teguh dan konsisten kalau soal menghemat pengeluaran yaa...
HapusTapi, aku percaya, kita pasti bisa!
makasih niat yang memang butuh usaha keras
BalasHapusSetuju.
HapusBiasanya, kerja keras tidak pernah mengkhianati hasil!
Pengeluaran pada waktu Lebaran itu sebetulnya bisa dihemat kalau rekreasi sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari. Misalnya kalau kita ingin berekreasi ke Taman Sibolangit, sudah jauh-jauh hari kita cari tahu berapa harga tiket masuknya, apakah ada diskon. Merencanakan jauh hari berarti ada waktu untuk mencari harga penginapan yang bisa mengakomodasi jumlah anggota keluarga yang ikut. Karena umumnya harga-harga naik itu sebab pemesanan untuk sewa juga mendadak.
BalasHapusIni semakin membuktikan, bahwa perencanaan memang amat berperan.
HapusKrn saya termasuk orang yg hemat, uang THR syukuuur bngt bisa dialokasikan ke beli perabot rumah yg blm kebeli
BalasHapusSetuju.
HapusPenting banget memang pengelolaan THR agar lebih tepat guna ya, mbak.
Sudah dipersiapkan matang2... eh ujung2nya membengkak juga hahaha.... saya termasuk orang yg susah sekali bisa konsisten utk masalah keuangan
BalasHapusGodaan sering mendera yaaa...
HapusMari sama-sama cari pemuntahnya ^^