Ssst! Begini Lho Karakteristik Wisatawan Tiongkok . Sebuah pesan 'terusan' masuk lewat WAG Blogger Balikpapan.
Tentang acara "Bimbingan Teknis - Sinergitas Promosi Pariwisata Pasar China Dengan Pelaku Industri Pariwisata"
Mataku sih langsung fokus sama 'Pasar China'. Memangnya ada Pasar China ya di Balikpapan?
Namun jauh di lubuk hati aku sudah tak yakin dengan hipotesa konyolku ini.
Lalu iseng aku ketik di google pakai kata kunci "Sinergitas Promosi Pariwisata Pasar China Dengan Pelaku Industri Pariwisata"
Ternyata eh ternyata, beberapa artikel sudah tayang. Bimbingan teknis sejenis ini juga sudah dilaksanakan di beberapa kota di Indonesia seperti Medan dan Semarang.
Olala... ini tentang bagaimana kiat merebut pasar pariwisata China/Tiongkok!
Duh, terbukti betapa konyol hipotesa awalku, hihihi...
Selanjutnya aku mencari asal muasal pesan 'terusan' WAG tadi.
Ternyata berasal dari akun instagram @balikpapan_city yang kerap menjadi mitra ibu Hetifah Sjaifudian, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, terutama yang berkaitan dengan komunitas media sosial.
Ini adalah kali kedua aku mendapat info acara bagus seperti ini karena kerap kepo-in instastory @balikpapan_city.
Baidewei, subway, tulisan ini akan agak panjang dan berbau akademis, jadi, waspadalah, waspadalah!
Saran aku sih sediakan camilan, tahukan? Itu lho cecudah celapan cebelum cepuluh, camilan! ^^
Kembali ke laptop!
Biar tidak saltum alias salah kostum aku DM deh mimin @balikpapan_city. Ternyata acara ini ga pakai dress code. So dengan nge-jins dan atasan casual aku siap sekolah lagi ^^
Rasanya sudah lama banget tidak mengikuti acara seperti ini. Pakai acara nginap satu malam di Hotel Grand Tjokro Balikpapan, lho, asli bikin kepo!
So, you guys can imagine betapa antusiasnya aku!
Yup! Jam 11 teng aku sampai deh di lobi hotel. Langsung ke resepsionis tanya lokasi acara dan minta password wifi, xixixi... ^^
Aku lalu diarahkan ke ballroom Sapphire.
Sesampainya di sana, tak satu pun staff yang aku kenal, belakangan aku ketahui ternyata panitia inti, semuanya diboyong dari Kementrian Pariwisata Jakarta.
Mereka masih "touch up" venue di sana-sini. Mengatur OHP (overhead projector), memeriksa mike, tes-tes... dan sebagainya.
"Silahkan duduk dulu bu" Seorang panitia mempersilahkan aku sambil tersenyum manis.
"Registrasi dimulai baru jam 1 nanti, usai sholat Jumat," kata si mba menambahkan
"Beklah, mba, terimakasih!"
Sambil menunggu acara, aku membuka tas mengambil notebook, membuka blog sambil cek ombak, hahaha... lumayan atuh la, buat pageviews!
Waktu berlalu tanpa terasa. Tahu-tahu sudah masuk waktu sholat zuhur.
Usai sholat, aku menghampiri panitia dan bertanya apakah sudah bisa makan siang, karena aku lihat hidangan sudah tersaji rapi dan perut sudah mulai demo, saudara-saudara! ^^
"Silahkan, bu"
Beklah!
Hidangan kali ini sederhana namun menggugah selera.
Sepiring mie goreng plus sambal dan kerupuk sudah pindah ke dalam perut sekarang, hahaha, plus satu mangkuk kecil es cendol segar. Alhamdullillah. Rasanya aku siap bertarung ne! ^^
Peserta yang terdiri dari berbagai komunitas seperti pelaku UMKM, YouTuber, pemilik/pengurus objek wisata di Balikpapan, perwakilan akun instagram komunitas netizen dan aku sendiri, blogger
Aku juga bertemu Vicky Siburian, sahabat lama dari Kelas Inspirasi, punya kenalan baru Candra Area Coordinator Oleh-Oleh Balikpapan, Gulung Jenebora dan mba Weny praktisi UMKM yang piawai membuat cake dan cookies.
Acara agak molor dimulai jam 13.30, itu juga setelah MC Reval Zulfi, Duta Wisata Manuntung tahun 2014 yang kini berdinas di Sekretariat PemKot Balikpapan memanggil para peserta untuk memasuki ruangan.
Usai menyanyikan lagu Indonesia Raya dan berdoa, acara pun dimulai!
Bapak Djum'ali yang mewakili Bapak Walikota Balikpapan membacakan sambutan tertulis yang intinya sangat mendukung adanya kegiatan positif seperti ini.
Selanjutnya Ibu Irma Nurmayanti mewakili Kepala Dinas Pariwisata Balikpapan membeberkan potensi beberapa tempat pariwisata di Balikpapan seperti Pantai Kemala, Pantai Lamaru, Pantai Manggar, Pantai Kilang, Penangkaran Buaya, Batu Dinding Borneo, Bukit Bangkirai dan lain-lain.
Agar lebih afdol dan nampol, monggo search aja pakai keyword "tempat wisata hits di Balikpapan".
Tak kurang ada 40 lokasi. Gak percaya? Buruan browsing, xixixi...
Selanjutnya, sambutan atau tepatnya curhat dari Pak Joko Purwanto, Direktur Badan Promosi Wisata Daerah Balikpapan!
Kalimantan Timur, dengan luas hutan tropis yang tersisa 60-75% sesungguhnya merupakan modal luar biasa untuk tujuan wisata minat khusus seperti ekowisata dan wisata petualangan.
Terdapat 10 kabupaten dengan potensi wisata yang sangat besar namun belum memberikan hasil signifikan karena kurangnya sinergi antar stakeholder.
Kurangnya semangat pengelolaan daerah serta aset wisata juga mengakibatkan rendahnya kinerja dan daya saing daerah tujuan wisata. Otomatis kreativitas juga ikut terjun bebas!
Pasar China atau Tiongkok memang sangat ideal dijadikan leading sector pariwisata di Balikpapan.
Tentu saja faktor utamanya karena Balikpapan memiliki bandara internasional namun ironisnya tidak memiliki rute internasional kecuali Silk Air tujuan Singapore itupun tidak bisa berangkat setiap hari.
Yup, sungguh ironis sekali ya!
Di bagian akhir Pak Joko berbagi informasi tentang Pulau Balabalagan.
Meski secara administrasi termasuk dalam daerah Sulawesi Barat namun akses dari Balikpapan ke pulau ini relatif lebih dekat dijangkau.
Jika menggunakan kapal biasa, waktu tempuh sekitar 10-12 jam. Hal ini tentu saja kurang efektif ya, karena maksimal orang bisa menikmati perjalanan itu biasanya hanya 6 jam, itupun jika pakai pesawat terbang. Sedangkan jika ditempuh dengan jetfoil (sejenis feri cepat) bisa dipangkas menjadi 2-3 jam.
Ketika Pak Joko mengutarakan niatnya untuk melalak ke Pulau Balabalagang ini, banyak peserta yang mengacungkan tangan untuk join, termasuk aku, hahaha...
"Mari kita berdoa semoga ada investor yang tertarik ya," imbuh Pak Joko lagi.
Di bagian terakhir curhatnya Pak Joko menghimbau betapa pentingnya sinergitas promosi wisata, terutama, antara legislatif, eksekutif dan semua pihak yang terlibat dalam industri pariwisata!
Sesi tanya jawab sesi pertama didominasi curhat peserta. Tentang perlunya peningkatan infrastruktur di tempat wisata seperti akses masuk, kualitas jalan dan tentu saja sinergitas stakeholder pariwisata termasuk perhatian serius dari jajaran pemerintah Balikpapan serta komunitas agar upaya menggalakkan sektor pariwisata tidak hanya sekedar jargon dan jargon semata!
Selanjutnya materi dari Bapak Budi Setiawan, Dosen STP Sahid Jakarta!
Sebelum memulai sesi, Pak Budi mengajukan beberapa pertanyaan untuk menghangatkan suasana seperti siapa saja yang sudah pernah mengikuti pelatihan sejenis ini, yang memiliki usaha pariwisata, non pariwisata, siapa yang dari asosiasi pariwisata, dari akademisi serta yang dari desa wisata termasuk Pokdarwis.
Terus terang baru kali ini aku tahu tentang Pokdarwis, karena kebanyakan bertapa di depan notebook, hahaha...
Ayo siapa yang mau tos sama akuh?
Yup, Pokdarwis adalah.... Kelompok Sadar Wisata!
Selanjutnya, foto Presiden Jokowi mengawali sesi kedua ini.
Fix, tourism is a Leading Sector, officially!
Asyik! Jadi semangat ne nulis tentang travelling! ^^
Apalagi konfirmasi dari slide yang berikut ini.
Dan ini!
Terutama dari info grafis terakhir ini, jelas banget ya, kenapa penting banget sinergitas promosi pariwisata itu!
Melibatkan banyak stakeholder!
Mulai dari transportasi, akomodasi, atraksi dan souvenirisasi. Ah yang terakhir mah agak lebay ya, Maksudnya souvenir, giccu. Ceritanya, mau main diksi, gitu lho! ^^
Aku suka banget sama infografis dari Pak Budi ini. Cerdas, ringkas, informatif!
Apalagi saat membawakan materi. Energik dan komunikatif!
Terutama saat menjelaskan syarat daya tarik pariwisata!
Dalam banget yak.
Dengan infografis begini, kita bisa mengerti betapa krusialnya sinergitas promosi pariwisata ini.
Lalu beliau kaitkan lagi dengan Sapta Pesona!
Sesampainya di sesi ini, Pak Budi lalu berjalan ke mejaku, melangkah ke sisi sebelah kanan dan menuangkan air mineral ke dalam gelas di depanku.
"Perhatikan, saat menuangkan air seperti ini di depan wisatawan, posisi ini, kata beliau sambil menunjukkan maaf 'ketiak' beliau sendiri, ini adalah amat krusial!"
"Pastikan tidak ada bau, juga dari sini, kata beliau lagi sambil menunjuk mulut beliau"
"Jadi bisa dibayangkan, jika nanti ada wisatawan di Balikpapan mengalami kesan yang kurang menyenangkan, pasti semua akan ikut dirugikan, karena sekarang zaman digital, semua bisa viral dalam hitungan jam, menit bahkan detik!"
Begitu pula sebaliknya, jika ada kesan yang menyenangkan, semua pasti ikut ketiban rezeki.
"Jadi, efek domino sangat berperan sekali!" Pak Budi kembali menegaskan.
Cuma ada 2 pilihan. Mau terkenal karena kebaikan atau keburukan!
Karena tak ada ruang untuk "rata-rata!"
Duh, pas menyampaikan hal ini, aku mendadak merinding, karena pernah mendengar hal yang sama dari seorang motivator ternama, "tak ada ruang untuk rata-rata!"
Oh iya, buat kamu yang belum sempat browsing tempat wisata hits di Balikpapan dan Kalimantan Timur, boleh nih contek versi Pak Budi.
Wow, Batu Dinding!
Miniaturnya Great Wall, itung-itung buat pemanasan sebelum ke Tiongkok laaa ^^
Untuk pengalaman yang lebih afdol, hindari bepergian saat musim liburan atau weekend ke Batu Dinding ya.
Baca juga : Ini Dia 4 Cara Afdol Menikmati Pesona Batu Dinding Borneo
Wah ada Kakaban, si danau dalam pelukan!
Di Kakaban kita bisa berenang bareng ubur-ubur tanpa sengat lho!
Aku sudah pernah menuliskannya di sini ^^
Juga tentang Maratua tempat di mana engkau ingin waktu berhenti sementara, saking indah dan sarat pesona!
Berikutnya, tet te re tet tet.... ini dia sesi yang paling di nanti!
Tentang karakteristik wisatawan Tiongkok/China
Seiring dengan perkembangan ekonomi Tiongkok yang sangat pesat, pasar pariwisata Tiongkok banyak dilirik sebagai pasar wisata baru yang sangat menjanjikan bagi sejumlah negara, termasuk Indonesia!
Perilaku wisatawan dapat digunakan untuk memahami kecenderungan wisatawan dalam memilih dan melakukan pembelian atas produk wisata.
Perilaku wisatawan Tiongkok ini juga berubah seiring perkembangan dan kemajuan media sosial.
Yuk kita intip sama-sama pegimana sih karakteristik wisatawan Tiongkok itu!
Pas sampai di sini, anganku langsung melayang ke suasana saat travelling di daerah Campuhan Ubud Bali.
Tepat sekali!
Beberapa kali aku bertemu wisatawan Tiongkok baik muda atau tua, mereka gemar berkelompok!
Dan kalau satu orang sudah belanja di satu tempat, maka bisa dipastikan yang lain akan langsung mengikuti.
Mendadak aku jadi senyum-senyum sendiri, mengingat semua momen ini, so true banget!
Inilah kenapa penting mengetahui karakteristik wisatawan!
Agar kita bisa merancang produk wisata yang disesuaikan dengan karateristik wisatawan dan mendapatkan hasil yang optimal!
Mau tahu lebih banyak lagi tentang karakteristik wisatawan Tiongkok ini?
Simak fakta yang tak kalah menarik berikut ini!
Ini!
Dan tentu saja yang paling utama adalah yang ini!
Ternyata pantai di Indonesia guys, sangat mencuri hati mereka, karena eh karena, di Tiongkok sangat sulit menemukan pantai unik dan indah.
Sesi pertama hari ini sangat berkesan sekali, dan pernyataan Pak Budi di atas begitu terpatri, untung aja gak sampai ngigau di dalam mimpi, xixixi...
Usai sesi, pak Budi aku culik buat eksis bareng! Biar gak hoax, hahaha...
Maafkan foto yang kabur ya. Selain ruangan memang kesannya 'melow dan sendu', HP aku juga kayaknya belum support atau sang fotografer belum setting fitur. Elus-elus HP... ^^
Semoga postingan karakteristik wisatawan Tiongkok ini bisa memperkaya literasi ya...
Aku juga sempat menyaksikan kalau wisatawan Tiongkok gemar berkelompok.
BalasHapusKalau jorok, nah itu, aku belum pernah membuktikan ^^
mereka lebih boros belanjaaa ya ternyata Mba. Tapi frankly speaking, aku ngga sukaaaaa karena berisik dan rada jorok hehehe
BalasHapusAku sering mendengar hal ini.
HapusDan pernah baca di postingan blogger yang pernah ke Tiongkok, bahwa toilet umumnya, duh... ga tega meneruskan, hahaha ^^
Cuma belum pernah alami sendiri.
Semoga sih jangan ya, bahahaha...
makin banyak wisatawan asing makin bagus buat pendapatan daerah ya
BalasHapus... dan diperlukan sinergitas promosi pariwisata untuk bisa sampai ke sana! ^^
HapusOh gitu ya karakteristik mereka. Semoga mereka juga bisa menjaga kelestarian dan keindahan pantai kita ya mba
BalasHapusAku juga baru tahu saat dapat bimtek kemarin.
HapusAyo semangat nulis traveling, baca2 tulisan org lain yg suka traveling tuh suka mupeng.
BalasHapusGa pa-pa, mba.
HapusBaca dulu, travelling kemudian ^^
Wahhh senang banget itu pedagang yang barangnya dibeli oleh salah satu wisatawan Tiongkok karena dipastikan teman-temannya yang lain akan ikut berbelanja di toko pedagang tersebut
BalasHapusBerasa dapat durian runtuh, pastinya ya, mba Ira ^^
Hapus"Mimpi apa ya, aku semalam" gitu kali kira-kira yang ada di benak pedagang ya, mba ;)
Nah iya di kantor juga ada sesi training mengenai teori efek domino sama halnya pariwisata ya mba apalagi betul banget apa yang disampaikan bapak Budi serba digital jadi mau terkenal kebaikan atau keburukan nah camkan ini wahai netizen wkwkwk..Tak ada ruang rata-rata suka banget kata2nya
BalasHapusTos, mba Herva.
HapusAku juga pas dengar itu, "Tak ada ruang rata-rata!"
Reaksiku langsung... wow, dalem banget maknanya!
Fokus ke potensi wisatanya, jadi pengen kesana.. hehe. Mengenai karakteristik tiongkok, ilmu pengetahuan baru untuk saya.
BalasHapusTapi memang di China banyak ilmu ya,
HapusBahkan kita sampai diingatkan, "Belajarlah sampai ke negeri Cina!"
Iya, kan :)
Semakun banyak turis yang datang oastinya perekonomian warga domestik terbantu ya mba..
BalasHapusSeperti yang ditegaskan Pak Menteri di atas ya, mba ^^
HapusPariwisata memang membawa keberkahan kepada siapa saja! :).
Untuk mwmajukan sektor.pariwisata memang dibutuhkan keterlibatan semua pihak, gak hanya Dinas Pariwisata setempat.
BalasHapusSetuju, mba Ery... ^^
HapusItulah kenapa penting sinergitas promosi pariwisata ya.
Banyak ya potensi wisata Balikpapan ternyata. Dua kali ke sana cuma inget kepiting dandito aja. Hihihi.... lain kali harus coba pantainya ni....
BalasHapusSiap jadi dayang-dayang, mba Ema! ^^
Hapusbener si mba, kuingat-ingat ya kalau rombongan wisatawan cina takut misah ama kelompoknya, mungkin karena mereka ga bisa bahasa inggris dan kalau bicara keras. tapi baru tau kalo mereka suka pantai
BalasHapusTos, mba.
HapusAku juga baru tahu. Itu pun karena ikut bimtek ini ^^
Wisatawan Tiongkok sennag kulineran, ya. Selera kuliner mereka biasanya suka enak :)
BalasHapusBimtek ini juga mengkonfirmasi hal itu, Chi
HapusSebelum saya lanjutin membaca saya mau cecudah celapan cebelum cepuluh, camilan dulu ah bhahaha...
BalasHapusSuka dengan gaya tulisan ini.
Oh yah saya juga pernah dengar kalimat itu, "tak ada ruang untuk rata-rata
Jadii...saya baca-baca dululah traveling kemudian.
Hahaha...
HapusGitu mba kalau kebanyakan baca kitab ((kitab)) humor, sampai-sampai terbawa dalam postingan ^^
Wisatawan Tiongkok katanya suka belanja barang branded mahal gitu Kak. Bener nggak ya?
BalasHapusDi atas cuma disebutkan royal belanja dan kuliner, mba Sissy.
HapusTapi bisa jadi royal belanja "barang branded" termasuk juga, who knows.
Iya nih, aku sering denger mengenai wisawatan Tiongkok yang berisik kalo udah ngomong, jorok, dll. Tapi selama ini aku belum ketemu langsung sih, palingan pernah sepesawat dengan rombongan mereka, dan syukurlah mereka lebih banyak diam hahaha
BalasHapusAku juga baru membuktikan bahwa mereka gemar berkelompok.
HapusHahaha iya. Pernah ketemu serombongan yang lagi main di sebuah game center. Mereka saling bantu agar bisa menang banyak. Kompak dan fun😀
BalasHapusNtar hadiahnya juga, berjamaah menikmatinya, mba Ida ^^
HapusMungkin saja kan ya... hahaha.
Emang ya, peran pemberi materi tuh mempengaruhi bgt. Klo cara penyampaiannya energik, menarik, fun, kotamya jg semangat. gk ngantuk
BalasHapusSetuju, mba Noe.
HapusPaling suka pembicara tipe seperti ini, energik dan komunikatif!
Pariwisata di Tiongkok China tuh banyak dan oke2. Teknologinya juga keren. Indonesia sudah punya lokasi wisata, tinggal ngelolanya deh yg jadi PR
BalasHapusSinergitas promosi parisata sepertinya harga mati ya, mba Jiah.
HapusWaaah turis Tiongkok lebih royal urusan belanja ya padahal di sini banyak produk made in China. Btw Beras Basah terbuka untuk umum? Seingatku dulu ada kabar ditutup.
BalasHapusIndonesia punya banyak tempat wisata yg bisa dijadikan sumber devisa. Bisa kerjasama dgn industri kreatif juga.
BalasHapusMau di manapun sebagai negara yang beradap, saat menerima dan menjamu wisata, sebaiknya diperlakukan sebaik mungkin dengan sopan santun.
BalasHapusSeneng banget para pedagang di sini pastinya kalau kiosnya didatangi wisatawan Tingkok
BalasHapuswaah ternyata gitu ya karakter wisatwan tiongkok, beda bangsa punya karakter yang unik ya
BalasHapusBaru tau Mba Balik Papan punya Bandara International. Hehehe
BalasHapusMaklum aku belum pernah singgah ke balikpapan.
Dan aneh juga ya klo rute international hanya ke singapura. Hehehe
Wah, sampai bau ketiak dan bau mulut pun dibahas yaa.. iya sih, kelihatannya sepele, tapi amat sangat krusial.
BalasHapusTertarik berenang bareng ubur-ubur tanpa tersengat.
BalasHapusHihii...geli-geli asiik kali yaa...
aku taunya hanya senang berkelompok tapi baru tau kalau mereka senang belanja yah. Dan pantesan makanan cina enak-enak, karena mereka sendiri suka dengan kulinerrr..
BalasHapusBanyak ya mbak wisatawan dari Tiongkok, apakah mereka akhirnya stay di Indonesia atau hanya jadi wisatawan? Waktu itu kan sempat santer ya banyak warga asing datang ke Indonesia dari Tiongkok.
BalasHapusYak bener banget mbak, wisatawan Tiongkok beberapa kali aku pernah ketemu pasti berkelompok dan selalu pakai bahasa Ibu :D
BalasHapusEhm, aku kok tergelitik dengan kehadiranmu ke acara blogger ini ya, Mbak. Kalau di Semarang, event2 gitu banyak yang molor banget. Seringnya yang bikin molor adalah bloggernya. Ya, walaupun kadang ya pembuat acara.
BalasHapussenang banget ya bisa jalan-jalan dan Indonesia itu kaya banget tempat wisatanya semoga makin menarik minat kunjungan wisatawan
BalasHapusWisatawan Tiongkok aku juga sering menjumpai di Bali berkelompok gitu, wahhh alhamdulillah ya mba bisa hadir dalam acaranya. Sukses dan menginspirasi selalu Mba.
BalasHapusMirip orang Indo jg ya ciri2nya.
BalasHapusTapi tetap, tiap Negara pun punya ciri masing2 yak.
Promosi dalam bahasa Tiongkok rupanya juga penting ya mba agar lebih mengena sasaran dan bikin mereka tertarik at first sight.
BalasHapusAnna, Annaaaa...si blogger kece dengan konten postingan yg "kece badai" bikin bunda gak ngedip bacanya, hahaha..#sibundaboong, selama baca masa seeey gak ngedip! Oiyaa..jd kebayang kl di tv kan jalannya orang2 sono itu super duper cepet jd ya panteslah kl mereka tuh pd spontan dan punya wkt pendek ketimbang wong western
BalasHapusJd kepengen beneran ke Cina nih, hahaha ngayal bole doonk. Kl gak kespean ya paling gak ke Batu Dinding laaa...
Emang wisatawan tiongkok sedang banyak2nya mba. Pernah baca di beberapa travel blogger pernah nulis di wilayah asean lainmua wisatawan tiongkok sedang banjir2nya. Jadi kita juga harus persiapkan daersh masing2 buat kebagian rezeki jg
BalasHapusMbak anna kapan-kapan ajakin saya lah travelling bareng di balikpapan, yang unik-unik gitu. BTW saya juga baru tahu kalau balabalagan itu udah masuk wilayah sulawesi barat, mudah2an ada sponsor yang mau nggandeng blogger buat travelling kesana wkwkkw.,
BalasHapusBaru tahu lho saya kalau Balikpapan punya objek wisata yang dari namanya saja sudah bikin penasaran. Padahal sahabat saya asli orang sana, kalau ditanya liburan ke Balikpapan enaknya kemana, jawabnya "gada yang asyik disana, gw paling ke rumah, ketemu ortu terus balik lagi ke Bandung" walaaaaah
BalasHapusHalo Mbak salam kenal, seru banget dan tertarik mampir karena baca tulisan. Duh jadi kepengen ke Balikpapan dan menikmati keindahan alamnya ^^
BalasHapusSetuju banget Pariwisata memang melibatkan banyak pihak dan support dari segala lapisan. Masyarakat menurut gie wajib mensupport dan menjalankan program pemerintah yang bertujuan untuk kebaikan dan pembangunan kita juga.
Soal turis Tiongkok, yes setuju :)) soalhya tahun lalu waktu keluarga Koko ke Indonesia mereka nggak sabaran banget ke Bali wkwkwkwk, karena menurut mereka Bali terkenal banget, tentu diajakin ke daerah wisata di Jakarta dan sekitarnya juga dan mereka senang walau menurut gie sedikir 'rewel' dan 'malas' berbahasa Inggris :D
Anw, tfs ya jadi banyak tau...kalau boleh gambarnya sedikit besarin dong mbak agak kesulitan lihat :D
Setuju
HapusPariwisata memang melibatkan banyak stakeholder
Baidewei, maksudnya gambar yang mana ya?
Yang paling akhir ya?
Itu memang agak kurang cahaya jadi rada kabur, maaf ya
Terima kasih koreksinya ya
Karakteristik berkelompok itu mungkin ga ya dilatarbelakangi sejarah ideologi mereka yang komunis alias mengutamakan kepentingan kelompok/komunal demi kesejahteraan bersama?
BalasHapuswah asyik juga ya dapat pemaparan yang begini, kita bisa menambah wawasan
BalasHapusternyata mereka ini lebih boros ya mba
BalasHapusSeneng deh mbak sama postingannya suka kereen lengkaaap sampe bikin aku kiceup :D
BalasHapusBener banget mbak, pariwisata penyumbang terbesar devisa negara, jadi harus bisa dikelola dengan baik ya... mengingat traveling itu penting buat mayoritas orang, jadi ya semoga semakin bersinergi kedepannya... #jejakbiru
BalasHapuswisatawan dari cina daratan itu masyaAllah banget!
BalasHapusribuuuut buanget/berisik dimanapun mereka berada (nggak cuma pas piknik di Indonesia), jorok banget, nggak ada sopan santun, nggak tertib. apalagi kalau di bandara. huaaah, setres banget lah kalo bareng ama rombongan mereka, mending ngejauh.
apesnya kalo sepesawat.
orang cina daratan beda jauh dengan orang dari negara serumpunnya: jepang & korea.
#pengalaman pribadi. berkali-kali mengalami & mengamati langsung di Indonesia maupun di luar negeri.
I am so sorry, kalau punya pengalaman kurang nyaman dengan mereka ya bro.
HapusKebetulan aku belum pernah alami hal yang demikian.
tapi emang sih, kalo wisata itu emang nyumbang devisa gede banget
BalasHapussayangnya aku bukan blogger yang sering jalan2 :D
Pantai Indonesia memang juara ya keindahannya, disukai banyak warga dunia :)
BalasHapusJadi ingin kembali ke Balikpapan karena saya pernah bertugas di Balikpapan selama 10 tahun, mulai 1975. Pantai Manggar juga kerap saya datangi.
BalasHapusKabarnya Balikpapan sekarang sudah mantep pwol.
Terima kasih infonya.
Salam hangat dari Jombang, Jatim.
Kalau ke sini lagi, dijamin PakDe akan pangling tujuh keliling.
HapusBalikpapan sudah bersolek, Pak De
Semoga bisa bolang ke Balikpapan ya^^