Pages - Menu

Jumat, 14 September 2018

Resiko Belanja Online Yang Kudu Diwaspadai

Resiko Belanja Online

Resiko belanja online yang kudu diwaspadai. Beberapa hari lalu aku menang kuis dari sebuah fanspage dan hadiahnya adalah voucher potongan harga Rp 50.000 dengan minimal belanja Rp 200.000 dari sebuah e-commerce, yang kebetulan aku belum pernah belanja online di situ sebelumnya.

Berhubung belakangan ini aku lagi senang banget pakai gamis yang berbahan katun (rasanya aku menjadi perempuan sempurna gitu, cieee....) jadi aku sudah keker nih, akan beli online beberapa koleksi e-commerce tersebut.

Biasanya, Blibli adalah salah satu e-commerce favorit aku untuk belanja online. Lagi pula karena sudah menjadi member Blibli aku juga sering mendapat info promo menarik setiap hari dan tak perlu repot lagi mengisi alamat pengiriman dan penagihan.

Namun ya karena hadiah kali ini bukan dari Blibli tetapi dari e-commerce lain, sekaligus juga untuk mencicipi pengalaman baru, aku putuskan untuk mencoba.

E-commerce ini tampilannya agak ramping dan hanya memakan 1/4 dari layar notebook. Awalnya aku sedikit kesulitan untuk menemukan tombol-tombol yang tersembunyi seperti untuk filter harga, warna, ukuran dan lain-lain.

Hmmm... apa ya istilahnya?

Belum user friendly untuk pengguna baru, nah itu dia istilahnya!

Atau mungkin juga karena aku belum pernah memakai sebelumnya ya.

Atau bisa jadi aku yang lola, hahaha...

So, hampir 15 menit aku mengklik tombol-tombol di situs e-commerce ini, barulah akhirnya aku familiar dengan tip dan trik jitu menemukan barang yang aku cari.

Singkat kata, akhirnya aku menemukan 2 potong gamis favorit, lalu kemudian check out dan metode pembayaran yang aku pilih adalah pakai kartu kredit sambil memasukkan kode potongan voucher harga dari hadiah di atas tadi.

Beberapa hari berikutnya aku mendapat sms notifikasi bahwa pesanan sedang dalam proses. Setelah itu aku tidak mendapat sms notifikasi lagi.

Aku ingat waktu beli online di Blibli sebelumnya, biasanya aku mendapat sms notifikasi, yang dimulai dari pesanan sedang diproses, pesanan sedang dalam perjalanan dan akhirnya sampai pada tahap terakhir, pesanan sedang dalam perjalanan ke alamat pemesan.

So far, kalau belanja online di Blibli, aku tak perlu repot memeriksa pesanan lewat internet karena selalu mendapat sms notifikasi.

Kembali ke laptop!

Meski e-commerce baru ini tak mengirim sms notifikasi seperti Blibli, 2 gamis pesananku akhirnya tiba sesuai waktu. Alhamdullillah.

Namun alangkah kecewanya hatiku, karena pesananku sangat berbeda tampilannya dengan yang ada di situs e-commerce itu!

Gamis pertama pesananku benar-benar tidak sesuai, selain warnanya kusam, jahitan yang tidak rapi juga modelnya tidak sesuai dengan tampilan di situs.

Bahkan yang lebih 'horor' pesanan gamis kedua malah berganti jadi celana kulot dan atasan lengan lonceng. Jib... ajib...ajib...ajib... ajib!

Rasanya aku mau nangis sekaligus marah tingkat dewa sambil juga berpikir keras, kira-kira apa yang menyebabkan si penjual mengirimkan pesanan tidak sesuai seperti itu.

Yang pasti kredibilitasnya pasti terjun bebas dan e-commerce itu jadi ikut buruk juga reputasinya.

Untung aku pas sendirian di rumah, jadi babang suami gak kebagian curhatku dan ikut menyulut api, hihihi...

Usai mengucapkan istighfar, aku beranjak ke meja makan, minum air putih dan menghembuskan nafas panjang. Inhale... exhale... inhale... exhale...!

Akal sehatku akhirnya beraksi. Langsung aku foto deh kedua pesanan tadi sebagai bukti. Ntar dikira hoax lagi.

Meski sudah minum dan menarik nafas panjang berkali-kali, aku masih bisa merasakan dadaku sesak dengan emosi.

Sungguh ini adalah pengalaman terburuk aku belanja online!

Aku langsung membuka situs e-commerce dan chat online dengan customer service. Aku tumpahkan semua kekesalanku! Sampai sepuluh ember kali ya tumpahnya, hahaha... Ember besar lagi!

Si mba CS hanya meminta maaf lagi dan lagi sekaligus memberi informasi tata cara proses retur pesanan.

Lumayan banyak juga nih kolom yang harus aku isi dan ini sungguh menyita waktu yang seharusnya bisa aku gunakan untuk melakukan pekerjaan lain.

Setelah mengisi lengkap formulir beberapa saat kemudian aku mendapat tembusan di email mengenai ringkasannya.

Resiko Belanja Online

Terus terang, aku merasa lega, karena sistem proses retur sangat responsif meski harus menunggu 3-7 hari setelah barang retur tiba di gudang agar bisa diproses.

Selanjutnya korespondensi kami berlangsung lewat email dan sangat formal. Kode pesanan selalu muncul dalam setiap koresponden.

Saat ini aku sedang menunggu proses 'refund' tagihan kartu kredit dan menanti transferan ongkos kirim yang aku gunakan untuk retur pesanan ke gudang masuk ke dalam rekening bank kembali.

Resiko Belanja Online

Beberapa hari kemudian aku juga mendapat voucher pengganti dengan nilai yang sama. Namun kali ini aku memilih untuk memberikannya kepada teman, hahaha. Masih trauma, kakaaa...

Masih tergambar jelas dalam pikiran bahwa sebelum belanja aku sudah melakukan rangkaian beberapa  kiat aman belanja online agar tidak tertipu lho.

Hal-hal seperti riset terhadap e-commerce dengan memeriksa ulasan konsumen, membaca kebijakan situs e-commerce terhadap konsumen, mencari tanda kalau situs e-commerce aman dengan melihat tanda gembok di status bar browser serta mempertimbangkan cara pembayaran.

Tapi namanya apes ya, tetap saja aku masih menjadi korban penipuan belanja online.

Jadi guys, meski kita sudah follow the rules resiko belanja online tetap saja mengintai.

Yang bisa kita lakukan untuk meminimalisasi kekecewaan ketika tidak mendapatkan produk sesuai yang diinginkan adalah :

- pastikan memeriksa paket barang dan membaca deskripsi produk dengan cermat 
- menyimpan semua bukti transaksi termasuk deskripsi produk dan harga, kuitansi digital dan salinan email 
- dokumentasi produk untuk bahan laporan untuk kelengkapan proses retur
- pastikan tidak merobek tag yang melekat di produk
- hubungi customer service secepatnya dan lakukan prosedur komplain

Nah, kalau sudah begini aku langsung ingat Blibli. Dan langsung membanding-bandingkan deh.

Sepertinya kalau aku mau beli online lagi, so far Blibli memang masih patut dijadikan andalan!

Apalagi kini Blibli sudah hadir dalam bentuk aplikasi yang bisa diunduh di playstore. Belanja online semakin mudah, seperti menjentikkan tangan saja.

Tapi tetap dong ya kudu belanja cerdas dan bijaksana dan full aware bahwa resiko belanja online itu tetap ada.

Semoga curhat resiko belanja online yang kudu diwaspadai ini bermanfaat ya.

Apa kamu pernah punya pengalaman belanja online yang perih binti pahit kayak di atas?

Sharing yuk...


80 komentar:

  1. wah, makasih sharingnya kak.. alhamdulillah so far setiap Uni belanja online gak pernah mengecewakan hehe

    BalasHapus
  2. Iya kak, seringnya kalau beli baju di toko online, nggak sesuai. Semacam jual barang jiplak an gitu, buka brang original.

    BalasHapus
  3. Wah sama, e commerce favoritku jg blibli. Pernah bermasalah barang ilang sih. Tapi dibantu bgt sama blibli sampai refund

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh tahu sampai berapa lama waktu untuk refundnya mba?

      Hapus
    2. Ga nyampe seminggu kok. Pokoknya ya begitu kita lapor, diperiksa sama tokonya trus dikroscek deh ke kita. Kalo akhirnya refund ya langsung ditransfer paling selisih 1 hari. Mungkin tergantung kesigapan tokonya utk mengurus jg ya. Kalo pas belinya di toko blibli jd lbh simpel prosedurnya

      Hapus
    3. Alhamdullillah, punyaku juga sudah beres.
      Cuma rugi waktu saja pas isi form retur.
      Yang pasti kejadian ini bisa jadi pelajaran dan yang pasti bikin ide postingan.
      Selalu ada hikmah ya...
      Insya Allah, Insya Allah...

      Hapus
  4. AKu pernah ketipu saat belanja online di IG.
    Sejak saat itu kapok belanja di IG.
    Akhirnya sekarang ini lebih sering belanja di ecommerce yang sudah terpercaya, terutama Blibli atau Zalora.
    Lebih sering disitu karena gak perlu mikir bakal ketipu atau nggak.
    Udah pasti aman :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju Mas.
      Apalagi di Zalora ya, barangnya, bagus-bagus sepertinya.
      Emang sih, ada rupa ada harga ya :).

      Hapus
  5. Aku pernah beli sandal untuk anakku..ukurannya sih sama dengan ukuran biasanya...ternyata kekecilan. Intinya, beda merk..ternyata beda standard ukuran..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kita kudu siap memang dengan resiko seperti ini ya, mba Sulis.

      Hapus
  6. Makasih banget infonya mbak bisa dijadiikan pembelajaran buat kita kita kedepannya.

    Aku kalo belanja Online lebih milih di Shopee aja cos sejauh ini aman aman aja.TFS

    www.coolatmoshpeer.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga pernah belanja di Shopee.
      Tapi menurutku, kita tetap memang harus siap dengan segala resiko belanja online.

      Hapus
  7. info yang sangat bermanfaat, khususnya buat saya yang sering belanja online :). Kalau saya cuma sering ketipu sama kwalitas barang yang tidak sesuai dengan harga :)

    BalasHapus
  8. Belum lama ini saya juga dibikin kecewa sama salah satu e-commerce. Tapi sudah di iklashin sih hehehe

    BalasHapus
  9. Sngat bermanfaat apalagi sama saya yang gila belanja online.. semoga tips nya bermanfaat

    BalasHapus
  10. Terima kasih sharingnya, Teh.
    Sebenarnya sih dimanapun belanjanya tetap harus hati-hati, ya karena tetap aja ada hal negatif ya, Teh. Tapi kita sebagai pembeli harus pinter2, terlebi online.

    Cukup horor juga ceritanya..wkwk
    Semoga kedepan lancar-lancar aja, Teh. Begitu juga dengan rezekinya ya, lancar dan terus berbagi cerita di sini :)

    Entah udah kesini sebelumnya atau belum.
    Salam kenal ya, Teh..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku sharing agar yang lain tidak alami hal yang sama.
      Ini berat,biar aku saja ^^

      Sepertinya sih, ini kunjungan perdana ya Mas Andi ^^

      Hapus
  11. wah aku juga pernah , makanya sekarang hrs lebih hati2

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju.
      Resiko belanja online memang selalu mengintai ya, mba

      Hapus
  12. wah klo beli baju aku trauma klo ga di ecomerce yg bkn langganan mb persis kejadian kyk mb makanya aku mah ga mau lg. smg cpt dtg refundnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mba.
      Sudah saya terima refund ongkirnya.

      Hapus
    2. Alhamdulilah sudah keterima ya mba refundnya suka deg2an aja kalau ga dibalikin hahaha

      Hapus
  13. aku kalo belanja onlen paling ama temen2 yg buka olshop aja kak, kalo gak cocok tinggal semprot hahaha

    "pesanan gamis kedua malah berganti jadi celana kulot" ... wkwkwk horor banget kak, benar2 nyari ribut itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, noleh nih dikenalin sama teman olshop yang jual baju muslim.

      Hapus
  14. Saya jadi fokus ke sapaan di email e-commerce yang bermasalah itu "Mmaz/Mmiz" Maksudnya Mas atau miss, ya? hehehe

    Saya juga kalau belanja mending yang udah dipercaya aja, deh. Deg-degan kalau sampai barangnya bermasalah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya gitu, Chi. Biar agak unik jadi Mmaz dan Mmiz ^^
      Sebaiknya memang e-commerce yang resikonyanya kecil ya Chi.
      Setuju akutuh

      Hapus
  15. saya lebih nyaman belanja di e commerce besar mbak biar terhindar dari penipuan, barang ga sesuai dan retur.

    kalau belanja d olshop yg masih baru2, ragu banget kalau mau belanja

    BalasHapus
  16. belanja online memang tebak tebak buah mangis kalau menurut saya, apalagi produknya baju. Meski e commercomm yang besar, saya pernah juga menerima baju pesanan, memang sih cemberutku. bukan karena barang jelek karena gak sama, tapi memang saya belinya dengan harga diskon setengah harga. Seharusnya saya sudah ada gambarankan ya. Sayapun kalau menerima barang tak sesuai ekspektasi, ya bakal kesel dan uring uringanlah Mbak,

    BalasHapus
  17. terima kasih sharing nya mba, jadi harus lebih berhati hati ya kalau belanja online

    BalasHapus
  18. Blibli juga menjadi salah satu rujukan buat berburu diapers nih Mbak. Apalagi kalau free ongkir. Hmmm, murahnya kebangetan.

    BalasHapus
  19. Belanja baju online memang sering kayak gitu, foto yang dipasang nggak sama dengan barang Yang dijual. Jadi biasanya aku cek dulu komen komen pembeli sebelumnya dari situ ketahuan penjualnya suka tipu tipu atau jujur :)

    BalasHapus
  20. Info yang bermanfaat banget Mbk, aku belanja online sering di Tokopedia dan emang perlu info soal e-commerce ini

    BalasHapus
  21. Harus curiga juga sama yang pasang harga di bawah harga rata-rata, jangan-jangan kualitasnya juga di bawah rata-rata, soalnya aku pernah nih beli gamis bahan ballotelli katanya cuci gudang, tapi pas dapat ini bahannya ballotelli KW5. Keseeell.. tapi salah sendiri percaya sama barang murah.

    BalasHapus
  22. aku alhamdulillah aman-aman aja so far mba..tapi memang harus diakui kalau banyak resiko jugaa kalau belanja online di tanah air

    BalasHapus
  23. Saya juga pernah mengalaminya mba, beli kipas di keterangan uk besar pas sanpai kecil banget tertipu tingkat dewa dan rasanya tuh mau makan mie instan dua mangkok

    BalasHapus
  24. Baca pengalaman Mbak aja aku dah ngerasa horor. Karena itu kalau urusan baju aku nggak pernah beli online sampai sekarang.

    BalasHapus
  25. Belum pernah sih mengalami pengalaman kayak kak anna, dulu pernah beli sepatu diZalora, tapi kekecilan, diretur mudah dan diganti dengan nomor yang lebih besar

    BalasHapus
  26. aku pernah kena sial waktu beli bookingan hotel, melayang deh duit beberapa juta. hiks

    BalasHapus
  27. Setuju banget nih untuk tak menghapus tag saat berbelanja ya mba. Blibli tuh memang tempat yang tepat buat belanja online

    BalasHapus
  28. Beberapa waktu lalu aku baru retur barang di Blibli. Awalnya agak ragu, tapi coba aja. Ya udah ikutin step2nya. Ditelpon juga sama CSnya

    BalasHapus
  29. Parah banget tuh online shop nya mbak,yang dipesan apa yang dikirim apa. Kalau nggak di e-commerce yang sudah banyak dipakai orang aku agak susah percayabelanja online :)

    BalasHapus
  30. Aku juga sering beli baju eh yg dateng jelek banget. Ada yg kukembalikan, ada yg kupasrahin deh. Sekarang kalo beli baju yang branded tapi lagi sale 70%jadi gak nyesel.

    BalasHapus
  31. iya, resiko belanja online memang begitu.. kita harus benar-benar teliti. belum lama ini malah di salah satu marketplace ada penjual yang cuma jual kardus sepatu dengan harga sepatu, kan?
    si penjualnya niat banget nipu calon pembeli yang nggak teliti.

    BalasHapus
  32. Emang harus super teliti ya mbak kalo mau belanja online..

    BalasHapus
  33. Terima kasih tips nya mba.
    Benar2 waspada kita ya.
    Krn kejahatan ada krn ada kesempatan

    BalasHapus
  34. Waduh, jadi bertanya2 e-commerce apakah itu Mbak yang masih baru? Aku juga pernah tuh kena kayak gini. AWaktu itu masih baru jua e-commerce-nya. Aku beli 2 item; payung dan pencabut komedo. Yang datang pencabut komedonya aja, yang payungnya 200rb melayang. Aku udah kirim email tapi nggak ada tanggapan apa2 dari mereka. Nyesek rasanya. :(

    BalasHapus
  35. Aku tau perasaanmu mba. Aku malah pas mau lebaran beli 3gamis untuk aku dan 2adik ku. Alangkah kecewa nya level maks ternyata tidak sesuai keterangan. Bahannya murahan padahal mahal. Huhu tpi mau retur orang sudah libur lebaran. Lelah tp yach gimana ya. Eh jd ikutan curhat

    BalasHapus
  36. emang harus pilih2 sih kalo belanja online di e-commerce gitu. Btw, aku suka belanja di Blibli. Tas kerja waktu masih ngantor dan aku beli tahun 2015, masih bagus sampai sekarang

    BalasHapus
  37. Wainii, cocok ni buat kita yg sering belanja online.

    BalasHapus
  38. Arab arab cemes sih ya kalo belanja online. Aku selain udah baca-baca review pembeli, rate, dll, tetep aja was was kalo mo beli pakaian, sepatu, atau barang elektronik yang harganya mihil XD Insya Allah selama belanja online aku belum pernah ngalamin. Semoga sih nggak ada ya :)

    BalasHapus
  39. Aku jarang banget belanja online.
    Tapi suami, emm....jangan ditanya.
    Dari mulai handphone, mainan anak-anak sampai segala kebutuhan kantor, belinya yaa di e-commerce.

    Katanya beliau...lebih hemat waktu dan praktis.
    Sering dapat harga miring bahkan diskon.

    Hemm...aku iya-in aja deeh..

    BalasHapus
  40. Waduh, rada ngeri juga nih. Aku kebetulan belom pernah ngalamin. Noted deh untuk belanja online next time.

    BalasHapus
  41. Biasanya tu gamis2 yg harga murah tp fotonya luar biasa. Aku pernah beli. Fotonya cantiik, harga gamis 90an, ehh jadinya ga secantik di foto. Kayaknya dia jahit ulang dg model seperti yg di foto. Pernah ku beli yg agak mahal, 180an, alhamdulillah bagus. Hehe. Sblm belanja (check out), aku juga suka baca komentar/testimoninya mbak.

    BalasHapus
  42. Allhamdulilah sejauh ini selalu aman, pilih marketplace yang terpercaya kalau ada apa2 uang bisa kembali

    BalasHapus
  43. So far masih baik2 saja nih belanja lewat ecommerce. Tapi tetep butuh kewaspadaan ya mba agar tidak menjadi korban penipuan belanja online.

    BalasHapus
  44. Wah, turut prihatin kak, kalau saya biasanya sebelum membeli cek reputasi penjual dan cek ulasan ulasan dari pembeli, biasanya itu sangat membantu saat berbelanja online. kemudian cek harga, kadang kalau harganya terlampau murah saya malah curiga kalau barang yang ditawarkan kualitasnya buruk, kecuali memang sudah banyak ulasan dari pembeli. gitu sih kak biasanya saya kalau belanja online. semoga tidak terulang lagi ya.. sebel kalau denger seller kirim barang yang tidak sesuai.

    BalasHapus
  45. Kalau di ecommerce selama ini belum ngalami yang pahit pahit Mbak, tapi tetep tips mbak anna aku catet baik-baik supaya nggak kejadian juga di saya. Kalau di blibli aku malah lebih senengnya beli sayur mbak, di freshboxnya hihihi

    BalasHapus
  46. Hyaaahh emang ya kalau beli2 online kudu ati2. LAhamdulillah belum pernah sampai ketipu, tapi pernah sih dibilagin barangnya ready ternyata gak adaa, pdhl butuhnya cepet. Saya biasanya beli di ecommerce terpercaya trus suka baca2 review atau testimoni yg ada terlebih dulu :D

    BalasHapus
  47. Noted banget ini. Alhamdulillah belum pernah ada pengalaman sih mba soal penipuan dan semoga gak yahhh.. soalnya efek traumanya bisa panjang banget disaya kalo itu terjadi.. hiksss

    BalasHapus
  48. Saya suka belanja via ecommerce krn lbh praktis. Tp mmg bukan berarti ga ada resiko sih ya. Untungnya wlo beli2 elektronik (suami prnh beli hape, spare part mobil dsb) penjualnya amanah.

    BalasHapus
  49. Aku pernah juga sih kecewa saat belanja online.dan dari situ aku belajar buat lebih teliti sblm membeli...

    BalasHapus
  50. Itu mazz miss gitu ya? Hihihi. Aku belum pernah belanja di situ. Pernah sih kegedean tapi cepat dapat retur.

    BalasHapus
  51. Duuh Mbak, jadi kepo nih ecommerce apa sih itu? Biasanya ecommerce lebih bisa dipercaya tp syukurlah bisa retur dan ongkir yg Mbak keluarkan utk pengembalian barangnya ditanggung jg kan yah..
    Semoga kedepan gak ada kejadian gini lagi ya.
    Saya jarang belanja di Blibli, gak ada potongan ongkir sih, ke tempatku ongkirnya nyaris selangiylt, hikss

    BalasHapus
  52. Waaahh, makasih banyak mbak share pengalamannya. Jd makin tau resikonya, krn kadang kita ga memperhatikan detilnya ya

    BalasHapus
  53. *lalu aku ketawa keras*

    Aku mengalami hal tidak enak waktu belanja di sebuah e-commerce pada waktu 2 tahun yang lalu. Belanjanya handphone.
    Jadi suatu ketika, aku beli HP untuk dikirimkan kepada seorang teman. (Ceritanya aku dimintai tolong untuk belikan).
    Melalui pemberitahuan dari e-commerce itu, aku diinformasikan bahwa HP itu sudah diterima oleh penerimanya. Tapi kemudian aku terkejut, karena ternyata HP itu salah dikirim oleh seller-nya! Aku telah menginstruksikan supaya HP itu dikirim ke Bandung, tapi seller-nya malah kirim ke alamat antah berantah ke Jakarta.

    Aku mencoba protes ke customer service by chat online. Ternyata chatroom itu tidak kunjung direspons karena petugasnya tidak di tempat.
    Aku coba sampai 3x pada waktu yang berbeda (pagi, siang, malam), tapi tetap saja ruang chat itu tak ada petugasnya.

    Aku cari nomor telepon customer service online, ternyata mereka tidak menyediakan nomor telepon CS online itu di websitenya.

    Hey..coba tebak ini apa nama website ecommercenya? Ah.. Aku sebut saja inisialnya ya. Inisialnya adalah "L" !

    Aku akhirnya menyelidiki di mana lokasi kantor PT yang membawahi ecommerce itu. Baru aku telepon ke kantornya. Setelah aku dapat bicara dengan petugas itu, aku mencak-mencak.
    Ia mendengarkan, tapi hanya merespons, "Ibu, silakan Ibu menuliskan keluhan Ibu pada lembar form yang disediakan di website kami. Kami akan memproses keluhan Ibu."
    Lalu aku menurut untuk membuka form feedback itu di websitenya.
    Kemudian 1 hari berikutnya, seorang petugas meneleponku, lalu minta aku cerita kejadian kegagalan penerimaan handphone ini dari awal. Aku cerita lagi, lalu mereka merespons, "Ibu, silakan Ibu menuliskan keluhan Ibu pada lembar form yang tersedia di website kami. Kami akan memproses keluhan Ibu."

    Membuatku ingin menghajar orang-orang itu dengan batang handphone, sayang HPnya belum diterima padahal sudah dibayar..

    Ada kayaknya 3x orang-orang "L" itu meneleponku untuk klarifikasi bahwa kami belum menerima pesanan barang kami. Semuanya orang2 yang berbeda. Seolah-olah keluhan dari konsumen itu tidak diproses dengan teratur, dengan terkordinasi.
    Aku bahkan coba mengecek seller yang salah kirim barang itu, ternyata seller itu tidak berjualan lagi di "L"..

    Aku semakin gusar.

    Akhirnya, aku mendapatkan refund penuh atas pembayaranku. Uangnya ditransfer langsung ke rekeningku. Refund ini tiba kurang lebih 40 hari sejak aku mengajukan protes pertamaku, jadi itu kira2 1 hari sesudah aku dapat info dari JNE bahwa HP itu telah dikirim ke alamat yang salah.

    Padahal ya, karena aku juga blogger affiliate, aku sudah sebar-sebar link affiliate atas e-commerce "L" ini di artikel-artikel blogku. Sekarang karena kuanggap e-commerce "L" ini tidak bisa dipercaya, semua link affiliate atas e-commerce yang satu ini aku copot!

    Sampai hari ini aku tak mau lagi belanja di e-commerce yang satu ini.
    Aku tahu setiap e-commerce bisa kebagian sial karena 1-2 seller mereka salah kirim barang.
    Tapi fakta bahwa mereka tidak menyediakan petugas siaga di Chat Online, tidak menyediakan nomor telepon untuk bisa dihubungi setiap saat, dan cara penanganan complaint mereka yang amburadul, membuatku merasa bahwa seharusnya mereka jangan jadi e-commerce, tapi lebih baik jadi penjual kaki lima saja!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alamak, lebih horor juga, pengalaman ibu dokter ya.
      Belum ada apa-apanya sama aku ini.

      Dari curhat beberapa sahabat blogger dan juga hasil membaca artikel lain, resiko belanja online memang terus mengintai bahkan dari e-commerce dengan reputasi nomor satu.

      Jadi memang kudu siap-siap mental, ya Dok ^^

      Hapus
  54. Aku terbilang sering belanja online, hehe. Tapi selalu lewat e-commerce besar gitu, nggak pernah lewat Instagram dan medsos lainnya. Biasanya pilihan saya Shopee, Tokopedia, Zalora, Carousell, dan Alibaba.

    Sejauh ini puji Tuhan nggak pernah mengalami yang buruk selama bertahun-tahun belanja online. Soalnya selain selalu belanja di e-commerce besar dan terjamin keamanannya, saya juga emang picky dalam pilih seller kalau di marketplace gitu. Harus yang review-nya bintang 3 ke atas dan di akunnya ada komentar-komentar positif. Sengiler apapun sama harga lebih murah yang ditawarkan seller low-rated, saya tetap pegang prinsip itu.

    Jadi tips utama biar nggak kena penipuan atau apapun itu: selalu pilih seller yang trusted, dilihat dari rate/bintang dan komentar/review positif buyer lain. Mau di e-commerce sebesar apapun, kalau kita sebagai buyer juga nggak bijak pilih seller, sama aja bohong.

    Thank you for sharing pengalamannya, Mbak. Lumayan untuk jadi tambahan informasi untuk saya dan pembaca lain supaya tetap hati-hati dalam belanja online.

    BalasHapus
  55. Belum pernah ngalami sehoror yang mba alami tapi aku pernah beli sepatu murah banget dan yang dateng bahannya itu melebihi ekspektasi. Dengan harga murah bahannya lembut dan kuat. Hanya saja ukurannya kekecilan, padahal ukuran 40 tapi lebih kecil dari yang biasa aku pakai. Alhasil kasih ke yang lain, enggak diretur

    BalasHapus
  56. saya pun pernah mba beli tas pesannya warna hitam eh yang dikirim warna coklat, untung coklatnya masih bagus jadi gak masalah. Cuma jadinya males belanja disana lagi.

    BalasHapus
  57. Jadi penasaran sama e-commerce nya, Mbak. Selama ini selalu pakai Shopee dan alhamdulillah aman. Mungkin karena kalau pakai ecommerce yang belum familiar, kita tidak terbiasa cek-ricek sellernya recommended atau enggak gitu kali ya...

    BalasHapus
  58. Saya juga pernah punya pengalaman serupa, kak. Beli jilbab, padahal sudah ada ukurannya eh tetap saja yang datang beda warna, beda bahan sampai beda ukuran. Tapi, belanja online emang ga pernah bikin kapok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, mba.
      Daya tarik dan resiko belanja online memang saling tarik menarik ya, mba...

      Hapus

Holaaa...!
Terimakasih ya sudah berkunjung ke sini.
Mohon maaf komentar kudu dimoderasi sebelum dipublikasi.