Konfirmasi Ofisial Sekuel Film To All The Boys I've Loved Before. Sebuah WAG dari sahabat blogger masuk!
Doi mengajakku bekerjasama dengan tema film genre romantis remaja "to all the boys I've loved before"
Biar lebih greget aku browsing dulu dong ya.
Ternyata film ini berhasil menjadi sorotan dan nangkring di halaman satu google di beberapa portal berita gaya hidup republik tercinta.
Masing-masing situs memberikan penilaian tersendiri atas film ini.
Ada yang menulis dari sisi moral cerita seperti ada 5 pelajaran kehidupan, 7 pelajaran dan bahkan 12 hal seputar film to all the boys I've loved before.
Bahkan situs cosmopolitan.com dari Inggris membahas tuntas konfirmasi sekuel kedua film ini.
Dalam kesempatan kali ini, aku bukan ingin membahas tentang semua pelajaran itu. Malah biar lebih afdol sila browsing sendiri dengan kata kunci di atas ya.
Tapi, aku mau berbagi informasi. Bak kata pepatah "tak kenal maka tak sayang!"
Oh iya,
Saat menulis draft pertama artikel, aku pribadi belum menonton film ini, cuma pernah lihat cuplikannya sih di YouTube. Pas lihat genre film remaja, saat itu aku belum tertarik.
Namun setelah membaca beberapa literasi di atas tadi, aku pun jadi tergoda, dan syukak ne! Bahkan beberapa adegan favoritku aku tonton berulang-ulang, hihihi.
Sama seperti ketika aku akhirnya tergoda menonton film Pride and Prejudice yang fenomenal sekaligus memberi pelajaran moral betapa bahaya buruk sangka itu. Aku juga punya scene favorit!
Beklah...
Biasanya, kalau mau nonton film rekomendasi, aku akan mendedikasikan waktu khusus biar lebih greget. Iya, me time juga perlu totalitas. Bukan hanya saat berkarya saja, setuju?
Diangkat dari novel best seller karya Jenny Han, tidak disangka-sangka antusiasme penonton terhadap film ini begitu tinggi.
Iya seperti yang sudah aku singgung di atas, dikabarkan, sekuel buku kedua film ini akan segera dibuat dengan pemain yang sama, hanya alur ceritanya saja yang dilanjutkan sesuai dengan buku.
Film ini menceritakan tentang seorang remaja perempuan yang punya hobi menulis surat tentang laki-laki yang pernah ia sukai namun surat-surat tersebut tidak pernah ia kirimkan.
Hanya ditaruh di sebuah tempat, namun secara tidak sengaja dikirimkan oleh seseorang kepada semua laki-laki yang pernah ia sukai.
Pemeran utama perempuan diberi nama Lara Jean ini memainkan perannya dengan ciamik!
Selayaknya anak SMA yang lugu namun tetap menunjukkan sisi galak yang justru merebut hati dan membikin gemas penonton.
Di film ini kita juga akan disuguhkan dengan proses pendekatan hingga jadian dengan si pemeran utama sesuai dengan latar yang dibuat, ala anak SMA.
Konflik yang dibuat pun sebenarnya cukup sederhana namun kelihaian pembuat naskah dengan memberikan sentuhan manis di beberapa scene dan juga kemampuan akting dan chemistry antara Lara Jean (Lana Condor) dan Peter Kavinsky (Noah Centineo) membuat film ini layak dipertimbangkan.
Yup, meskipun film ini bergenre remaja, namun bukan berarti kelompok umur dewasa tidak dapat menikmati film ini. Nah, bagian ini nih yang sukses buatku tergoda untuk menontonnya.
Apalagi pas SMP dan SMA aku sempat juga laa mendapat surat cinta monyet, hahaha.
"Mendapat surat" lho ya. Beti lah dengan Lara Jean, yang berani menuliskan hasratnya lewat tulisan meski tak pernah ia kirimkan.
Aku ingat banget ketika mendapat salam cinta saat SMP. Bukannya merasa senang, tapi aku merasa sangat buruk dan hina! Padahal aku merasa tidak bertingkah genit atau murahan. Mengapa sampai ada orang yang menyukai aku?
Iya, begitulah perasaanku saat SMP dulu. Sounds weird, right! Well, itulah yang sebenarnya.
Hal ini mungkin erat kaitannya dengan mama yang selalu wanti-wanti agar aku menghindari urusan "pacaran" di usia remaja. Jadi aku mengasumsikan sendiri, bahwa hanya perempuan genit dan murahan yang bisa membuat laki-laki suka padanya.
Aku belum tahu tentang hormon, puber dan segala antek-anteknya. No clue at all!
Duh, kalau ingat itu, aku suka senyum-senyum sendiri. Misalnya ya saat menuliskan artikel ini.
Bahkan asumsi sesat itu terus terbawa sampai SMA.
Pernah suatu hari, seorang cowok pegawai kantor pos di kotaku yang dikenalkan sahabat saat acara ulang tahun datang berkunjung ke rumah. Doi muncul mendadak. Tiada angin tiada berita langsung nongol di depan pintu, pas aku menyapu rumah. Mendadak pikiran jadi sempit tak sempat berkelit.
Bisa dibayangkan betapa wajahku saat itu pucat pasi apalagi ternyata mama dari belakangku sudah mengiringi.
Namun rupanya Tuhan masih sayang kepadaku.
Aku bahkan dianjurkan mengganti baju dan mama berkenan menemani doi di ruang tamu.
Kami lalu ditinggalkan berdua ngobrol. Namun aku masih ingat jelas sepanjang sesi obrolan, tak pernah sekalipun aku bersikap ramah. Nada suara dan jawabanku sendiri saja aku tak suka mendengarnya.
Cuma, aku harus melakukan itu agar doi tidak tertarik meneruskan hubungan ini.
Saat itu yang ada dipikiranku adalah betapa akan murkanya mama dan aku akan mendapat omelan beruntun ala senapan serbu AK-47
Aku sudah siap untuk dimarahi ketika doi akhirnya pamit!
Alhamdullillah, tak terjadi apa-apa. Bahkan mama setelah itu sering bertanya bagaimana hubungan kami selanjutnya.
Yang pasti, setelah pertemuan pertama doi tak pernah berkunjung ke rumah lagi bahkan berkirim salam pun mungkin sudah alegi, hihihi. Tapi saat itu, who cares?
So, aku tak pernah punya hubungan spesial dengan laki-laki saat usia remaja.
Ketika akhirnya hormon dan puberku "bicara" aku hanya bisa menuangkan semua kedalam diari bergembok yang zaman itu booming banget.
Hikmahnya, aku tak ingin putri semata wayangku Yasmin, juga mengalami hal seperti ini.
Oleh sebab itu, sejak dini aku mulai membekali dengan informasi. Iya, membuka lebar gerbang edukasi dan komunikasi terutama ketika doi memasuki usia akil baligh.
Kembali ke laptop!
Selain membahas kisah pergaulan masa SMA, film to all the boys I've loved before ini juga mengajarkan untuk berani melangkah memulai hubungan yang baru dan tidak stuck dalam zona nyaman.
Dalam film ini juga diperlihatkan seberapa pentingnya peran keluarga dalam kehidupan setiap orang.
Bahwa dalam menjalani masa-masa sulit, ketika dihadapi bersama-sama keluarga akan terasa ringan.
Nah, yang belum nonton boleh nih segera streaming dan ikuti perjalanan kisah Lara Jean semasa SMA, sebelum sekuel keduanya dirilis ya.
Dan... untuk kenyamanan menyaksikan To All The Boys I've Love Before boleh menikmatinya di Indihome untuk menghindari buffer internet yang bisa mengganggu kenyamanan menonton film.
Aku tadi mikir apa bakal seru film remaja, ternyata baca review ini malah penasaran. Kok sebel yaaa surat yg disimpen trus dikirim, maluu 🤣😜 udah gt kan cowoknya banyak yaa..
BalasHapusNanti coba ah liat trailernya dulu
Ntar di film ketahuan tuh siapa yang kirim surat.
HapusAku gak mau spolier ahhh
:)
Penasaran banget buat menonton, mbaa. Masa remaja memang masa yang menurutku sulit di tebak deh keinginan anak. Hehhe. Dan menurutku memang peran orangtua sangat penting
BalasHapusSebaiknya kita memang bersikap sebagai sahabat pada buah hati yang berangkat remaja.
HapusAgar mereka terbuka dan menjadikan kita tempat yang asyik buat curhat.
Masa-masa SMP dan SMA, masa-masa yang penuh kenangan ya :D Kenangan bersama teman dan guru2 sih yang kuingat, seruuu.
BalasHapusBtw aku juga masih suka nonton film remaja.
Setuju mb
HapusPas nonton film remaja kita memang sering terbawa ke suasana zaman kita dulu ya
Jadi nontonnya sering sambil senyum-senyum sendiri
Film bertema genre anak SMA memang selalu menarik. Dan sepertinya film ini jauh lebih menarik ketimbang film-film atau drama SMA yang sudah beredar di tv lainnya.
BalasHapusBisa dicoba nih, streamingan pakai Indihome yang memang jaringannya oke punya.
Menurut para kritikus film, memang layak tonton
HapusDemikian mba
Bikin kepo berat yak ;)
waah..kalau nonton ini kayaknya saya bakalan baper kak ross :)
BalasHapussoalnya di masa itu saya termasuk rajin surat2an cinta #ups. bahkan dulu suka dimintain tolong temen bikin surat nembak hahaha
Wah... rupanya si mba pakar surat cinta yaaa
HapusKudu nonton nih mba Lisdha :)
Seru mba filmnya!
Wahh ku mau coba nonton ahh.. makasih review nya mba.. nambah list tontonanku.. jd gak zong pas nonton dan ternyata gak rame 😅
BalasHapusAu setuju nih sama kritikus film
HapusLayak tonton nih!
Aku jadi kepo dan pengen liat filmnya. Nih film terinspirasi sama lagunya Julio Iglesias sama Andre Hehanusa itu bukan, ya? hihihi jadi inget surat cinta sama kakak kelas yang kayaknya kebaca sama dia. DUh, maluuunya itu ga nahan
BalasHapusAku juga suka banget lho baca review mba.
HapusYang paling berkesan film India "Padmavati"
Setelah itu langsung nonton streaming di situs gratis, bahahaha
Betul, mba.
Aku aja pas baca judul film, langsung ingat lagu to all the girls I've loved before
Dan aku langsung browsing dan nyanyi...
... duhai kekasih-kekasih
... yang pernah datang dan pergi
... bahagia hatiku, laguku untukmu
... semua yang pernah kucinta
Aku suka tema2 remaja, terutama sejak punya anak, berasa butuh banget banyak pelajaran meski dari film
BalasHapusBtw aku juga pengguna Indihome
Tos, mba!
HapusDapat "pencerahan" lewat film itu, memang lebih nendang dan "sampai" ya
Aku juga pakai Indihome, tapi internet saja, biar hemat, bahahaha...
Aku belum nonton mba jadi penasaran. Masukin ke waiting list ah. Asik ya nonton sambil.nostalgia tanpa buffer pula
BalasHapusSeru, Nyi
HapusUntuk "me time" cucok meong nih!
Belum pernah nonton filmnya..jadi ingat zaman remaja dulu ya mbak nulis surat untuk cowok idaman trus disimpan haha
BalasHapusHahaha...
HapusAku memilih nulis di dari, mba
Terus kalau nonton film remaja, dulu masih era Rano Karno melulu aktor utama, suka membayangkan betapa aku ingin jadi pemeran wanita, bahahaha...
Jadi penasaran juga ini saya pengen nonton, mau mengenang masa lalu.
BalasHapusMesti nonton, mba
HapusSeru dan ada drama dikit laaa :)
Cerita remaja biasanya memang penuh kejutan ya.. Jadi penasaran pengen nonton, sepertinya tetap asyik walau saya dah ibu-ibu hehe
BalasHapusSodorin camilan...
HapusAwalnya aku juga skeptis (kurang yakin) gitu mba, "Apa sih bagusnya film remaja?"
Ternyata aku salah!
Filmnya bagus, masih menurutku lho ya
Sukses bikin penasaran pembaca Mbak. Searching ah nonton.
BalasHapusMasa remaja saya juga tidak pernah pacaran. Bahkan bisa dikata sangat jauh dari pria. Nulis di diary juga. Ampek sekarang masih ada sebagian diarynya. Hahaha...
Lagi-lagi to, mba.
HapusMama sukses "meracuni" aku tentang "pacaran"
Sampai-sampai alergi, waktu dulu itu, bahahaha
Jadi ingat lagunya Chrisye rahimahullah yang judulnya Kisah Kasih Di Sekolah...
BalasHapusTapi memang jaman dulu gak seperti jaman sekarang yaa, mba..
Perempuan tuu...mashaAllah~
Masih malu kalau harus begini atau begitu...
Kalau nonton film, aku cenderung suka genre remaja (jadul)...karena klasiknya itu loo..yang mahal.
HapusPerempuan dengan segala kehormatannya.
Setuju, mba
HapusMakin klasik, makin unik, makin ciamik.
Apalagi kalau zero pamer aurat ya, tambah syukak!
Pas nonton film ini, kesan aku biasa aja, akting pemainnya juga biasa aja *menurutku loh* Yang bikin aku menonton film ini sampai akhir karena pengin menyelami dunia remaja masa sekarang secara anakku dah remaja bentar lagi kuliah :D
BalasHapusIt's OK, fine, mba, memang nonton film itu subjektif sekali
HapusSetiap orang beda ekspektasi
Yang penting mah saling menghormati, karena berbeda itu indah
aku jadi penasaran mau nonton dramanya juga nih mbak. Kadang aku suka tergoda kl orang nulis reviewnya, aku gak takut juga sih baca spoiler. To All The Boys I've Love Before ini adanay di channel apa ya mbak di Indihome?
BalasHapusAku kemarin nonton pakai layanan Indihome Internet Fiber dengan mengetik kata kunci "Nonton To All The Boys I've Love Before" dan dibawa ke situs bioskopkeren.fun
HapusAku suka pelem2 bergenre remaja, soalnya bakalan baper dan so sweet, berasa jadi pemainnya . Halagh...
BalasHapusMba Anna ayo atuh kapan Nobar nonton Dilan bareng ako eeh
Hai, kesayangan...
HapusSemoga kita bisa seseruan bareng lagi secepatnya ya
Aamiin
Kok saya kepo curhatan apa saja yang tersimpan dalam diary bergembok itu ahahaha. Baca reviewnya jadi kepengen nonton 😁
BalasHapusMasih seputar curhat anak SMA laa, mba, hahaha
HapusNgakak waktu baca kalimat: Mendadak pikiran jadi sempit tak sempat berkelit. Ada-ada aja perumpamaannya, hahahaa.
BalasHapusHarus streaming ya kalo mau nonton filmnya. Catet dulu deh judulnya, atau nunggu yang kedua tayang aja ya. Nontonnya bisa beriringan
Boleh streaming, boleh didown dulu, tinggal pilih!
HapusKalau aku kemarin streaming
Sering mendengar kalau film ini bagus. Saya belum pernah menonton. Masih galau antara pengen nonton filmnya atau baca bukunya dulu ^_^
BalasHapusHitung kancing aja dulu...
HapusHahaha...
Keknya emak-enak wajib nonton film bertema cinta ala remaja begini..jadi paham saat anak remajanya sedang mengalami hal yang sama.
BalasHapusAku browsing langsung dah, penasaran sama all the boys ive loved before ini..hihihi
Setuju
HapusKita orang tua juga perlu belajar ya
Aiih iya. Mau browsing film ini kelupaan. Sibuuk.
BalasHapusAku juga belum nonton film ini Mba. Aku sukanya nonton film thriller atau action.
BalasHapusAku pakai Indihome juga di rumah mbak. Pantes judulnya gak asing, tapi kyknya yg prtama aku jg gak nonton. Ntr deh aku browsing2 dulu hehe. Dr judul dan reviewmu kyknya bagus filmnya :D
BalasHapusKok saya jadi tertarik yah? 😁
BalasHapusBungkus...!
HapusFilmnya kayaknya bagus ya mba? Soalnya di iflix juga muncul terus iklannya :)
BalasHapusAku juga pakai Indihome di rumah.
Sodorin camilan...
Hapusaih dia naksir berapa cowok sampe punya hobi nulis surat cinta? haduh maluuuu rasanya kalau suratnya diterima pujaan hati >,<
BalasHapus5 cowok kayaknya...?
HapusNah, makanya kudu nonton biar bisa terjawab sendiri :D
hahaha film ini.
BalasHapusAda beberapa kali teman2 share di sosmednya. Bukan review, cuma semacam keinginan mau nonton. Ya aku pikir, apaan sih umur segini aku nonton film begini males ah. Etapi kok ratingnya tinggi ya, terus kok viral ya.
Sampe akhirnya dapat kesempatan nonton, daannnn ternyata sampe 5 menit aku gak suka. Eh di lain waktu aku nonton lagi, dan kupaksain aja awalnya, karena kayaknya kok gak aku banget ni film.
.
Blasss sampai akhir kutonton... ternyata bagus :D
Walaupun idenya idem sama film lain, tapi plot dan dialognya enak. Beberapa part bikin endingnya sempat gak kebaca, mungkin itu juga yg bikin penasaran untuk kutonton pada akhirnya.
.
.
(gilak, panjang komen jadinya nih LOL)
Aku suka chemistry pemain utamanya...
HapusDapat banget!