"Bang, besok pagi minta tolong antarkan ke Mangrove Center ya"
"Mangrove Center di Balikpapan itu ada 4 lho, Bunda, yang mana nih?
"Haaa, ada 4! Oh...Mangrove Center Graha Indah Kariangau, Bang, Abang sudah pernah ke sana kah?"
"Belum, sih, besok sama-sama kita cari saja ya"
Beginilah, kalau kebanyakan hibernasi, hihihi #slabmeintheface mode on! Destinasi hits di kota sendiri, malah belum update.
So...
Agar mendapat gambaran utuh Mangrove Center Graha Indah Kariangau Balikpapan (MCGI) aku melakukan mini riset dengan membaca artikel online. Lumayan lah buat menambah wawasan, karena eh karena, I have no clue at all.
Baidewei subway,
Mencari informasi apalagi jika itu berkaitan dengan sebuah event blogger, sudah seperti ritual untukku. Bukan apa-apa sih, biar gak jaka sembung pakai swallow, agar nyambung giccu lho.
Misalnya seperti pentingnya mengetahui aktivitas favorit di tempat wisata
... atau pentingnya melakukan konsultasi sebelum melakukan perawatan wajah
Apalagi yang ini nih pentingnya mempersiapkan kehamilan dengan baik
Saat memasuki pintu gerbang perumahan, jauh dilubuk hati, aku masih ragu, "Masak iya sih ini jalan yang benar? Masak sih mangrove di dalam perumahan? Sounds, impossible to me!
Tapi, petunjuk jalan, semua memang mengarahkan ke sini. So, aku asumsikan dari sinilah asal muasal nama Mangrove Center ini, dari nama perumahan Graha Indah di kelurahan Kariangau di Balikpapan Barat.
Pagi itu, saat melaju di atas roda, anganku membawa kenangan ke kawasan yang dulu pernah jadi jajahan eh jalur ritual aku saat menjadi karyawan di salah satu perusahaan rekondisi alat berat di seputaran Kariangau. Namun, kala itu, sungguh aku tak tahu, bahwa nun di dalam sana ada eksotika kanopi Rhizophora
Begitu memasuki perumahan Graha Indah, panduan plang dengan tulisan Mangrove Center, meski kecil, langsung menuntun kita.
Jadi, pastikan kecepatan kendaraan sedang ya agar plang tidak lolos dari jangkauan penglihatan. Tapi, jika ingin haqqul yakin bisa coba cara lain, bertanya dengan warga sekitar.
Sepertinya warga sekitar sudah familiar dengan mangrove center ini, karena saat kami mengkonfirmasi, semua menyarankan petunjuk yang sama.
Alhamdullillah akhirnya kami sampai juga.
Terus terang, pas tiba di kawasan mangrove, udara sejuk segera menerpa. Apalagi pas di kawasan pembibitan yang rimbun dengan mangrove, aku merasa seperti di dunia lain, bukan di dalam kota.
Iya, aura mangrovenya terasa kental banget! Apalagi saat suasana hening, hanya ada suara fauna dan eksotika mangrove saja. Membawa angan berkelana.
Kamu harus merasakan ini juga ya, mendadak puitis mode on, tanpa terduga!
Oh iya,
Saat menulis artikel ini, aku juga mengetikkan kata kunci Mangrove Center Graha Indah, iseng mencari tahu artikel apa yang nangkring di page one google.
Ternyata, berita dari www.rimbawan.com. Di sana tertulis efektif November 2018 lalu, APHI (Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia) menyatakan dukungan menyiapkan kawasan wisata yang terintegrasi di Kalimantan Timur dalam mempromosikan ekowisata dengan memugar pintu gerbang MCGI.
Penampakannya seperti ini, pemirsah!
Ketua MCGI, Bapak Agus Bei yang tahun 2017 lalu menerima penghargaan Kalpataru dari Bapak Jokowi juga menambahkan, bahwa kawasan ini awalnya hanya 90 hektar, kemudian berkembang menjadi 150 hektar mangrove alami yang juga sudah mampu menciptakan ekonomi kreatif dan kesempatan kerja.
Bapak Agus Bei juga curhat, mengharapkan dukungan pemerintah khususnya dengan peraturan walikota untuk meningkatkan fasilitas MCGI, melalui kerjasama dengan pemangku kepentingan lainnya dalam bentuk kerjasama atau kemitraan lainnya.
Misalnya, penyediaan kapal wisata yang layak dan safety, agar tetap bisa digunakan meski turun hujan dan jumlah pengunjung yang banyak, jogging track dan pelatihan bisnis untuk warga sekitar namun semuanya tetap ramah lingkungan.
Tahukah kamu?
Kegiatan menanam mangrove di Sungai Somber ini ternyata sudah dimulai sejak 1997, yang dipelopori oleh Bapak Agus Bei.
Aku ingat momen saat mewawancarai beliau, "Saya sempat lho dikira orang gila dan stress, mba, karena membersihkan plastik di kawasan mangrove, sendirian, kurang kerjaan apa ya, menanam mangrove sendirian, mungutin plastik sendirian"
Pak Agus Bei tertawa dan matanya sesaat menerawang.
Alhamdullillah, ketika MCGI mulai memberikan peluang ekonomi kreatif dan lapangan pekerjaan, warga sekitar mulai membantu usaha beliau.
... dan mencapai puncak ketika tahun 2017 diundang ke istana presiden menerima penghargaan Kalpataru.
Namun 2 spesies ini, Bakau kurap (Rhizophora mucronata) dan Bakau Minyak (Rhizophora apiculata) menjadi tumbuhan dominan.
Sedangkan bekantan, fauna endemik khas MGCI, ada sekitar 400 (Nasalis narvatus atau proboscis monkeys, kera berhidung mancung (ke bawah) dan berbulu orannye).
Mau tahu makanan favorit bekantan?
Nama buah mangrove ini mengingatkan aku akan seorang desainer, Anne Avantie.
Buah Avicennia lanata dan Avicennia marina.
Gimana, mirip apa gak sih?
Atau aku yang maksa? Hahaha.
... dan bekantan suka lalapan juga lho (pantesan energik yak, hihihi), dari jenis Sonneratia alba.
Ndilalah, beberapa hari sebelum menulis artikel ini, aku kebetulan menonton saluran Animal Planet, dan menemukan fakta unik.
"Untuk menjadi jantan dominan dan menarik lawan jenis, selain punya hidung mancung dan body kekar, bekantan kudu piawai 'bernyanyi'. Yang suaranya paling keras dan lantang, dialah juaranya!"
Hadiahnya, adalah, tarrraaa...
... bisa mengembat eh mengawini semua betina di kelompoknya.
Hahaha... warbiyasah nih wan bekantan!
Tapi itu belum selesai, pemirsah!
Film dokumenter itu juga menambahkan, bahwa sang betina bisa selingkuh asal tidak ketahuan.
Hahaha... aku asli ngakak pas menonton tayangan Wildest Indonesia ini.
> Reservasi
Melakukan reservasi is a must!
Bisa melalui akun ig @mangrove_center_bpn atau founder Pak Agus Bei di @gus.bei
Reservasi diperlukan demi kenyamanan tur, karena kadang-kadang sering ada rombongan tamu dalam jumlah besar, sementara jumlah perahu yang tersedia terbatas.
> Hindari Saltum (Salah Kostum)
Untuk masuk ke dalam perahu biasanya dengan melompat, disarankan menggunakan atasan dan bawahan celana/kulot. Ini murni pendapatku pribadi sih.
Namun, sekali lagi ini hanya bersifat saran ya, karena aku pernah menemukan beberapa foto di instagram akun di atas, ada lho yang buat foto pre wedding di MCGI ini. Yup, mengenakan gaun ala pengantin gitu dan naik ke atas perahu. Yang pasti tanpa safety vest! Seram juga ya.
Tapi... mungkin saja di sekeliling perahu pengantin wanna be sudah siap-siap tim penyelamat ya
So, once again, untuk pilihan outfit, the choice is yours!
> Kenakan Safety Vest
Ini hukumnya wajib, pemirsah!
Untuk alasan keselamatan, mengenakan safety vest is a must, karena akan tur sepanjang rawa mangrove yang bermuara ke perairan yang meski tenang tetapi dalam.
> Dokumentasi
Nah ini juga hukumnya wajib!
Siapkan semua amunisi, saat ke MCGI, karena kamu tidak akan pernah tahu pengalaman luar biasa apa yang menunggumu.
> Waktu Tur Terbaik
- Jam 7, 8 dan 9 di pagi hari, di mana cuaca masih sejuk.
- Jam 16.00 sampai 1700 sore
Adalah waktu terbaik tur mengelilingi kawasan MCGI, karena saat itu air pasang mencapai puncak sehingga bisa berkelana jauh ke anak-anak sungai, merasakan sensasi berlayar di bawah kanopi hutan bakau.
Suasana juga sangat hening. Jika beruntung kita bisa bertemu bekantan yang sedang bergantungan mencari makan di pohon bakau.
Satu yang aku catat saat perjalanan adalah, ketika mendekati rimbunan mangrove, mesin perahu sengaja dimatikan, agar bekantan sudi menampakkan diri.
Namun, kami belum beruntung, hingga waktu tur usai, bekantan tak kunjung muncul, pemirsah! Jadi, sepertinya kudu ke sini lagi bersama kamu. Iya, kamu!
Biar lebih afdol, yuk simak infografis berikut ini!
Anganku kembali berkelana, ke tahun 1997, saat bekerja di Balikpapan Coal Terminal, perumahan Graha Indah dimana kolegaku Bapak Chaidir, pernah mengalami banjir besar dan juga di beberapa titik bahkan ada puting beliung.
Ternyata bencana puting beliung inilah yang menjadi pencetus Pak Agus Bei untuk menanam bakau. Awalnya hanya di depan rumahnya, bekas areal tambak. Namun, di langkah pertama ini beliau belum berhasil. Beberapa bibit bakau mati dan tercabut terkena arus pasang.
Namun beliau tidak berputus asa, berbekal internet dan otodidak, budi daya bakau dilanjutkan.
Nah di fase inilah orang sering melihat beliau menanam bakau yang masih dianggap asing oleh warga. Bahkan sempat dikira stress dan gila, seperti yang telah aku ceritakan di awal artikel.
But, the show must go, Pak Agus tak perduli omongan nyinyir dan julid, tetap meneruskan usaha menanam bibit bakau. Bahkan beliau melepas profesi awalnya, kontraktor infrastruktur dan kelistrikan.
Perlahan usaha ini membuahkan hasil, bibit bakau tumbuh, dan dalam waktu tujuh tahun, bakau sudah tumbuh sempurna, menimbulkan perasaan sejuk saat dipandang mata.
"Memang butuh waktu lama, kata Pak Agus Bei"
Hingga pada tahun 2015, bibit bakau yang ditanam sudah ribuan di luas sekitar 40 hektar.
Kawasan rimbun mangrove ini selain mendatangkan manfaat bagi warga sekitar seperti tidak pernah lagi ada serangan angin kencang, udara sejuk, juga mengundang kawanan bekantan berhidung panjang yang kini justru memberi nilai ekonomis, mendatangkan wisatawan.
Biar semakin afdol, yuk saksikan video tur MCGI berikut ini.
Sebagai tambahan,
Tur dilakukan sore hari, di mana malam sebelumnya, hujan turun, jadi terlihat warna air keruh karena bercampur sedimen tanah.
Jadi, kalau ke Balikpapan, bolang ke MCGI is a must ya.
Btw, apakah di kotamu ada destinasi ekowisata juga?
Share yuk di kolom komentar di bawah ini!
"Mangrove Center di Balikpapan itu ada 4 lho, Bunda, yang mana nih?
"Haaa, ada 4! Oh...Mangrove Center Graha Indah Kariangau, Bang, Abang sudah pernah ke sana kah?"
"Belum, sih, besok sama-sama kita cari saja ya"
Beginilah, kalau kebanyakan hibernasi, hihihi #slabmeintheface mode on! Destinasi hits di kota sendiri, malah belum update.
Mengintip view dermaga dari rimbun eksotika Rhizopora |
Agar mendapat gambaran utuh Mangrove Center Graha Indah Kariangau Balikpapan (MCGI) aku melakukan mini riset dengan membaca artikel online. Lumayan lah buat menambah wawasan, karena eh karena, I have no clue at all.
Baidewei subway,
Mencari informasi apalagi jika itu berkaitan dengan sebuah event blogger, sudah seperti ritual untukku. Bukan apa-apa sih, biar gak jaka sembung pakai swallow, agar nyambung giccu lho.
Misalnya seperti pentingnya mengetahui aktivitas favorit di tempat wisata
... atau pentingnya melakukan konsultasi sebelum melakukan perawatan wajah
Apalagi yang ini nih pentingnya mempersiapkan kehamilan dengan baik
Mangrove Center Graha Indah Balikpapan
Ternyata, Mangrove Center ini terletak di kawasan perumahan Graha Indah, Kariangau Balikpapan. Sesuatu yang belum aku temukan dalam artikel yang pernah aku lahap.Saat memasuki pintu gerbang perumahan, jauh dilubuk hati, aku masih ragu, "Masak iya sih ini jalan yang benar? Masak sih mangrove di dalam perumahan? Sounds, impossible to me!
Tapi, petunjuk jalan, semua memang mengarahkan ke sini. So, aku asumsikan dari sinilah asal muasal nama Mangrove Center ini, dari nama perumahan Graha Indah di kelurahan Kariangau di Balikpapan Barat.
Pagi itu, saat melaju di atas roda, anganku membawa kenangan ke kawasan yang dulu pernah jadi
Begitu memasuki perumahan Graha Indah, panduan plang dengan tulisan Mangrove Center, meski kecil, langsung menuntun kita.
Jadi, pastikan kecepatan kendaraan sedang ya agar plang tidak lolos dari jangkauan penglihatan. Tapi, jika ingin haqqul yakin bisa coba cara lain, bertanya dengan warga sekitar.
Sepertinya warga sekitar sudah familiar dengan mangrove center ini, karena saat kami mengkonfirmasi, semua menyarankan petunjuk yang sama.
Alhamdullillah akhirnya kami sampai juga.
Terus terang, pas tiba di kawasan mangrove, udara sejuk segera menerpa. Apalagi pas di kawasan pembibitan yang rimbun dengan mangrove, aku merasa seperti di dunia lain, bukan di dalam kota.
Iya, aura mangrovenya terasa kental banget! Apalagi saat suasana hening, hanya ada suara fauna dan eksotika mangrove saja. Membawa angan berkelana.
Kamu harus merasakan ini juga ya, mendadak puitis mode on, tanpa terduga!
Sumber @EHIndonesia |
Saat menulis artikel ini, aku juga mengetikkan kata kunci Mangrove Center Graha Indah, iseng mencari tahu artikel apa yang nangkring di page one google.
Ternyata, berita dari www.rimbawan.com. Di sana tertulis efektif November 2018 lalu, APHI (Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia) menyatakan dukungan menyiapkan kawasan wisata yang terintegrasi di Kalimantan Timur dalam mempromosikan ekowisata dengan memugar pintu gerbang MCGI.
Penampakannya seperti ini, pemirsah!
Sumber foto: www.rimbawan.com |
Bapak Agus Bei juga curhat, mengharapkan dukungan pemerintah khususnya dengan peraturan walikota untuk meningkatkan fasilitas MCGI, melalui kerjasama dengan pemangku kepentingan lainnya dalam bentuk kerjasama atau kemitraan lainnya.
Misalnya, penyediaan kapal wisata yang layak dan safety, agar tetap bisa digunakan meski turun hujan dan jumlah pengunjung yang banyak, jogging track dan pelatihan bisnis untuk warga sekitar namun semuanya tetap ramah lingkungan.
Tahukah kamu?
Kegiatan menanam mangrove di Sungai Somber ini ternyata sudah dimulai sejak 1997, yang dipelopori oleh Bapak Agus Bei.
Aku ingat momen saat mewawancarai beliau, "Saya sempat lho dikira orang gila dan stress, mba, karena membersihkan plastik di kawasan mangrove, sendirian, kurang kerjaan apa ya, menanam mangrove sendirian, mungutin plastik sendirian"
Pak Agus Bei tertawa dan matanya sesaat menerawang.
Alhamdullillah, ketika MCGI mulai memberikan peluang ekonomi kreatif dan lapangan pekerjaan, warga sekitar mulai membantu usaha beliau.
... dan mencapai puncak ketika tahun 2017 diundang ke istana presiden menerima penghargaan Kalpataru.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kalpataru_(penghargaan) |
Flora dan Fauna Mangrove Center Graha Indah
Masih menurut Pak Agus Bei, ada sekitar 40 jenis mangrove yang tumbuh di MCGI.Namun 2 spesies ini, Bakau kurap (Rhizophora mucronata) dan Bakau Minyak (Rhizophora apiculata) menjadi tumbuhan dominan.
Sedangkan bekantan, fauna endemik khas MGCI, ada sekitar 400 (Nasalis narvatus atau proboscis monkeys, kera berhidung mancung (ke bawah) dan berbulu orannye).
Mau tahu makanan favorit bekantan?
Nama buah mangrove ini mengingatkan aku akan seorang desainer, Anne Avantie.
Buah Avicennia lanata dan Avicennia marina.
Gimana, mirip apa gak sih?
Atau aku yang maksa? Hahaha.
... dan bekantan suka lalapan juga lho (pantesan energik yak, hihihi), dari jenis Sonneratia alba.
Ndilalah, beberapa hari sebelum menulis artikel ini, aku kebetulan menonton saluran Animal Planet, dan menemukan fakta unik.
"Untuk menjadi jantan dominan dan menarik lawan jenis, selain punya hidung mancung dan body kekar, bekantan kudu piawai 'bernyanyi'. Yang suaranya paling keras dan lantang, dialah juaranya!"
Hadiahnya, adalah, tarrraaa...
... bisa mengembat eh mengawini semua betina di kelompoknya.
Hahaha... warbiyasah nih wan bekantan!
Tapi itu belum selesai, pemirsah!
Film dokumenter itu juga menambahkan, bahwa sang betina bisa selingkuh asal tidak ketahuan.
Hahaha... aku asli ngakak pas menonton tayangan Wildest Indonesia ini.
Sumber: https://gpswisataindonesia.wordpress.com |
Hal-Hal Yang Harus Diketahui Saat Bolang ke Mangrove Center Graha Indah Balikpapan
Agar kunjungan ke Mangrove Center Graha Indah ini berlangsung nyaman dan menyenangkan, sebaiknya ketahui beberapa hal berikut ini:> Reservasi
Melakukan reservasi is a must!
Bisa melalui akun ig @mangrove_center_bpn atau founder Pak Agus Bei di @gus.bei
Reservasi diperlukan demi kenyamanan tur, karena kadang-kadang sering ada rombongan tamu dalam jumlah besar, sementara jumlah perahu yang tersedia terbatas.
> Hindari Saltum (Salah Kostum)
Untuk masuk ke dalam perahu biasanya dengan melompat, disarankan menggunakan atasan dan bawahan celana/kulot. Ini murni pendapatku pribadi sih.
Namun, sekali lagi ini hanya bersifat saran ya, karena aku pernah menemukan beberapa foto di instagram akun di atas, ada lho yang buat foto pre wedding di MCGI ini. Yup, mengenakan gaun ala pengantin gitu dan naik ke atas perahu. Yang pasti tanpa safety vest! Seram juga ya.
Tapi... mungkin saja di sekeliling perahu pengantin wanna be sudah siap-siap tim penyelamat ya
So, once again, untuk pilihan outfit, the choice is yours!
> Kenakan Safety Vest
Ini hukumnya wajib, pemirsah!
Untuk alasan keselamatan, mengenakan safety vest is a must, karena akan tur sepanjang rawa mangrove yang bermuara ke perairan yang meski tenang tetapi dalam.
> Dokumentasi
Nah ini juga hukumnya wajib!
Siapkan semua amunisi, saat ke MCGI, karena kamu tidak akan pernah tahu pengalaman luar biasa apa yang menunggumu.
> Waktu Tur Terbaik
- Jam 7, 8 dan 9 di pagi hari, di mana cuaca masih sejuk.
- Jam 16.00 sampai 1700 sore
Adalah waktu terbaik tur mengelilingi kawasan MCGI, karena saat itu air pasang mencapai puncak sehingga bisa berkelana jauh ke anak-anak sungai, merasakan sensasi berlayar di bawah kanopi hutan bakau.
Suasana juga sangat hening. Jika beruntung kita bisa bertemu bekantan yang sedang bergantungan mencari makan di pohon bakau.
Satu yang aku catat saat perjalanan adalah, ketika mendekati rimbunan mangrove, mesin perahu sengaja dimatikan, agar bekantan sudi menampakkan diri.
Namun, kami belum beruntung, hingga waktu tur usai, bekantan tak kunjung muncul, pemirsah! Jadi, sepertinya kudu ke sini lagi bersama kamu. Iya, kamu!
Manfaat Mangrove
Dari tadi ngomongin mangrove melulu, memangnya kenapa sih harus peduli sama isu mangrove?Biar lebih afdol, yuk simak infografis berikut ini!
Sumber: https://himasuperindoblog.wordpress.com/2017/11/06/mangrove/ |
Anganku kembali berkelana, ke tahun 1997, saat bekerja di Balikpapan Coal Terminal, perumahan Graha Indah dimana kolegaku Bapak Chaidir, pernah mengalami banjir besar dan juga di beberapa titik bahkan ada puting beliung.
Ternyata bencana puting beliung inilah yang menjadi pencetus Pak Agus Bei untuk menanam bakau. Awalnya hanya di depan rumahnya, bekas areal tambak. Namun, di langkah pertama ini beliau belum berhasil. Beberapa bibit bakau mati dan tercabut terkena arus pasang.
Namun beliau tidak berputus asa, berbekal internet dan otodidak, budi daya bakau dilanjutkan.
Nah di fase inilah orang sering melihat beliau menanam bakau yang masih dianggap asing oleh warga. Bahkan sempat dikira stress dan gila, seperti yang telah aku ceritakan di awal artikel.
But, the show must go, Pak Agus tak perduli omongan nyinyir dan julid, tetap meneruskan usaha menanam bibit bakau. Bahkan beliau melepas profesi awalnya, kontraktor infrastruktur dan kelistrikan.
Perlahan usaha ini membuahkan hasil, bibit bakau tumbuh, dan dalam waktu tujuh tahun, bakau sudah tumbuh sempurna, menimbulkan perasaan sejuk saat dipandang mata.
"Memang butuh waktu lama, kata Pak Agus Bei"
Hingga pada tahun 2015, bibit bakau yang ditanam sudah ribuan di luas sekitar 40 hektar.
Kawasan rimbun mangrove ini selain mendatangkan manfaat bagi warga sekitar seperti tidak pernah lagi ada serangan angin kencang, udara sejuk, juga mengundang kawanan bekantan berhidung panjang yang kini justru memberi nilai ekonomis, mendatangkan wisatawan.
Biar semakin afdol, yuk saksikan video tur MCGI berikut ini.
Sebagai tambahan,
Tur dilakukan sore hari, di mana malam sebelumnya, hujan turun, jadi terlihat warna air keruh karena bercampur sedimen tanah.
Jadi, kalau ke Balikpapan, bolang ke MCGI is a must ya.
Btw, apakah di kotamu ada destinasi ekowisata juga?
Share yuk di kolom komentar di bawah ini!
Kak Anna ini seruuuu pake banget!
BalasHapusDi Surabaya juga ada mangrove, dan bisa jadi destinasi liburan alternatif buat kami yg bosan nge-mall :D
--https://bukanbocahbiasa(dot)com--
Yup, seru banget!
HapusBegitu tiba di kawasan mangrove, aura sejuk dan nyaman langsung menerpa.
Sesaat lupa kalau sedang di kawasan kota, berasa di tengah rimba
Wah, menarik dan lengkap banget ceritanya... Info tentang bekantannya bikin mulut menganga, hihihi...
BalasHapusApalagi kalau mba ikut nonton tayangan asli versi Animal Planet, dijamin ngikik sendiri, hihihi, karena adegan saat betina "selingkuh' juga terekam dengan baik dan dengan narasi seperti ini:
Hapus"... hanya mereka berdua sajalah yang tahu apa yang terjadi"
... lalu tampilan pohon pun bergoyang-goyang, hahaha
Dan saat betina kembali, bekantan jantan memang lagi cuek saja tuh, makan di pohon. "EGP banget!", hahaha...
Wah pelopornya sampe dikira orang gila memang ya sesuatu yang tidak lazim maka selalu dijudgment orang gila namun lihatlah dampak dari ketidaklaziman itu ya mba kini bisa dinikmati siapapun mantap cerita Mangrovenya mba dan tipsnya juga mantul, dari pakaian nyaman hingga jamnya :)
BalasHapusSaking membekasnya momen ini, dalam setiap kesempatan konferensi pers, Pak Agus Bei selalu menyelipkan latar belakang dibalik kisah sukses MCGI.
HapusSemoga kita bisa memetik hikmah ya
Walaupun dari Kalimantan tapi aku baru tahu teori bekantan yang berisik ini ya.. jadi inget pada salah satu atau
BalasHapusSalah banyak dari entertainer yang suka muncul di teve
Mereka ribut karena ingin menarik perhatian kan ... Hahaha
Subhanallah ya, cara kerja Ilaahi untuk setiap makhluknya
HapusYup, mereka berisik ternyata dalam rangka MPO eh MPB, Minta Perhatian Bekantan, hahaha...
Salut dengan Pak Agus Bei yang menginisiasi Mangrove Center ini sejak 1997. Alhamdulillah diapresiasi negara dengan penghargaan Kalpataru ya. Semoga luasan yang kian bertambah terus terjaga hingga nanti dan bahkan bisa tambah luas lagi
BalasHapusSetuju mba.
HapusPerlu sinergi dan kesepakatan stakeholder untuk mewujudkan semua ini, karena kawasan MCGI berdampingan dengan perumahan dan kawasan industri, jadi rawan kepentingan!
Mangrove Center Graha Indah ( MCGI ) Salah satu menjadi destinasi wisata. wisata lingkungan sering mendapat kita dengar ekoturisem, selain dapat mengapresiasi keagungnganNya yang begitu tanpa celah dan sangat sempurna, namun kerusakan akan berdampak baik terhadap kehidupan manusia maupun keberadaan mahluk hidup lainnya
BalasHapusHutan mangrove banyak memberikan kontribusi baik secara ekologi maupun ekonomi dengan keberlangsungan ekosistem mangrove akan menciptakan berbagai dampak yang sangat berarti untuk kebutuhan habitat mahluk hidup,dimana mangrove punya peran penting serta fungsi vital terhadap pesisir
Untuk datang ke mangrove Center Graha Indah (MCGI) Balikpapan sebaiknya saya merekomendasikan Pagi pukul 7.00,8.00 dan 9.00 cuaca masih cukup sejuk dan tidak terlalu panas Sore hari 16.00 dan 17.00 di waktu jam tertentu anda dapat melihat berbagai habitat endemik yaitu Bekantan.
Jika turun dari Bandara S.A.M Sulaiman Sepinggan jika tidak macet 30.menit sudah tiba dengan petunjuk Google Map, bila menyusuri perahu kurang lebih 1 jam dengan biaya 300.000 untuk maximal daya muat 9 Orang ya pastinya harus sefty
Semoga MCGI akan terus berbenah ,dan memberikan kesan yang terbaik
Bila punya Sefty Jacket bisa disumbangkan di MCGI Balikpapan
Terimakasih
Perjuangan Pak Agus Bei ini patut diapresiasi 😍 Mulai nanem mangrove sendiri, mungutin plastik sampe dikira orang gila 😅
BalasHapusIkut senang dengan diberikannya penghargaan Kalpataru :)
Pak Agus Bei sedang mencari mitra untuk meningkatkan fasilitas MCGI seperti jooging track di tengah mangrove, perahu yang lebih layak misalnya dengan atap, agar saat hujan masih layak layar.
HapusMangrove inu penting banget ya buat kelestarian lingkungan sekitar pantai..
BalasHapusUsaha serius semacam ini harus kita support nih...
Two thumbs up buat pak agus bei
Setuju, mba!
HapusPerlu dukungan semua pihak agar kawasan MCGI tetap terjaga bahkan luasnya semakin bertambah.
Penting banget ya buat melindungi hutan mangrove ini untuk kelestarian lingkungan ya kak..
BalasHapusSetuju.
HapusBegitu banyak manfaat mangrove buat bumi dan penghuninya
betul masih banyak yang membutuhkan tanaman ini, tidak hanya hewan atau tumbuhan lainnya bahkan manusia sekalipuin
HapusYa Allah, aku asli Mba antara mau ketawa dan kasihan baca komentar Bapak Agus Bei yang disangka gila karena mhngutun plastik. Karena memang kalau sesuai ilmu psikologi, ciri2 orang gila awalnya adalah senang mungutin sampah. Ya Allah.. padahal itu kegiatan yang baik yaa. Membantu melestarikan lingkungan.
BalasHapusBeliau selalu menyelipkan kisah ini dalam setiap kesempatan berbagi, mba
HapusSemoga menginspirasi ya...
Iya, Mba semoga banyak yg meniru kegiatan beliau sehingga hutan kembali subur.
HapusSuka dengan wisata alam Mangrove. Udara sejuk dan nuansa hening itu menenangkan banget. Semoga banyak wisatawan yang datang dan tentunya ekosistem alam tetap terjaga.
BalasHapusApalagi kalau tur di saat air pasang.
Hapus... lalu mesin perahu dimatikan,
... dan kita berada di antara akar bakau menjelajah anak sungai yang beratapkan kanopi bakau,
... suasana begitu hening, remang dan damai.
Masya Allah, indah banget, tak terucapkan!
Kalau ke Mangrove menurutku memang enak pagi sih karena biar dapat sinar matahari yang cakep. Lalu aku setuju nih untuk pemilihan pakaian harus senyaman mungkin kalau aku, apalagi ini main di Mangrove ya bukan mall.
BalasHapusAku nih kebetulan mau keluar kota dengan teman-teman blogger juga. Malah jadi ingin mencari wisata Mangrove nanti ah.
HapusSalut ya, dengan Pak Agus yang tetap teguh dengan keinginannya untuk membudidayakan dan menjaga hutan mangrove ini. Pemanfaatan hutan mangrove selain untuk wisata dikembangkan untuk apa lagi? Bisa untuk bahan membuat kerajinan tidak ya pohon mangrove ini?
BalasHapusNah, aku langsung browsing lagi nih, mba
HapusIni berarti manfaat mangrove dari segi ekonomi ya
Yup, positif, seperti yang aku kutip dari manfaat(dot)id, kayu mangrove bisa dibuat sebagai bahan furniture seperti meja, kursi, lemari dan sebagainya.
Asyiknya kalau mau ke tempat wisata di pagi hari. Dimana udara masih sejuk dan tidak terlalu padat
BalasHapusIndonesia kaya banget dengan potensi wisata mangrove ya...selain dapet manfaat lingkungannya, dapet juga manfaat ekonomi dari pariwisatanya...
BalasHapusSalut nih sama founder nya. Di saat orang lain malah cuma bisa nya berkoar-koar demo tentang kerusakan alam dsb, bapak ini justru langsung bergerak membudidayakan mangrove, sampai mangrove ini jadi ekowisata. Btw, kota Balikpapan itu luas banget ya.
BalasHapusSepakat bro, Pak Agus Bei langsung beraksi sampai dikira orang stress malah
HapusBersyukur banget dimana-mana sekarang orang peduli sama mangrove. Salah satu tabaman yang menghasilkan oksigen paling banyak serta penyerap polutan di laut.
BalasHapusAku juga baru tahu saat membaca berbagai literasi untuk artikel ini, mba
HapusBegitu banyak manfaatnya ya...
Mbaaa Kesayangan, Aku siap ini kalo di bawa ke sanaa, udah bekel celana/kulot. Jadi kapan nih kita jelong2 ke Mangrove atuh, ku mupeng baca ceritanya.
BalasHapusTapi, ku atut aiir hahaha
Tenang... ini ada bahu kesayangan, buahahaha
HapusAda pelampung Teh,
Insya Allah, aman...
Insya Allah
Memang mengesankan menyusuri Kalimantan, Mbak
BalasHapusAku dulu juga excited waktu ke Sebangau yang di Palangka Raya
Nah di sana aku cari Bekantan eh ternyata memang bukan tempatnya haha
Ke sini, Mbak
HapusSalah satu tempat bekantan yah di Mangrove Center Graha Indah Balikpapan
Aku belum pernah ke wisata mangrove :(. Padahal pengen banget. Mnurutku kalau ke sini emang wajar harus ikutin larangan atau himbauannya
BalasHapusSemua demi kenyamanan dan keamanan^^
HapusAku jadi ndredeg yaak...pake safety vest gini...
BalasHapusSoalnya pernah ke Wisata Mangrove Surabaya, gak pakai safety vest.
Memang airnya tenang siih...
Wisata Mangrove yang menyenangkan..
HapusDan banyak manfaatnya bagi alam.
Justru air tenang itu yang dalam ya, mba
HapusBak kata pepatah, "Diam-diam menghanyutkan!"
... kalau ribut, menyebalkan
Bahahaha
Kayak di Kotaku nggak ada ekowisata semacam hutan Mangrove. Padahal mau juga piknik sambil melihat-lihat pohon mangrove yang rimbun.
BalasHapusKalau ke Balikpapan, aku siap nih jadi dayang-dayang, Mak
HapusSalut buat Bapak Agus Bei, perjuangannya membuahkan hasil ya. ALhamdulillah mangrovenya makin tumbuh subur dan bahkan mendapat perhatian banyak pihak.
BalasHapusBeliau berencana ingin menambah trek jogging dan berbagai fasilitas lain, namun tetap masih dengan konsep ekowisata
HapusSemoga dilancarkan eksekusi rencananya dan semoga juga makin banyak pihak yang membantu pekerjaan Bapak Agus Bei ini ya mbak.
HapusKereeen nih upaya melestarikan hutan bakaunya. Semoga maju terus
BalasHapusBantu promo, mba di Kemenlu RI^^
HapusBeliau pengen ada investor yang berkenan membangun jogging trek kayak di Mangrove Center Tarakan Kaltim
Selama ini aku paling terkesan dengan wisata mangrove di daerah Brebes. Pengelolanya Pokdarwis setempat, dikemas dengan bagus dan kreatif. Aku jadi penasaran mangrove di Batam, mbak. Apalagi luasnya sampai 150 hektar, bisa menggandenga warga setempat untuk menjual hasil kreatifitasnya
BalasHapusMangrove Center di Balikpapan, mungkin maksudnya ya, Mak
HapusAku tunggu di sini, siap jadi dayang-dayang^^
Ah iya, kok bisa Batam sih, maaf mbak Anna.
HapusKeren ya perkembangannya udah meluas menjadi 150 hektar, dari 90 hektar sebelumnya. Aku suka menyusuri hutan mangrove, padahal sebelumnya enggak tertarik karena malas kalo digigit nyamuk, wkwkwkk
Aku pernah nih sekali ke wisata mangrove di Bali. Dan aku cukup amaze sama orang-orang yang pinter mejaga kelestarian alam kayak gini
BalasHapusSeumur2 aku baru sekali ke mangrove, itupun di Jakarta aja, nggak jauh2 hehehe. Sayang kalau kesana ga boleh bawa kamera, kalau pake kamera kena charging cukup mahal
BalasHapusaku ke hutan mangrove yang di jakarta aja belum pernah mba, apalagi ke balikpapa huhuhu :D pengen deh kl ada kesempatan langsung liat. Kemarin aku sempet liat simulasi bagaimana hutan mangrove menjaga pantai dari ombak agar tidak terkikis, keren banget!
BalasHapusMangrove itu luar biasa banyak sekali manfaatnya bagi kebersihan laut karena sebagai penyerap polutan paling efektif sehingga dapat mencegah pencemaran. Sayang udah banyak hutan mangrove ditebang di tempat saya ini.
BalasHapusIya Bunda ada beberapa lho mangrove center di Balikpapan jumlahnya, aku udah ke beberapa tapi yang ini yang paling sering. Sebelum Ramadhan, berdua sama CMumut ke sana dan pas banget bekantannya lagi keluar.
BalasHapusAyo dong buat artikelnya, mba bulir jeruk...
HapusPasti seru tuh!
Mangrove atau bhasa daerah papua mangi mangi, di daerah sini juga banyak buk, tapi kurang di manfaatlan secara maksimal paling - paling di manfaatkan masarakat untuk mencari kepiting, kerang & buaya karena memang masih banyak yang bersarang di rerimbunan magrove :)
BalasHapusDi Jakarta ada Taman Wisata Alam Mangrove, Angke Kapuk tapi aku belom pernah ke sana. Abis baca ini, kayaknya wisata mangrove bagus juga buat belajar alam, bukan buat foto-foto aja.
BalasHapusPejantan tangguh ya si Bekantan hehehe....
BalasHapusdan si betina, kurang oerhatian kali ya, jadinya selingkuh.
Asyik ya kalau ada ekowisata kayak gini. DI Malang nggak ada hutan mangrove, kalau pengen ke hutan mangrove harus ke Surabaya atau Probolinggo
di PIK jakarta juga ada wisata mangrove, tp aku malu ngakuinnya, belum pernah kesana :D . kapan2 jd pgn liat langsung gimana sih rasanya kalo ke hutan mangrove ini.. tp kayaknya yg di PIK g ada bekantan mba. g prnh dgr ada yg bilang begitu soalnya.
BalasHapustp aku prnh melihat bekantan pas di Brunei :D. itu nyusuri kampung ayer nya, dan dibawa ke tempat bekantan ama tukang perahu. cm mereka kayaknya binatang pemalu yaaa :p. ga suka nampakin diri secara jelas. cuma sekilas2, trus lompat ke pohon lagi :D
Ini yang disebut hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha dan keringat Pak Chaidir tidak jatuh sia-sia dalam menanam mangrove.
BalasHapusTerbukti akhirnya sekarang manfaatnya dirasakan oleh orang banyak.
Aku suka deh ke hutan mangrove, rasanya ayem gitu suasananya mba, mana ini ada bekantannya pulaaa pengen lihat langsung huhu...dulu pernah coba keripik dan sirup mangrove, unik rasanya
BalasHapusHoalah ada 4 mangrove center toh di Balikpapan, banyak juga yaa..
BalasHapusSeru banget bisa lihat bekantan di MCGI. aku jadi tahu kenapa para bekantan suka "teriak2", ternyata lagi nyari perhatian toh. hahaha
Kapan ya bisa kesampaian main ke Balikpapan? Semoga semakin banyak hutan Mangrove bisa menjadi salah satu potensi wisata ya mba.
BalasHapusgebrakann yg dilakukan pak agus bei luar biasa yak. sampai sempat dianggap gila. memang melakukan perubahan jd lebih baik itu tak selalu mulus
BalasHapusIyap sama kayak di Jakarta, aku ya tahu ada hutan manggrove di Jakarta tapi sampai skarang ya aku belum kesana. Hahhaa. Tapi padahal asyik ya dan smoga tetap terjaga dengan baik
BalasHapusSenang ya, kalau ada yg peduli ling lingkungan seperti pak agus ini... Apa yang dilakukannya akhirnya bisa bermanfaat dan menginspirasi banyak orang...
BalasHapusseru banget ya mbak wisata mangrove ini. AKu secara khusus belum pernah ke tempat mangrove gini loh. Tapi di kampung dulu sering main di pohon-pohon tepi lau gini. Masuk jenis magrove juga kan yak :D
BalasHapusTernyata, kegiatan menanam mangrove di Sungai Somber udah dimulai sejak tahun 1997, 20 tahunan lebih dong ya. Masyaaallah... Salut akutuh sama pelopornya, Bapak Agus Bei.
BalasHapusTernyata, kegiatan menanam mangrove di Sungai Somber udah dimulai sejak tahun 1997, 20 tahunan lebih dong ya. Masyaaallah... Salut akutuh sama pelopornya, Bapak Agus Bei.
BalasHapusSEkitar 30 tahun yang lalu, waktu aku masih tinggal di Bontang, Mangrove gini jadi pemandangan sehari-hari. Tapi makin kesini kok malah makin hilang hiks. Untung ada orang seperti Pak agus Bei yang berinisiatif melestarikan ya. Harusnya virus pelestarian Mangrove di Balikpapan, bisa sekalian ditularkan ke Bontang dong.
BalasHapusAku tuh paling suka jalan-jalan di hutan mangrove mba, di sana banyak sekali spesies burung bisa ditemukan. Tapi memang kalau susur sungainya harus safety karena bisa saja ada ular yang mematikan bisanya.
BalasHapusWah seru banget nih bisa tour ke hutan Mangrove kayak gini. Gak biasa. Pastinya ya bakal jadi tak terlupakan. Btw, aku belom pernah deh ih main ke hutan mangrove...
BalasHapusMbak ini masih alami bangetttt. Ga kesentuh macem2
BalasHapusDaerahku di situbondo juga ada hutan bakau. Secara di sini laut. Kalau ga ada hutan bakau, entah gimana kampungku dah kelelep kayaknya
pak Agus Bei hebat. Bekerja sendiri tanpa mengenal lelah. Dikatain orang kayak apa juga tetap saja istiqomah. Pengalaman menarik ini bisa menyusuri hutan magrove. Luas lagi areanya.
BalasHapusWah. Banyakkk bgt mangrove centernya mba. Di Jkt kyknya cuma ada 1. Semogaaa tar makin banyak tempat spt ini. Supaya alam kita ini semakin asri dan selalu terjaga dgn baik ya.
BalasHapusDi Jakarta kayaknya ada deh, tapi cuma satu lokasi saja kalau tidak salah. Itu pun aku belum ke sana, Mbak, hehehe. Jadi baru baca-baca infonya saja. Btw baru tahu kalau Bekantan itu mustu jago nyanyi untuk menarik lawan jenisnya. Udah kayak pemilihan best vocal aja ya, wkwkwk
BalasHapusKeren ya tempat wisata ini.. selain kita bisa belajar tentang mangrove..ada satwa endemik langka yang bisa kita lihat juga. .
BalasHapusUnik ya, wisata Mangrovenya ada di tengah-tengah perumahan hihihi. Duh salut sama pak Agus Bei. Ternyata bukan cuma bikin sejuk dan indah dipandang aja ya. Ternyata bisa menghalau dari angin puting beliung. Buset deh aku sampe ngeri sendiri padahal cuma baca doang bukan melihat langsung yang prawedding naik perahu gak pake safety vest.
BalasHapusFakta tentang bekantan jantan dominan bikin aku salah fokus mbaaaaakkkk! Wkwkwk.... Duh aku tuh.... Semoga mangrove makin lestari ya!
BalasHapusJadi kangen main ke Mangrove again nih Mba
BalasHapustapi di Pekalongan mangrovenya belum ada satwa gitu sih
masih tetumbuhan bakau gitu-gitu sama wisata berkeliling naik perahunya.
Ya ampun bekantan dominan , menang banyak dia. Semoga someday aku bisa juga berkunjung ke hutan mangrove :)
BalasHapusBahahaha...
HapusMenang banyak!
Syukak aku istilah mba ini^^
Mangrov nya keren ya.. Asri aku seumur2 belom pernah liat langsung
BalasHapusJadi teringat hutan mangrove di jakarta sini, sayangnya tanpa bekantan deh. Bekantan itu yang jadi logo dufan kan ya?
BalasHapusDisini ada mba hutan mangrove, ada 3 malah, punya swasta dan pemerintah hehehe. kalo bekantannya aku pernah ketemu waktu naik gunung gede via cibodas, tapi keknya lagi beruntung aja waktu itu
BalasHapusmemang banayk hutan mangrove yg akhirnya dijadikan wisaat edukasi
BalasHapusPak Agus Bei sosok yang luarrr biasa!
BalasHapusInsyaALLAH pahala jariyahnya mengaliirrr senantiasa
Bravo Pak Agus Bei!
--bukanbocahbiasa(dot)com--
hehehe, kasian juga ya orang-orang yang menertawakan beliau, sama aja mah mereka yang gila.
BalasHapusOrang menjaga kebersihan kok ya dibilang gila.
Sementara yang membuang sampah dianggap normal hhh..
Padahal mangrove itu penting banget ya, di Surabaya juga ada loh, ada 2 tempat yang dijadikan wisata malah (kalau ga salah :D)
Di rumah ortu saya di Buton, tepat di belakang rumahnya ada mangrove, di sana namanya hutan bakau.
BalasHapusOrang-orang sering ke sana buat nangkap kepiting, kerang, keong yang bisa di makan.
Sayangnya sekarang sudah sedikit gundul.
Sayang banget tidak dipelihara, sementara di tempat lain banyak yang menanam atau menciptakan hutan mangrove
Wah Mangroce centernya ada di kawasan perumahan ya mbak, aku juga mikirnya gak mungkin.
BalasHapusDuh kasian banget mau bersih2 malah dikira orang gila hihihi. Bekantan udah mulai punah ya mbak harus dilindungi
Baca ini jadi inget waktu ke hutan mangrove di Surabaya hehe. Btw asyik banget ya kalau disana masih asri gitu dan banyak bekantan,, aku kalau pengen liat bekantan harus ke kebun binatang dulu hehe.
BalasHapusAlhamdulillah hutan mangrove makin banyak dikembangkan di banyak area pantai Indonesia. Manfaatnya luar biasa banget deh untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati dan mencegah kerusakan pantai ya.
BalasHapusAku belum pernah jalan ke ekowisata mbak, khususnya hutan manggrove. Berbagai tips nya bagus untuk diikuti apalagi pakai pakaian yang nyaman saat kemari. Semoga ada kesempatan main ke Balikpapan mbak.
BalasHapusMangrove center graha indah yang luasnya bertambah jadi 150 hal ini menandakan mangrove bukan lagi sebagai objek wisata tapi berbagai manfaat yang bisa kita rasakan dan bermanfaat bagi mahluk ciptaan Nya
BalasHapusIkutan cekikikan baca tulisan mbak Anna, bener2 salut sama perjuangan pak Agus Bei. Di Bali juga ada wisata mangrove, cuma takutnya disana banyak biawak....jalan sedikit lgsg ada yang ngagetin karena dia muncul tiba-tiba....kalau yang dicerita ini seru kayaknya bisa berwisata ke mangrove, bisa lihat bekantan, lihat video dokumenter dan ekplor tempat seru.
BalasHapusMangrove ini sudah jarang di daerah saya. Cianjur malah bisa dibilang tidak memiliki wilayah yang memiliki mangrove. Tapi seminggu lalu kami baru saja melihat mangrove di Marunda Jakarta Utara. Ya meski ga seasri dan ga ada bekantan nya.
BalasHapusIndahnya... magrove ini beneran menyejukan hati banget ya.. aku pernah ke hutan mangrove di pulau seribu, itupun indah banget, pengen juga ah nanti suatu saat nanti ketempat ini.. semoga ada rezekinya ya mba.. aamiin
BalasHapusWah film dokumenternya kyknya seru mbak. Mangrove ini emang sangat dibutuhkan supaya menjaga daratan dr abrasi air laut ya. Memang perlu kerjasama gk cuma dr pemerintah yg jaga mangrovenya tapi jg dr masyarakat sekitar
BalasHapusBagus ya mbaaa tempat ini.. unik dan banyak yang bisa dipelajari. Indonesia memang kaya dengan hutan mangrove yaa
BalasHapusTernyata mangrove nya banyak juga ya ada 4. Aku belum pernah ke hutan mangrove
BalasHapusWaktu tur terbaik emang saranku pagi sih. Suasanya juga masih adem jadi semakin semangat :)
BalasHapusTempatnya nyaman sekali ini mba :)
Aku suka banget suasana di daerah Mangrove itu..sejuk banget apalagi kalau udah berperahu ria ..sukaaa .
BalasHapusSalut banget buat usaha Pak Agus, semoga sehat terus ya Pak.
BalasHapusBalikpapan keren ya Mbak, ada 4 tempat wisata mangrovenya :)
di balikpapan mangrove nya keren ya mba. aku belum pernah sama sekali ke balikpapan. mudah mudahan dikasih rizki sama allah biar someday bisa kesana
BalasHapusKeren banget sih Pak agus Bey!!
BalasHapusSaya salut banget buat para pionir kebaikan di masyarakat. They are just amazing and awesome!!!
Kalimantan memang kaya sama hutan bakau
BalasHapusSalah satu yang bikin aku kangen balik ke sana meski belum ke Balikpapan, tapi Palangkaraya sudah jadi saksi
di prpp ada mangrovenya tapi ga banyak sih, tapi ya lumayan bisa bikin adem sedikit. Aku malah penasaran sama kepiting bakau
BalasHapuswisata ke hutan mangrove emangpaling pas di pagi hari, selain suasananya yg sejuk kadang juga ngak rame.
BalasHapusMiris juga ya mungutin plastik, nanam pohon malah dikira orang gila, padahal pa agus mulia banget tuh
BalasHapusAnda harus berani dianggap "gila" untuk dapat melakukan sebuah perubahan :-D
BalasHapusWahh Bekantan, sampai saat ini kami masih penasaran dengan hewan unik yang satu ini.
BalasHapuskaaaaak, tahun depan kalo aku ke Balikpapan lagi, ajakin kesini yaaah
BalasHapusSiap, mba
HapusKalau mau ke sini, idealnya pagi-pagi. jam 6 sudah di tkp, biar ketemu bekantan, fauna endemik Balikpapan