Sebuah pesan masuk dari WAG My English Club Balikpapan. Tulisan "Teachers Talk" dengan huruf kapital langsung menarik perhatian. Selanjutnya di bawahnya ada "Fun and Meaningful Way To Teach English"
Yang langsung terekam, kata koentji, kiat belajar yang menyenangkan!
"... and please bring garbage such as bottle and tube free toilet paper"
Wow! Sungguh topik yang sangat bergizi dan bonus tambahan yang unik, membawa sampah, pemirsah!
Apalagi baru beberapa hari sebelumnya aku juga menulis artikel 7 kiat agar kemampuan berbahasa Inggris meningkat. Jadi, masih ada lah aura-aura English, giccu.
Tanpa pikir panjang aku langsung daftar dong ya. Apalagi setelah aku telusuri, pematerinya adalah Yuta Otake, MA TESOL (Teaching English to Speakers of Other Languages) sebuah organisasi profesional terbesar untuk guru bahasa Inggris sebagai bahasa kedua atau bahasa asing. Didirikan tahun 1966 dan berpusat di Alexandria, Virginia Amerika (Sumber: wikipedia)
Dan menurut Miss Leviana, founder My English Club Balikpapan, kesempatan berbagi kiat belajar yang menyenangkan langsung dari praktisi TESOL lintas negeri seperti ini adalah langka haqiqi!
Yup, babang Yuta Otake, praktisi TESOL sedang punya agenda di beberapa kota di Indonesia, dan Miss Levi menggunakan kesempatan emas ini, ceunah.
Saat aku intip di akun instagram Yuta @travel_teach_share doi sudah memulai kampanyenya sejak Juni 2019.
Postingan perdananya ini sangat menarik. Di situ, Yuta naik sepeda motor tartig alias tarik tiga, tanpa helm dengan latar belakang eksotika desa. Ada juga adegan saat doi menyeruput kopi langsung dari tatakan gelas, slrrrpppp, bahahaha. Endonesiah bingit lah!
Kalau dilihat dari segi estetika fotografi, aku yakin pasti kamu akan berkata, bahwa postingan di feed instagram Yuta mah biasa-biasa saja.
Tapi tunggulah sampai saat kamu melihat potongan video-videonya! Semua genre ada. Yang serius, spontan, lucu dan inspiratif. Apalagi pas membaca interaksi Yuta dan fansnya di sana. Komentar-komentar inspiratif yang sanggup membuat mata kuyup!
Semua ini, fix, semakin membuat aku geregetan, jadinya geregetan!
Ayo ngaku, siapa yang baca sambil nyanyi, hihihi.
"Hi, Yuta, I am Anna from My English Club" Aku segera menghampiri doi.
Doi menyambut uluran tangan dan menatap tepat di mataku, "Nice to meet you, Anna!"
Lalu beberapa sahabat komunitas My English Club Balikpapan juga menyusul bersalaman.
"Today, we will start to talk about how to build atmosphere while teaching" Yuta membuka sesi beberapa saat kemudian.
Jadi, menurut Yuta ada beberapa hal yang kudu dilakukan agar kegiatan belajar berlangsung menyenangkan. Cekidot!
Aku masih ingat Yuta memberi kami games popsicle stick (stik es krim). Kami diminta menghias stik dengan ide bebas lalu menuliskan nama.
Biasanya, menurut pengalaman Yuta, aktivitas ice breaking/games berhasil membuat siswa hening dan fokus berkarya. Alih-alih meminta siswa untuk senyap dengan suara, berikanlah aktivitas ini! It works, tambah Yuta lagi.
Setelah selesai, sambung Yuta lagi, kumpulkan stik es krim lalu undi dan bersiaplah dengan permainan selanjutnya!
Panggillah nama siswa secara random dan minta melakukan challenge selanjutnya, misalnya, sebutkan hal yang selalu berpasangan!
Iyesss, kami melakukan challenge itu, pemirsah!
Jawaban kami pun bermacam-macam, ada telinga, sarung tangan, sepasang tangan dan kaus kaki.
Aku masih ingat dengan jelas ada dua jawaban yang membuat Yuta dan kami tertawa lepas, pas, pass.
"Diana!"
Saat memanggil Diana, Yuta beranjak ke meja Diana yang berada tepat disebelahku.
"Trousers!" Diana menjawab.
"Hmmm... kinda tricky huh" kata Yuta dengan mimik yang sangat lucu dan gesture yang tak ayal membuat kami tertawa. Masih normal sih tertawa kami.
"But ok, because I am a good teacher, I can live with trousers" kata Yuta lagi.
"Nur? Where is Nur"
Nur mengangkat tangan dan berkata, "Bra!"
Bahahaha, kali ini tak pelak seisi ruangan pun terbahak-bahak!
"Hmmm... again, this is so debatable!" Seperti sebelumnya, mimik dan gesture Yuta kembali mengundang tawa.
"Well, this time. I will accept" Tambah Yuta.
Seru banget!
Baidewei,subway, ada yang tahu apakah benefit aktivitas ini?
Iyesss! Untuk mendongkrak kepercayaan diri siswa!
Mungkin itulah kenapa umumnya anak ekspatriat selalu ekspresif, batinku sambil mengingat-ingat beberapa interaksi dengan buah hati atasan ekspatriat saat bekerja dengan mereka seperti yang aku ceritakan di sini.
Atau kamu mungkin punya perspektif lain? Feel free to share in comments box below, ya.
"Now, everybody may see the paper and please look for the same character"
Aku mendapat tulisan, "wonderwoman" Diana, Aquaman dan Mai, Superman. Lalu Yuta memberi nama grup kami, Peace Maker! Sementara Mas Imam, yang terlambat tiba, aku gagal mengingat dia dapat tulisan apa.
Grup lainnya adalah "Stay Up" karena terdiri dari minuman yang terbuat dari kopi, serta grup terakhir, Bubble Dream Team.
Dalam sesi mind map and captain, setiap grup harus menunjuk seorang kapten! Kaptenlah yang bertanggung jawab atas kelompoknya dengan tetap bersinergi dengan anggota. Pilihlah kapten yang memiliki kompetensi fokus, sukar terdistraksi.
Mengapa?
... karena sang kaptenlah yang akan menulis semua poin-poin materi diskusi (mind map) hari itu!
So, it is a big job. The keyword, choose the right captain, folks!
Yup! Setiap grup membuat dinding kata termasuk aktivitas mind map tadi.
Ini adalah cara efektif (and fun too) untuk mengingat materi pelajaran. Aktivitas ini membuat siswa merasa diapresiasi oleh pengajar dan siswa lainnya.
Tak punya dinding di kelas?
Not a big deal! Be creative. Buat saja di karton padi. Beres!
Pilihlah aktivitas yang ada kaitan dengan pelajaran sebelumnya. Misalnya minggu lalu bicara tentang nama hari dan cuaca, mintalah siswa menyebutkan nama hari beserta tanggapannya tentang cuaca!
... dan tidak boleh ada pengulangan oleh siswa lain!
Siswa juga dipersilahkan bebas memilih topik apa yang akan diucapkan. Misalnya jika hari itu hari Senin, siswa bisa bercerita aktivitasnya saat penghujung minggu dan sebagainya.
Diharapkan dengan melakukan aktivitas ini, siswa didorong memiliki kemampuan individu dan mereview pelajaran sebelumnya, mendongkrak kepercayaan diri sekaligus menghangatkan suasana.
Wah, bergizi banget ternyata aktivitas ini!
Last but not least, pastikan aktivitas ini tidak terlalu lama untuk mencegah kebosanan dan pengajar harus punya stok fresh activity!
Ayo, mulailah googling sekarang!
Biasanya di dalam satu kelas selalu saja ada siswa yang menonjol. Serba lebih! Lebih ribut, lebih energik, lebih pendiam, lebih pemalu dan lain-lain.
Jadi sebagai pengajar, sekali lagi, harus punya kemampuan untuk menilai personaliti/kompetensi siswa.
Temukanlah si "small teacher" untuk menjadi wakil pengajar. Pilihlah yang energik, yang paling ribut, yang paling aktif . Kalau pinjam istilah Yuta, si Attention Grabbers!
Dalam hati aku segera berpikir, ini mungkin maksud Yuta dipilih jadi ketua kelas kali ya.
"Kalau kamu sudah mendapatkan si small teacher ini, Hidupmu sebagai pengajar akan jauh-jauuuh lebih mudah!" Yuta menambahkan. Mendengar ini kami pun tertawa ngakak lagi. So true, indeed!
Yuta mengakui, berdasarkan pengalamannya untuk membedakan siswa secara konten memang sangat beresiko, karena siswa bisa mendeteksi bahwa dia berada dalam grup bawah, menengah atau atas.
Kalau meminjam istilah Yuta, "quite challenging!"
Contohnya, untuk siswa remaja, jika kelompok dibagi menjadi Beginner, Intermediate dan Advanced, biasanya akan terasa sensitif. Ubahlah menjadi Step 1, Step 2 atau Step 3.
Sambil berkata begitu Yuta, menaruh sebuah speaker di tengah ruangan dan memutar lagu.
"I want you guys to listen to the song and let me know what is the meaning"
Lalu Yuta menuju kelompok low dan memberikan satu plastik barang-barang bekas. Untuk kelompok ini, tugas kalian, "Tolong tafsirkan lagu ini dengan membuat patung dari barang-barang bekas" Tambah Yuta.
Untuk intermediate, "Grup ini bertugas menafsirkan lagu di atas dengan membuat gambar di atas karton ini dan tambahkan beberapa kata"
Dan terakhir... Yuta lalu menuju meja aku dan teman-teman lain, "Kalian adalah grup advance dan tugas kalian menafsirkan tugas di atas dengan drama ala-ala film gitu lah, jadi harus punya skenario, aktor, artis dan narasi" kata Yuta sambil tersenyum.
Wow! Sungguh ini pengalaman belajar yang menyenangkan!
Akhirnya...
Kelompok low membuat hasil karya patung fenomenal (menurut Yuta) meski dari materi sampah.
Selanjutnya kelompok intermediate berhasil membuat iklan film romansa.
Dan, tet tere tet tet, kelompok kami Advance menampilkan drama One Call Away di mana skenarionya Diana meninggal dunia, lalu ada aku, Mei yang bersedih karena merasa bersalah atas tragedi meninggalnya Diana. Berikutnya, ada Imam anggota lain yang menawarkan pertolongan dengan berkata "all you need is, One Call Away"
Masya Allah seru banget pengalaman Teachers Talk My English Club Balikpapan kali ini!
Sesi Teacher's Talk kali ini semakin membuktikan pentingnya pengajar untuk melakukan observasi!
Moral storynya adalah, bagaimana mungkin seorang pengajar mampu mengetahui kompetensi atau minat siswanya jika tidak pernah melakukan observasi?
Wow! Lagi-lagi aku aku bersyukur banget bisa mendapat insight ini!
Hal ini dapat dilakukan melalui serangkaian permainan.
Aku sungguh menikmati dan sepenuhnya setuju dengan kiat belajar yang menyenangkan ala Yuta Otake ini.
Acara pun diakhiri dengan memberi tanda mata buat Yuta Otake yang diwakili Miss Levi.
Again, last but not least, sekedar buat catatan:
Sharing yuk di kolom komentar di bawah ini.
Yang langsung terekam, kata koentji, kiat belajar yang menyenangkan!
Yuta n Me |
Wow! Sungguh topik yang sangat bergizi dan bonus tambahan yang unik, membawa sampah, pemirsah!
Apalagi baru beberapa hari sebelumnya aku juga menulis artikel 7 kiat agar kemampuan berbahasa Inggris meningkat. Jadi, masih ada lah aura-aura English, giccu.
Yuta, Miss Levi and garbage |
Dan menurut Miss Leviana, founder My English Club Balikpapan, kesempatan berbagi kiat belajar yang menyenangkan langsung dari praktisi TESOL lintas negeri seperti ini adalah langka haqiqi!
Yup, babang Yuta Otake, praktisi TESOL sedang punya agenda di beberapa kota di Indonesia, dan Miss Levi menggunakan kesempatan emas ini, ceunah.
Saat aku intip di akun instagram Yuta @travel_teach_share doi sudah memulai kampanyenya sejak Juni 2019.
Postingan perdananya ini sangat menarik. Di situ, Yuta naik sepeda motor tartig alias tarik tiga, tanpa helm dengan latar belakang eksotika desa. Ada juga adegan saat doi menyeruput kopi langsung dari tatakan gelas, slrrrpppp, bahahaha. Endonesiah bingit lah!
Kalau dilihat dari segi estetika fotografi, aku yakin pasti kamu akan berkata, bahwa postingan di feed instagram Yuta mah biasa-biasa saja.
Tapi tunggulah sampai saat kamu melihat potongan video-videonya! Semua genre ada. Yang serius, spontan, lucu dan inspiratif. Apalagi pas membaca interaksi Yuta dan fansnya di sana. Komentar-komentar inspiratif yang sanggup membuat mata kuyup!
Semua ini, fix, semakin membuat aku geregetan, jadinya geregetan!
Ayo ngaku, siapa yang baca sambil nyanyi, hihihi.
Fun and Meaningful Way to Teach English
Aku sedang pegang HP ketika Yuta Otake tiba di tkp, Balga's Cafe Balikpapan Baru."Hi, Yuta, I am Anna from My English Club" Aku segera menghampiri doi.
Doi menyambut uluran tangan dan menatap tepat di mataku, "Nice to meet you, Anna!"
Lalu beberapa sahabat komunitas My English Club Balikpapan juga menyusul bersalaman.
"Today, we will start to talk about how to build atmosphere while teaching" Yuta membuka sesi beberapa saat kemudian.
Jadi, menurut Yuta ada beberapa hal yang kudu dilakukan agar kegiatan belajar berlangsung menyenangkan. Cekidot!
1. Teaching Aid/Activities
Ice Breaking dan Games
Memasukkan sesi ice breaking dan games saat proses belajar sangat disukai siswa. Begitulah pengalaman Yuta saat menjadi pengajar di Amerika terutama siswa sekolah dasar.Aku masih ingat Yuta memberi kami games popsicle stick (stik es krim). Kami diminta menghias stik dengan ide bebas lalu menuliskan nama.
Biasanya, menurut pengalaman Yuta, aktivitas ice breaking/games berhasil membuat siswa hening dan fokus berkarya. Alih-alih meminta siswa untuk senyap dengan suara, berikanlah aktivitas ini! It works, tambah Yuta lagi.
Setelah selesai, sambung Yuta lagi, kumpulkan stik es krim lalu undi dan bersiaplah dengan permainan selanjutnya!
Panggillah nama siswa secara random dan minta melakukan challenge selanjutnya, misalnya, sebutkan hal yang selalu berpasangan!
Iyesss, kami melakukan challenge itu, pemirsah!
Jawaban kami pun bermacam-macam, ada telinga, sarung tangan, sepasang tangan dan kaus kaki.
Aku masih ingat dengan jelas ada dua jawaban yang membuat Yuta dan kami tertawa lepas, pas, pass.
"Diana!"
Saat memanggil Diana, Yuta beranjak ke meja Diana yang berada tepat disebelahku.
"Trousers!" Diana menjawab.
"Hmmm... kinda tricky huh" kata Yuta dengan mimik yang sangat lucu dan gesture yang tak ayal membuat kami tertawa. Masih normal sih tertawa kami.
"But ok, because I am a good teacher, I can live with trousers" kata Yuta lagi.
"Nur? Where is Nur"
Nur mengangkat tangan dan berkata, "Bra!"
Bahahaha, kali ini tak pelak seisi ruangan pun terbahak-bahak!
"Hmmm... again, this is so debatable!" Seperti sebelumnya, mimik dan gesture Yuta kembali mengundang tawa.
"Well, this time. I will accept" Tambah Yuta.
Seru banget!
Baidewei,subway, ada yang tahu apakah benefit aktivitas ini?
Iyesss! Untuk mendongkrak kepercayaan diri siswa!
Mungkin itulah kenapa umumnya anak ekspatriat selalu ekspresif, batinku sambil mengingat-ingat beberapa interaksi dengan buah hati atasan ekspatriat saat bekerja dengan mereka seperti yang aku ceritakan di sini.
Atau kamu mungkin punya perspektif lain? Feel free to share in comments box below, ya.
Mind Map and the Captain
Di sesi kali ini, Yuta memberi selembar kertas HVS kosong dan membagi kami menjadi 3 kelompok. Cara doi membagi juga cukup unik. Setiap orang mendapat secarik kertas dan tidak boleh ditunjukkan sampai aba-aba diberikan tiba."Now, everybody may see the paper and please look for the same character"
Aku mendapat tulisan, "wonderwoman" Diana, Aquaman dan Mai, Superman. Lalu Yuta memberi nama grup kami, Peace Maker! Sementara Mas Imam, yang terlambat tiba, aku gagal mengingat dia dapat tulisan apa.
We are the peace maker! |
Stay Up member |
Mengapa?
... karena sang kaptenlah yang akan menulis semua poin-poin materi diskusi (mind map) hari itu!
So, it is a big job. The keyword, choose the right captain, folks!
Word Wall
Dari katanya mah sudah self explanatory ya. Dinding kata!Yup! Setiap grup membuat dinding kata termasuk aktivitas mind map tadi.
Ini adalah cara efektif (and fun too) untuk mengingat materi pelajaran. Aktivitas ini membuat siswa merasa diapresiasi oleh pengajar dan siswa lainnya.
Tak punya dinding di kelas?
Not a big deal! Be creative. Buat saja di karton padi. Beres!
World, meet word wall! |
2. Classroom Management
Memiliki rutinitas
Lakukanlah rutinitas saat aktivitas masuk kelas!Pilihlah aktivitas yang ada kaitan dengan pelajaran sebelumnya. Misalnya minggu lalu bicara tentang nama hari dan cuaca, mintalah siswa menyebutkan nama hari beserta tanggapannya tentang cuaca!
... dan tidak boleh ada pengulangan oleh siswa lain!
Siswa juga dipersilahkan bebas memilih topik apa yang akan diucapkan. Misalnya jika hari itu hari Senin, siswa bisa bercerita aktivitasnya saat penghujung minggu dan sebagainya.
Diharapkan dengan melakukan aktivitas ini, siswa didorong memiliki kemampuan individu dan mereview pelajaran sebelumnya, mendongkrak kepercayaan diri sekaligus menghangatkan suasana.
Wah, bergizi banget ternyata aktivitas ini!
Last but not least, pastikan aktivitas ini tidak terlalu lama untuk mencegah kebosanan dan pengajar harus punya stok fresh activity!
Ayo, mulailah googling sekarang!
Differentiation/Pembedaan
Nah di sinilah kompetensi seorang pengajar diuji. Yup, pengajar kudu mampu membagi siswanya berdasarkan level kompetensi secara konten dan produk.Biasanya di dalam satu kelas selalu saja ada siswa yang menonjol. Serba lebih! Lebih ribut, lebih energik, lebih pendiam, lebih pemalu dan lain-lain.
Jadi sebagai pengajar, sekali lagi, harus punya kemampuan untuk menilai personaliti/kompetensi siswa.
Temukanlah si "small teacher" untuk menjadi wakil pengajar. Pilihlah yang energik, yang paling ribut, yang paling aktif . Kalau pinjam istilah Yuta, si Attention Grabbers!
Dalam hati aku segera berpikir, ini mungkin maksud Yuta dipilih jadi ketua kelas kali ya.
"Kalau kamu sudah mendapatkan si small teacher ini, Hidupmu sebagai pengajar akan jauh-jauuuh lebih mudah!" Yuta menambahkan. Mendengar ini kami pun tertawa ngakak lagi. So true, indeed!
Yuta mengakui, berdasarkan pengalamannya untuk membedakan siswa secara konten memang sangat beresiko, karena siswa bisa mendeteksi bahwa dia berada dalam grup bawah, menengah atau atas.
Kalau meminjam istilah Yuta, "quite challenging!"
Contohnya, untuk siswa remaja, jika kelompok dibagi menjadi Beginner, Intermediate dan Advanced, biasanya akan terasa sensitif. Ubahlah menjadi Step 1, Step 2 atau Step 3.
Sambil berkata begitu Yuta, menaruh sebuah speaker di tengah ruangan dan memutar lagu.
"I want you guys to listen to the song and let me know what is the meaning"
Lalu Yuta menuju kelompok low dan memberikan satu plastik barang-barang bekas. Untuk kelompok ini, tugas kalian, "Tolong tafsirkan lagu ini dengan membuat patung dari barang-barang bekas" Tambah Yuta.
Untuk intermediate, "Grup ini bertugas menafsirkan lagu di atas dengan membuat gambar di atas karton ini dan tambahkan beberapa kata"
Dan terakhir... Yuta lalu menuju meja aku dan teman-teman lain, "Kalian adalah grup advance dan tugas kalian menafsirkan tugas di atas dengan drama ala-ala film gitu lah, jadi harus punya skenario, aktor, artis dan narasi" kata Yuta sambil tersenyum.
Peace maker having discussion |
Akhirnya...
Kelompok low membuat hasil karya patung fenomenal (menurut Yuta) meski dari materi sampah.
Selanjutnya kelompok intermediate berhasil membuat iklan film romansa.
Stay up, action! |
Masya Allah seru banget pengalaman Teachers Talk My English Club Balikpapan kali ini!
Sesi Teacher's Talk kali ini semakin membuktikan pentingnya pengajar untuk melakukan observasi!
Moral storynya adalah, bagaimana mungkin seorang pengajar mampu mengetahui kompetensi atau minat siswanya jika tidak pernah melakukan observasi?
Wow! Lagi-lagi aku aku bersyukur banget bisa mendapat insight ini!
Always Reward dan Positive Reinforcement
Jadikanlah memberi penghargaan kepada siswa itu kebiasaan! Jadikanlah setiap siswa memiliki arti di hati pengajar!Hal ini dapat dilakukan melalui serangkaian permainan.
Aku sungguh menikmati dan sepenuhnya setuju dengan kiat belajar yang menyenangkan ala Yuta Otake ini.
Acara pun diakhiri dengan memberi tanda mata buat Yuta Otake yang diwakili Miss Levi.
See you, Yuta! |
- Menjadi pengajar itu memang kudu kreatif
- Siswa zaman now pintar dan kritis
- Berikan reward/penghargaan kepada siswa agar termotivasi
Sharing yuk di kolom komentar di bawah ini.