Kiat Menulis Buku Menarik Bagi Pemula Untuk Diterbitkan. Kak, tertarikkah menulis buku antologi? Kira-kira begitulah inti obrolan aku dan Mba Fitri, pemilik percetakan CV. Githa Cahya Media Aksara Balikpapan @githaksara.publisher, April 2021 lalu.
Momen ketje, ini kekeran the one and only @anggipraditha |
Saat itu aku masih ragu, karena terus terang, terang-terus aku pemula menulis buku, belum punya pengalaman sama sekali dan topiknya menurutku, juga rada 'berat', euy, "leadership dan sisi lain Bapak Rizal Effendi, walikota Balikpapan dan Pak Rahmad Mas'ud, wakil walikota, selama lima tahun memangku jabatan" (30 Mei 2016 - 30 Mei 2021).
Baca juga: Destinasi Unik, Eksotiks, Hits Hari Jadi Kota Balikpapan ke 124
"Buku antologi ini akan digarap oleh tim, Kak. Silahkan menulis naskah menurut sudut pandang kakak dan nanti akan diperiksa lagi oleh tim penyunting"
Ajid Kurniawan (batik) The Editor! Foto by @anggipraditha |
Mba Fitri seperti bisa membaca kegalauanku dan memberikan solusi jitu!
Namun aku masih plin-plan. Menggantung. Hihihi.
Tapi, bagian lain otakku terus menggempurku.
"Ann, kamu kan pernah menulis kebaikan 'belajar hal baru'. Ayo, inilah saatnya!. Buktikan ucapanmu, jangan hanya NATO, No Action Talk Only!"
Genderang perang pun bertabuh bertalu-talu dibenakku. Mau. Tidak. Mau. Tidak. Mauuuu!
Gitu terooos, sampai akhirnya:
"Oh iya, apakah kakak punya referensi blogger lain yang mungkin tertarik menulis buku?"
Suara mba Fitri di seberang sana membuyarkan lamunanku.
Aku lalu memberikan beberapa referensi.
Tim penulis sama walikota. Foto by @anggipraditha |
Percakapan itu bermula di pagi hari, diiringi nyanyian gerimis di atap garasi.
Sore hari, aku terkejut, ada namaku di WAG proyek buku.
Whaaaat!
Ajaibnya, aku tak kuasa menolak. Ada juga nama-nama blogger referensiku di sana.
Well, finally, Bismillah. Semoga berkah ya Allah. Aamiin.
Lalu, sejak saat itu komunikasi langsung intens, Hayati!
Kiat Menulis Buku Menarik Bagi Pemula!
YES!
Ini adalah buku antologi pertamaku!
Selain excited aku juga gugup, sekaligus. Nah loe!
Alhamdullillah. Sah jadi penulis buku, hihihi. Foto by @anggipraditha |
Hal pertama yang aku lakukan, tentu saja mencari literasi. Segala sesuatu tentang pemula menulis buku menarik.
Tentu saja ada banyak literasi di internet.
... yup bisa ditebak, aku pun bingung lagi. Hihihi. Mau pilih yang mana?
Hingga akhirnya aku seperti dilecut ketika menemukan ungkapan, "Mulai saja menulis, percayalah semuanya nanti akan mengalir!"
Baidewei, subway, on the way,
Dalam kesempatan kali ini akhirnya aku didapuk menjadi tim penulis tim Pak Rahmad Mas'ud, pemangku wakil walikota saat itu.
Menguatkan Niat
Setuju banget dengan kiat numero uno ini!
Saat mendengar ide menulis buku dari mba Fitri, aku bisa merasakan adrenalinku bergejolak. Ingin banget, giccu!
Lalu perlahan melemah saat memikirkan langkah-langkah selanjutnya beserta konsekuensinya. Hal ini sebenarnya lumrah, apalagi bagi pemula!
Jadi, kuatkanlah niat! Kalau perlu ucapkan penuh semangat, "Aku akan menulis buku!" "Aku bisa menulis buku!" "Aku dan buku, YES!"
Pilih yang mana mantra terbaik versimu!
Big thanks to @anggipraditha for this cute moment! |
Selanjutnya,
Bisa dipastikan, irama aktivitasku pasti tidak akan sama lagi, karena aku harus menulis buku. Pasti ada yang harus dikorbankan atau minimal dinomorduakan.
Next, aku harus bisa membagi waktu dong, membuat daftar prioritas!
Jadi ingat masa-masa jadi karyawan kantor. Membuat to-do-list biar tercapai KPI!
Dan yang pasti aku harus melakukan semua ini dengan senang hati agar hasilnya maksimal, Hayati! Kalau dilakukan dengan terpaksa, tentu kurang maksimal hasilnya.
Setuju?
Caranya?
Tentu saja memenuhi hati dengan hal-hal positif .
... dan itu bisa dimulai dengan menyediakan camilan. Hahaha.
Selebrasi di @theeatnic - Foto by @lidhamaul |
Kalau kamu, apa sih mood boostermu?
Mulai Menulis Sekarang
Betool, betool, betool!
Lakukan sekarang, iya, sekarang, saat ini juga!
Memang memulai menulis itu berat ya.
Apalagi kalau me-time seperti menonton film favorit atau scroll media sosial jauh lebih menggoda, karena hampir tak ada usaha di sana.
Tapi, hellaawwww, mau sampai kapan, me-time terooos ne!
Ayo kamu, jawab! Hahaha.
Btw, ini mah self reminder ke akooh ya! Me-time mollo!
Ini sudah mau habis Agustus, satu postingan pun belum ada. Hmmm. Hihihi, malah curhat.
Kembali ke laptop!
Yup. Mulailah menulis. Tulis. Tulis Tulis. Tak perlu diedit-edit dulu.
Ada godaan scroll ke atas? Skip saja! Fokus lagi meneruskan tulisan! F-O-K-U-S!
Lagi-lagi ini seperti plak, menampar aku, paling candu tuh scroll-scroll. Hayyaaa.
Hentikan!
Mengembangkan Ide
Sejujurnya bagian inilah yang paling horor menurutku. Apalagi topik leadership dan sisi lain dari kedua tokoh di atas, I have no clue at all!
Yang langsung terlintas, akun instagram kedua tokoh dan literasi internet.
Dari sanalah aku memulai mengembangkan ide!
Kebetulan aku dapat bagian menulis tentang Pak Rahmad Mas'ud.
Dari postingan instagram, beliau konsisten menulis tentang keluarga, sedekah, kiat-kiat menjadi sosok sukses dan sesekali postingan yang menimbulkan senyum dikulum.
Melakukan Riset
Hampir sama dengan kiat di atas. Aku menjadikan instagram beliau untuk melakukan riset.
Beberapa kepsyen postingan, celetukan beliau di postingan video dan gesture saat foto juga tak luput dari perhatianku.
Mempersempit Topik
Nah ini, gue banget, kakaaa...!
Aku suka melebar kemana-mana saat kata mulai berjatuhan dari langit, tsaaah!
Stop it!
Sempitkan topik dan jadikan spesifik!
Caranya?
Buatlah kerangka karangan, dan konsisten dengan itu!
Misalnya, seperti yang aku tulis ini.
Ide utama, aku mau berbagi pengalaman sebagai pemula menulis buku sekaligus melampirkan hasil akhir berupa contoh tulisan. Hitung-hitung buat portofolio, ne!
Biasanya dalam setiap tulisan, aku punya formula seperti ini:
Ide
Data
Opening
Analisa
Kesimpulan
Adakah kembaranku di sini?
Oh iya, mau menyingkat I-D-O-A-K juga, welcome!
Btw, menurutmu, bagian ini sudah masuk dalam tahap yang mana ya?
Alhamdullillah, dengan berbekal 5 kiat di atas, aku mampu menelurkan 3 tulisan untuk Buku Jazakallah Khairan - Gaya Memimpin dan Sisi Lain Rizal Effendi - Rahmad Mas'ud.
Jurnalis senior, editor Jazakallah Khairan, Ajid Kurniawan |
Tapi, waittt, ada catatan juga untukku, ne!
Menurut Bapak Ajid, sang editor, karena aku seorang blogger, gaya menulis ala bloggerku begitu kental dalam naskah, sehingga beliau melakukan penyuntingan di sana-sini.
Aku sangat memahami, karena ini buku antologi pertamaku tentang kepemimpinan dan sisi lain pejabat pemerintah dimana aku tidak terlibat langsung berinteraksi dengan beliau-beliau.
Well, last but not least,
Pada kesempatan kali ini aku bagikan salah satu tulisan yang telah mengalami penyuntingan dari jurnalis senior Bapak Ajid Kurniawan (@kurniawanajid_) sekaligus komandan tim penulis.
Cinta dan Keluarga
"Sesibuk apapun, sejauh manapun pergi, keluarga adalah tempat pulang. Uang dan popularitas tak akan mampu membayar kebersamaan dengan keluarga".
Hampir setiap pemimpin menemukan dan memilih caranya sendiri untuk escape dari berbagai ketegangan dan tekanan.
Ada yang mempertahankan hobinya dengan memancing, menanam dan merawat bunga, bernyanyi dan bermusik, mengendarai motor besar, menunggang kuda, berolahraga dan sebagainya.
Apapun yang dapat menghilangkan stress, akan baik bagi kejernihan pikiran dan pertimbangan pemimpin dalam mengambil keputusan, dan karenanya baik bagi kota Balikpapan.
Begitu pula yang dilakukan wakil walikota Balikpapan Rahmad Mas'ud!
Lihatlah foto yang terunggah di media sosial @rrahmadmasud pada 5 Maret 2021. Dengan latar belakang lagu hits 'Kopi Dangdut' Rahmad Mas'ud terekam tombol rana sedang berkuda bersama keluarga.
Kamera merekam mulai dari saat istri Rahmad, Nurlena Rahmad berjuang mencoba naik pelana kuda.
Gagal. Coba lagi, gagal lagi. Dengan bantuan motivasi dan fisik dari Rahmad, sang istri akhirnya sukses duduk di pelana.
"Selalu awali dengan Bismillah, optimis dan tawakal. Insya Allah kita akan berkah dan dilancarkan. Seperti saya yang selalu optimis menyemangati istri belajar menunggang kuda. Selamat ketagihan ya istriku!"
Begitulah narasi Rahmad Mas'ud yang diunggah ke media sosial. Mengenakan baju serba hitam, keduanya terlihat serasi dan harmonis.
Tak cukup sekali. Keesokan harinya pada 6 Maret 2021, Rahmad kembali mengunggah aktivitas belajar berkuda, belajar bersama. Kali ini Nurlena langsung berhasil naik ke pelana kuda tanpa bantuan suami.
Di akhir video, Nurlena berbagi ekspresi memeluk suami. Musik romantis dengan efek 'slow motion' menjadi latar. Asli, bikin baper!
"Naik kuda bikin ketagihan!" Nurlena berbagi sukacita.
Lewat media sosialnya, Rahmad memang kerap berbagi. Bukan hanya kiat sukses berbisnis, tetapi juga kiat serasi dan harmonis pasutri.
Rahmad paham benar bahwa cinta dan keluarga adalah segalanya!
Keluarga adalah prioritas. Ia juga percaya bahwa semua itu perlu usaha dan kerja keras untuk mewujudkannya.
Menjadi walikota Balikpapan terpilih, hasil pilwali 2020, Rahmad percaya, semua aktivitas diri dan keluarganya akan menjadi sorotan sekaligus panutan, terutama bagi generasi muda.
Momen lain terekam saat keduanya menikmati 'kencan' di atas kapal pesiar di laut lepas. Lengkap dengan masker, Nurlena mengabadikan Rahmad dibalik kemudi kapal.
"Anugerah terindah mendapat pujian dari orang yang kucintai. Jangan lupa bahagia".
Begitu curahan hati Rahmad yang diunggah di media sosialnya pada 21 Februari 2021. Keduanya tertawa lepas saat menikmati pemandangan lautan lepas.
Rahmad juga percaya bahwa cinta itu seperti tanaman yang perlu dirawat!
Hal ini terungkap di unggahan di media soailnya, tepat di Hari Kasih Sayang, 14 Februari 2021.
"Cinta membuatmu menemukan sisi-sisi tersembunyi dari seseorang, bahkan mereka tidak sadari, dan yang tidak pernah terpikirkan oleh mereka untuk disebut indah. Selamat merawat cinta dengan keluarga di akhir pekan" ungkap Rahmad diserta hastag #familytime #happy weekend dan #itusudah yang menjadi branding kampanye Rahmad-Tohari.
Mendukung aktivitas istri diyakininya menjadi salah satu rahasia mewujudkan hubungan serasi, romantis dan harmonis.
Unggahan di tanggal 8 Maret 2021 menjadi bukti dukungan Rahmad terhadap perempuan.
"Banyak perempuan di dunia yang telah berbuat untuk kaumnya. Mereka menginspirasi perempuan lainnya unuk berbuat hal yang nyata, bermanfaat dan selalu bahagia." tulis Rahmad.
Bagi mereka yang berstatus jomblo ngenes, Rahmad juga berbagi kiat.
"Temukanlah orang yang selalu membuatmu bahagia dan membuatmu berarti lebih dari siapapun!"
Optimis, fokus, ikhlas, konsentrasi, bermanfaat, bersedekah adalah kata-kata favorit dan hal-hal positif yang selalu Rahmad Bagikan hampir dalam setiap unggahan di media sosialnya.
Melalui unggahan ini, Rahmad berikhtiar agar warga Balikpapan khususnya termotivasi mengelilingi diri dengan hal-hal positif.
Adapula momen ketika Rahmad dan istri mendukung hobi sang buah hati, mendampingi saat latihan sepak bola.
"Nungguin jagoan yang lagi latihan. Sebagai orang tua tentu kita ingin memberikan yang terbaik. Salah satunya mendukung minat dan bakat untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri anak." tulis Rahmad pada 23 Maret 2021.
Semua momen ini secara tidak langsung memperlihatkan bahwa keserasian, romantisme dan keharmonisan suami istri merupakan ikhtiar dari kedua belah pihak. Tidak ada yang merasa paling mencintai atau dicintai. Harus seimbang!
Ikhtiar itu bisa berupa meluangkan waktu bersama keluarga, tidak mendominasi, memberikan perhatian lebih, melakukan kegiatan yang menyenangkan, mengungkapkan perasaan dengan tulus dan wajar.
"Cukup membuat orang yang kita sayangi tertawa dan merasa nyaman dengan cara kita sendiri. Maka kebahagiaan itu akan tercipta dengan sendirinya juga!" tulis Rahmad berbagi tips bahagia versinya.
Apakah kamu punya kiat menulis buku menarik bagi pemula lainnya?
Eits hampir lupa, ada iklan mau lewat ne, hihihi.
Dalam kesempatan kali ini, aku mengucapkan terimakasih kepada fotografer kesayanganku, mba Anggi Praditha, yang mengabadikan momen-momen langka seremonial di aula walikota.
Hasil bidikan doi selengkapnya bisa langsung cus ke instagram @anggipraditha ya.
Signature moment by @anggipraditha |
Referensi:
https://penerbitdeepublish.com/menulis-buku-bagi-pemula/
Barakallah selamat ya Kak
BalasHapusTerus memotivasi dalam dunia literasi. Tebarkan virus menulis terus. Menulis memang menyenangkan sekali.
Terima kasih Nyi!
HapusIni sekaligus self reminder untuk aku juga, biar tetap menyala semangat menulisnya.
Masyaallah menulis kisah seorang tokoh publik itu tidak gampang loh. Harus ada tanggung jawab moral di sana sekaligus riset yang mendalam. Lah, nulis fiksi saja yang imajinasinya bisa liar seliar kuda poni (eh, itu kuda poni binantang liar nggak sih? wkwkwk) itu butuh riset apalagi ini cerita tentang manusia yang dikenal oleh publik. Namun, apapun itu saya ucapkan "SELAMAT" Mbak Anna sudah memenangkan keraguan diri sendiri. Itu poin pentingnya. Karena melawan keraguan dari dalam diri sendiri jauh lebih berat daripada melawan gajah agar tidak menduduki tubuh kita, psst kebayang kalau diduduki gajah, gepeng iya mati juga bisa.
BalasHapusSemangat ya.
Setuju Mba!
HapusContoh tulisan di atas memang dari 'sisi lain' dari figur beliau.
Riset berdasarkan postingan instagram dan literasi internet.
Editor berkata, penulis hanya diminta menyebarkan aura positif, karena tentu saja, 'tak ada gading yang tak retak, bukan?'
Awalnya, aku juga ragu, "Bisakah aku menulis buku?"
Namun karena didukung teman-teman dan pak Editor, jurnalis senior namun 'humble' jadi semangat ne!
Iyes!
Percis kayak Ding Ling quote ya, mba,
"The self is every person's true enemy!"
Selamaaaaat ya mbaaaa. Tapi emmang tulisanmu selalu emaaak dibaca :). Panjang, tapi ga bosenin. Cocok memang utk mulai belajar menulis buku. Walopun mungkin penulisan buku itu berbeda denganenulis di blog, tapi hal baru begini penting sih yaaa buat menambah wawasan kita :D.
BalasHapusYou too, my dear!
HapusTulisanmu renyah bagai rengginang, hahaha.
Bikin candu, tahu!
Aku punya impian,
Pengen travelling bareng dengan, dirimu.
Pasti menyenangkan ya!
Apalagi kalau ke Jepang, Korea, Fanny san seperti katalog berjalan ne. Haiiiik!
Baarakallaah ya Mbak atas kelahiran buku antologinya. Jadi ingat juga waktu dapat tawaran buat nulis antologi, sempat mikir terima gak ya, bisa gak ya aku nulis naskah dan bla bla... untungnya saya mau nerima aja dulu tawaran itu dan akhirnya saya punya buku antologi juga. Nah, intinya memang di niat dan mulai menulis aja dulu ya... Seperti tips yang Mbak bagikan di atas :)
BalasHapusNah, episoda memulai itu yang berat!
HapusNgalahin rindu Dilan, eh gimana. Hahaha.
Aku banyak belajar dari pengalaman perdana menulis buku menarik, antologi ini.
... dan Alhamdullillah, beruntung dikelilingi orang-orang positif, jadi minimal dapat 'muntahan' aura positif juga.
Insya Allah, Insya Allah.
Wah selamat ya kak, aku daridulu cita citanya pengen jadi penulis sama kerja di bagian redaksi yang biasanya ngedit ngedit naskah penulis tapi itu cuma cita cita yang engga terwujud ðŸ˜
BalasHapusAku berkali kali nulis tapi selalu buntu engga ada kemajuan sama sekali wkwkwk
Memang tantangan banget nih jadi penulis.
HapusEh btw, share dong, kenapa selalu buntu?
Apa sudah cari penyebabnyakah?
MashaAllah~
BalasHapusTabarakallahu..
Kak Anna sudah melahirkan.
memang harus dimulai dari langkah pertama yang katanya berat itu yaa...kak.
In syaa Allah langkah kedua, ketiga sampai ke tak terhingga, menjadi lebih ringan dan semakin ringan.
Ditunggu karya berikutnya, kak Anna.
Semangat~
Ini beraninya masih "keroyokan", Mba.
HapusHahaha.
Memang menjadi penulis itu banyak tantangan ya.
Selamat mbak, karena bisa mengalahkan keraguan serta rasa gundah gulana demi mebulis buku antologi. Kereeeen... btw, tipsnya bermanfaat sekali dan ternyata hampir sama ky proses nulis blog juga ya.
BalasHapusOrang bilang kurleb ya.
HapusTapi menurutku, menulis buku itu lebih menantang karena terikat dengan kaidah-kaidah apalagi kalau antologi menyangkut tema khusus, kurang literasi pendukung dan durasi waktu yang pendek.
Bisa bikin keringat dingin lah.
Hihihi.
Selamat ya Mbak Anna...dirimu sudah bisa mengalahkan diri sendiri, akhirnya Buku dan Anna YES! Apalagi nulis sosok tokoh ternama ga gampang karena ga kenal secara pribadi kan...Semoga setelah buku antologi pertama ini, lahir karya-karya selanjutnya ya
BalasHapusSetuju.
HapusMenulis tokoh ternama dan kurang mengenal secara pribadi, sungguh tantangan!
Apa mba Dian pernah punya pengalaman serupa?
Selamat Kak Anna, udah menerbitkan buku antologi yang pertama. Semoga tetap semangat juga menerbitkan buku buku berikutnya ya Kak
BalasHapusTerima kasih Mba!
HapusAamiin.
Tantangan banget nih menulis buku!
Sekaligus membuka cakrawala baru di dunia literasi.