Senang Bernostalgia? Perlukah Khawatir? Gimana Nostalgia Terjadi?
Apakah kamu termasuk yang senang bernostalgia, perlukah khawatir karena gemar bernostalgia dan sebenarnya secara sains gimana sih nostalgia itu bisa terjadi?
Melansir dari cnnindonesia, sebuah riset di tahun 2017 menemukan, bahwa nostalgia adalah salah satu dari 27 emosi utama manusia.
Iyes. Emosi utama, guys!
Jadi, tidak hanya menjembatani dengan memori masa lalu, nostalgia rupanya mampu mengubah otak dengan cara-cara menarik.
Bahkan psikolog saraf, Sanam Hafeez menuturkan bahwa nostalgia adalah emosi yang unik.
"Visual, penciuman, atau suara dapat memulai ingatan yang membawa kerinduan akan sesuati di masa lalu. Anda sedang mengingat waktu, peristiwa, atau orang yang berlalu dengan kerinduan dan penghargaan," tutur Hafeez dikutip dari Bustle.
Sumber foto: Unsplash |
Berikut ini aku mencoba merangkum beberapa fakta dari berbagai artikel tentang itu semua dan semoga bisa menyumbangkan sedikit pencerahan, and of course tentu saja dengan you know, sentuhan gaya storytelling ala anna rosanna. Hmmm.
Have fun...
Baca juga: Kiat Meningkatkan Gaya Storytelling yang Layak Dipelajari
To be honest, saat berkendara, biasanya lantunan musik dari pemutar CD, lagu-lagu favorit dengan kenangan tertentu selalu dan selalu saja sukses membawaku berkelana ke masa lalu, bernostalgia, terutama ke masa-masa saat berdiam nun jauh di seberang, pulau Sumatera.
Ajaibnya, meski sudah berkali-kali aku dengar, lagi-lagi, tetap saja, bernostalgia, rasa nyaman dan bahagia itu, selalu meraja. Bikin candu, Moenah!
Nostalgia masa kecil dan remaja. Suasana sekolah SD, SMP dan SMA jadi juaranya!
... iya, selalu mampu membuatku bermandikan rasa bahagia, pemirsah!
Ayo cung, siapa nih yang sama-an dengan aku!
Well, mumpung aura tulisan kenangan yang tak terlupakan masih bercokol rapi di memori, aku sedikit kepo, kenapa eh kenapa kecanduan bernostalgia ini bisa terjadi?
Jenis-Jenis Nostalgia
Menurut Profesor Svetlana Boym, warga Rusia yang berimigrasi ke Amerika tahun 1981 dan mendapatkan gelar di Boston dan Harvard, dalam bukunya " The Future of Nostalgia" menyatakan, ada 2 tipe nostalgia, which is:
1. Nostalgia Reflektif
Jika nostalgia mampu memicu sistem limbik memproduksi hormon dopamin, menghadirkan rasa bahagia, nah ini tipe nostagia reflektif.
Tipe ini biasanya membuat kita bisa menerima dan menghargai masa lalu, menghadirkan nilai-nilai positif, mendatangkan manfaat!
2. Nostagia Restoratif
Sebaliknya, jika nostagia cenderung mengarahkan ke perasaan rindu yang menyakitkan, penyesalan mendalam atas apa yang sudah terjadi, bahkan semakin parah ingin menghidupkan kembali dendam, well, sebaiknya tepislah semua nostalgia yang mengarah ke restoratif!
So, once again,
Bernostalgia tidak saja hanya bisa menghadirkan rasa rindu, rasa bahagia tetapi juga mampu memicu kenangan pahit masa lalu. C-A-T-A-T!
Kalau menyikapi nostalgia dengan tepat, maka manfaatlah yang didapat!
Seperti perasaan di atas tadi, rasa senang, bahagia, yakin dan percaya bahwa hidup yang kini dijalani adalah yang paling berharga dan terbaik!
Tapi, berhati-hatilah, jika terjadi sebaliknya, jika bernostalgia malah menghadirkan memori-memori negatif, maka hanya hal-hal negatif juga yang akan didapatkan, seperti penyesalan, kerisauan dan bermacam emosi negatif lainnya yang justru akan membawa pengaruh buruk dalam kehidupan!
Akhirnya, cara kita dalam menyikapinya yang akan menentukan baik atau buruknya nostalgia!
Gimana Sih Nostalgia Bisa Terjadi?
Siapa ne yang sering terpicu nostalgia bahkan hanya dengan menyesap aroma?
Aku. Aku!
Kalau mendengar lagu yang punya kenangan tertentu, ayo, raise your hand!
Aku. Aku juga. Hahaha. Diborong semua ne!
Tahukah kamu?
Indra pembauan ternyata memang penyebab utama nostalgia!
Telinga juga bisa berperan!
Oleh karena itulah, seperti yang aku utarakan di awal tadi, mencium aroma dan mendengarkan lagu dengan memori tertentu mampu membawa ke kenangan tertentu.
Ini berkaitan dengan cara kerja di sistem otak limbik di mana indra penciuman terhubung dengan amygdala, yang berfungsi mengatur emosi.
Jadi sebenarnya emosi kita bukan berasal dari hati ya. Yep, semua diproses di limbik otak.
Pasti pernah dong ya, ketika menonton sebuah adegan di film yang mengingatkan akan kenangan tertentu, bisa membuat kita tersenyum, terharu bahkan sampai mengandung bawang.
Nah ini kerjaan si amygdala deh, emotion control, freak!
Sumber foto: https://www.uq.edu.au/ |
Seperti dilansir dari sehatq.com, ketika merasakan nostalgia, akan ada aktivitas stimulus metabolik sekaligus aliran darah di beberapa bagian otak, utamanya di frontal, limbic dan otak bagian tengah.
Contohnya nih, orang yang mendengarkan musik dengan kenangan tertentu akan merasakan stimulus di inferior frontal gyrus, cerebellum dan juga insula dibandingkan dengan mendengarkan musik lain tanpa unsur nostalgia baginya.
Wah, ini sepertinya percis deh yang aku selalu alami. Bingo!
Masih dilansir dari situs yang sama, lebih jauh lagi, bagian-bagian otak seperti hippocampus, ventral tegmental, ventral striatum akan lebih aktif saat merasakan nostalgia.
Ini adalah bagian otak yang mengatur imbalan alias reward center.
Itulah kenapa seseorang bisa merasa nyaman dan senang ketika merasakan nostalgia!
Kembali lagi aku ingat pengalaman beberapa waktu lalu saat menyusuri jalanan saat SMP di kota kelahiran Pematangsiantar.
Perasaan senang menjalari seluruh tubuh ketika aku memutuskan berjalan kaki, menyusuri sekaligus menyesapi aura lorong-lorong rute nostagia belasan tahun itu.
Menariknya, orang yang cenderung mudah merasa sedih, lebih rentan mengalami nostalgia.
Hal ini masuk akal, karena emosi yang mereka rasakan jauh lebih besar, baik di saat merasa sedih maupun senang.
Lagi-lagi gue banget nih!
Sepertinya aku termasuk orang yang cenderung mudah terbawa emosi.
Nostalgia Bisa Menyebabkan Kecanduan
Pasti pernah dong ya mendengarkan ungkapan, "Kelilingilah diri dengan aura-aura positif!"
... bernostagia, termasuk salah satu caranya!
Perasaan positif ini bisa lho melindungi dari emosi negatif seperti kekecewaan dan kecemasan berlebih.
Pernah merasakannya?
Ingin menikmatinya lagi dan lagi!
Iyes. Perasaan positif yang muncul ketika mengalami nostalgia bisa membuat seseorang kecanduan. Sensasi yang muncul ketika reward center di otak mendapatkan stimulus ini membuat orang ingin merasakannya lagi dan lagi.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan seseorang akan menjadikan nostalgia seperti 'mesin waktu' untuk meninggalkan realita masa kini, terutama saat kewalahan menghadapi kesulitan yang tengah dihadapi.
Nah, berdasarkan pengalaman ini, percis seperti yang diungkapkan sang profesor di atas, nostalgia adalah mixed emotion atau emosi campuran, tak melulu positif tapi juga negatif.
Ini terjadi ketika seseorang lebih suka larut dalam kenangan nostalgia yang membahagiakan ketimbang menghadapi situasi terkini yang di luar ekspektasi, sehingga menjadikan nostalgia, pelarian.
Lalu, gimana dong kalau akhirnya terjebak masa lalu?
Masih melansir dari sehatq:
"Jangan langsung merasa frustasi, itu adalah fase normal dan sehat yang dilakukan otak demi mendapatkan perhatian lebih!"
Well,
Otak saja perlu mendapatkan perhatian lebih, apalagi aku, eh gimana.
Nostalgia Tak Selalu Identik dengan Bahagia
Meski nostalgia terbukti mengaktifkan reward center di otak manusia, namun adakalanya nostalgia juga memicu seseorang menjadi bingung dan sedih.
Ini terjadi karena ada faktor introspeksi dan rumination.
Ini adalah pikiran yang muncul tanpa disengaja tentang masa lalu yang kurang bahagia.
Seseorang akan berlarut-larut memikirkan apa yang salah dilakukan. Selanjutnya akan muncul pikiran, "Apa kira-kira yang akan terjadi jika hal sebaliknya yang dilakukan?"
... lalu hadirlah penyesalan!
Bahayanya, jika penyesalan mendominasi hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya carilah bantuan profesional sambil tetap melakukan cara untuk menerima kekurangan diri dan tidak menyesali apa yang terjadi di masa lalu.
Pernahkah kamu merasakan nostalgia yang tak selalu identik dengan bahagia?
Referensi:
https://www.sehatq.com/artikel/mengingat-kenangan-manis-bagaimana-nostalgia-bisa-terjadi
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210115131129-284-594157/7-efek-ajaib-nostalgia-terhadap-otak
https://hot.liputan6.com/read/4766630/nostalgia-adalah-kenangan-masa-lalu-pahami-makna-dan-penyebabnya
https://kumparan.com/temali/tak-selamanya-nostalgia-berisikan-kenangan-indah-1rl9fyT9I0T/full
https://www.gurusiana.id/read/ninanursuhaniah/article/nostalgia-3720352
Setuju banget dengan kata " Nostalgia Tak Selalu Identik Dengan Bahagia "
BalasHapusSiapa sih yang ga suka ber nostalgia, terkadang saat sore hari duduk di teras sambil menyeduh teh hangat saja sudah bisa mengantarkan kita ke memori masa itu, terkadang dengan memori yang pahit juga masih bisa membuat kita tersenyum sendiri saat ini.
Hadirnya energi positif inilah, bahkan mampumenciptakan nostalgia marketing, adanya cafe/resto/ destinasi dengan nuansa nostalgia.
HapusLuar biasa ya kekuatan nostalgia!
Biasanya nostalgia karena dengar lagu tertentu atau ketika reuni, bertemu dengan kawan lama. Biasanya nostalgia yg bikin sakit hati, berusaha untuk memaafkan dan melepaskan emosi negatif
BalasHapusTos Mba.
HapusAku juga sering terbawa ke nostalgia masa lalu bahkan hanya dengan aroma. Sesederhana itu.
Sungguh luar biasa ya!
Ini semua diproses di limbic otak
Mbaa, huaaa, tulisannya baguss, aku izin catat beberapa yg penting. Aku suka keinget kejadian masa lalu, pokoknya apa yg terjadi sekarang biasanya sekelebat muncul momen zaman dulu. Ini kadang bikin aku merenung, tapi kadang bikin ovt terlebih kalo nostalgia yaang tidak menyenangkan
BalasHapusThanks, Mba.
HapusAku sendiri juga sangat menikmati tulisan sederhana ini.
Tapi lumayan effortnya. Hehehe.
Kudu riset mini di sana - sini, biar "berisi".
Bolak-balik di review sendiri, apakah sudah cukup informatif sekaligus mengedukasi.
Baru deh PD pencet, "Publikasikan!"
Hahaha.
Alhamdullillah, reward dari Mba, bisa menjadi motivasi untuk melahirkan tulisan ringan namun 'bergizi' seperti ini.
Tabarokallah.
Nostalgia itu perlu banget menurutku, apalagi membangun dan mengingatkan kembali pada sesuatu yang kita lakukan sebelumnya.
BalasHapusBahkan ada risetnya, Mba.
HapusMemang termasuk dari salah satu dari 27 emosi utama!
Jadi bukan, emosi kaleng-kaleng.
Memang sih ada plus minusnya.
Tergantung cara menyikapinya.
Seperti kata lagu itu: "... mau dibawa kemana..."
Hihihi.
Selama ini kalau bicara nostalgia, identiknya dengan kenangan yang menyenangkan. Padahal nyatanya nostalgia juga bisa menimbulkan kenangan pahit, bahkan menimbulkan rasa dendam.
BalasHapusTos, Mba.
HapusAku juga mendapat pencerahan ketika dalam proses membuat tulisan ini.
Ya ampyuuun, ternyata nostalgia itu ada 2 jenis, rupanya.
Bisa positif, bisa negatif!
Tergantung cara menyikapinya.
Orang sering menyebut nostalgia yang tidak membahagiakan disebut kenangan buruk. Berarti otak manusia sering membutuhkan perhatian juga ya, gak cuma si doi aja yang butuh perhatian. hihihi
BalasHapusHahaha.
HapusAku pas membaca literasi pendukung juga tersenyum simpul lho.
Langsung kepikiran, "Bagian ini - otak saja perlu perhatian, apalagi aku - kudu harus masuk dalam badan tulisan"
Makjleb!
Nostalgia memang selalu memancing emosi. Meskipun gak selalu emosi bahagia. Biasanya saya kalau datang ke satu tempat yang pernah didatangi dan berkesan. Suka jadi agak bernostalgia
BalasHapusIya Chi.
HapusSemua di proses di bagian reward center di otak.
... lalu otak memerintahkan hormon dopamin bertindak.
Ini untuk yang sensasi bahagia ya.
Aku dulu berpikir perasaan berasal dari hati.
Ternyata bermula dari sistem rumit di otak.
Bener banget kadang ngak sengaja denger lagu jadul pun pikiran langsung melayang ingat masa-masa lagu tersebut masih hits dan pastinya ada banyak nostalgia dalam lingkaran lagu tersebut. Kadang aku suka pakai google map fitur street view buat menelusuri jejak masa lalu ketika kecil meski kondisi kota sudah berubah soalnya ayahku dulu kerap pindah-pindah kota karena tugasnya.
BalasHapusTos, Mba.
HapusIndera pendengar memang menyumbang dalam menciptakan nostalgia.
Kali ini, semoga Nostalgia Reflektif ya, Mba.
Ternyata memang ada secara kesehatan ya mba. Karena aku sering sekali mengalami nostalgia terlebih masa kecil yang alhamdulillah yang muncul kenangan bahagia semua. Namun selalu itu yg berulang dari perasaannya juga persis seperti dulu waktu masih kecil. Jadi seperti aneh tapi nyata aja
BalasHapusAlhamdullillah berarti nostalgia reflektif itu, Mba, menurut ibu profesor Svetlana Boym.
Hapus... dan bisa bikin candu.
kalau anak sekarang mengenalnya wisata masa lalu mba hehe, tapi memang nostalgia kalau yg manis-manis suka bikin seneng dan kadang jadi jalan bersyukur juga. Makanya aku selalu cetak foto setiap 6 bulan sekali biar bisa diliat-liat fotonya
BalasHapusIyes.
HapusInil jugalah biasanya yang ingin aku raih, Mba
Bernostalgia, semakin bikin pintar bersyukur ya.
Insya Allah.
Wah, aku baru tau makna nostalgia yang sesungguhnya dan kinerjanya melibatkan banyak fungsi organ dan syaraf manusia. BUkan sekedar memanggil kenangan dengan sapaan hangat, tapi juga bisa memanggil memori dengan sapaan kejam.
BalasHapusMungkin salah satunya innerchild ya, kak Anna.
Nostagia dalam bentuk menyesakkan dan mungkin masih terbawa-bawa ketika pengasuhan terhadap anak.
Welcome to the club, Kakaaaa.
HapusAku juga lho baru tahu juga saat mengumpulkan bahan untuk tulisan.
Ini salah satu benefit jadi blogger ya.
Bisa buat mini riset dan dalam prosesnya mendapat pencerahan.
Percis seperti dituturkan sang profesor nostalgia memang ada 2 jenis.
Reflektif dan Restoratif. Positif dan Negatif.
Tergantung cara bagaimana menyikapinya, mau mendapat manfaat atau malah mudharat.
Tinggal pilih!
Nostalgia. Rasanya sesuatu yang membuatku tersenyum ketika tiba-tiba teringat akan masa lalu. Selucu itu dulu kehidupanku.
BalasHapusTapi, kadang bisa membuat sedih dan kecewa. Kalau kita tidak mengontrol kenangan otu, nostalgia bisa berdampak negatif.
Duhh...kalau aku sering banget nih gerimis², hujan², pasti langsung nostalgia. Kalau nostalgia ya sudah mengarah ke nostalgia restoratif emang harus cepat² disudahi ya mbak. Mending nostalgia yang bikin bahagia² sajaaa. Thanks infonya mbak
BalasHapusSaya, Mak, hobinya mengenang-ngenang, terutama mengenang memori waktu kecil dulu. Kadang suka tebersit keinginan kembali ke masa itu, waktu seluruh keluarga masih lengkap. :(
BalasHapusMemang benar bahwa nostalgia tidak selalu positif efeknya, ya, karena seolah-olah jadi tidak mensyukuri kehidupan saat ini.
Nostalgia menghadirkan kenangan. Bisa lewat lagu, melihat benda, aroma, dll. Ini nih yang sering bikin tiba-tiba senyum sendiri, atau malah tiba-tiba mewek, haha. Dan biasanya, setelahnya, saya jadi kepingin nulis sesuatu, hihi.
BalasHapusAkuu suka bernostalgia masa lalu tapi tidak bermaksud ingin tapi bukan berarti kembali yaaa...
BalasHapusNostalgia boleh tp jangan keseringan nostgia
Masa kecilku ada hepinya tapi ada dikit juga pengalaman sedih. Justru dengan nostalgia yang sedih, aku ubah agar tidak sampai terulang pada anak-anak. Kalo nostalgia yang menyenangkan bikin semangat juga, jadi pengen mengulang kisahnya dengan keluarga
BalasHapusSaat mendengarkan lagu tertentu aja saya bisa kembali ke masa lalu, ke saat-saat tertentu yang spesifik lho mbak. Masing-masing kita punya penginderaan yang mengundang nostalgia ini.
BalasHapusJadi inget lirik lagu, aku terjebak di ruang nostalgia. Memang nostalgia tak melulu tentang bahagia ya Mba, kadang ada suatu penyesalan jika mengingat tentang masa lalu. Inget nostalgia yang bahagia biasanya jadi moodbooster juga sih. Kebawa happy setelahnya
BalasHapusnostalgia itu kalau menurut saya berkaitan dengan ingatan kita ya baik itu yang di otak maupun anggota tubuh kita. makanya kalau kita mendengarkan jenis musik atau melihat sesuatu yang pernah terekam di otak otomatis jadi merasa bernostalgia
BalasHapusKalau sedang ngobrol sama teman lama, biasanya suka nostalgia sih
BalasHapusYa sekadar membicarakan cerita masa lalu saja
Nggak sampai yang terus menerus diingat ditu
Pernah merasakan nostalgia ga bahagia tapi buru2 disingkirkan. Lebih suka mendekati nostalgia yg membuat suasana hati hangat
BalasHapusNostalgia alias mengenang masa lalu ya bun.. kalau yang membahagiakan bolehlah dikenang tipis-tipis. Kalau yang bikin sedih, mending gak usah. Lebih baik lagi kalau selalu bisa move on
BalasHapusAku juga Bbrp kali ngalamin Mbaaa. Nyobain suatu makanan, bisa ingetin dengan masa kecil atau masakan yg sering dibuat mama.
BalasHapusDengerin lagu kadang keinget Ama mantan wkwkwkwjwk.
Atau membau suatu parfum misalnya, kadang jadi inget juga ntah ke parfum mantan atau parfum sesorang yang pernah Deket 🤣.
Memang sih nostalgia ga selalu positif. Pernah juga pas dengerin lagu tertentu, aku malah inget suatu yang negatif, keinget orang yang aku benci banget2 hanya karena lagu itu fav dia 🤣. Nah utk yang begitu ya mending jauh2 lah. Kitanya aja yang menghindari barang2 atau apapun yang bisa mentrigger ingatan yang ga bagus.
Nostalgia sesekali boleh, tapi jangan sampe terjebak. Kalo dia trus2an mengingat masa lalu, aku yakin masa sekarang nya sedang ga baik2 saja