Dari Jakarta Soetta ke Jatinangor Bisa Naik Apa Saja Ya?
Dari Jakarta Soetta ke Jatinangor Bisa Naik Apa Saja Ya? Yep! Itu jugalah yang jadi pertanyaan di benakku setelah mendapat konfirmasi dari Yasmin, semester genap ini (6) kudu mulai ngampus sekaligus nge-kost di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat!
kampus mitra iisma universitas sapienza |
Doi baru saja menyelesaikan semester 5 di Universitas Sapienza, Roma, Italia, pasca dinyatakan lolos seleksi beasiswa IISMA dan akan melanjutkan semester 6 secara hibrid di kampus UNPAD, Jatinangor.
Baca juga : Tips Lolos Seleksi Beasiswa IISMA
Honestly, kalau bisa memilih, rasanya bersyukur banget jika Yasmin bisa tetap kuliah online seperti saat pandemi, dan lalu saat wisuda, baru deh berangkat ke Jatinangor.
Tapi ternyata takdir berkata lain!
Beware ya, tulisan ini memang agak sedikit mengandung promo, karena kebetulan aku pengguna aplikasi startup unicorn Indonesia yang alhamdullillah terbukti banget sangat solutif buatku.
Tapi, suer ini bukan konten berbayar lho. Hihihi.
... dan biar lebih paripurna, karena berdomisili di Balikpapan, Kaltim, aku akan mulai bercerita dari kota tercinta.
Biar keren aku buat H2-nya ini deh:
From Jakarta to Jatinangor with Love
Gimana, keren atau keren banget? Hihihi.
Nyook, kite mulai perjalanan ala-ala 'a day in my life' ini!
Balikpapan ke Jakarta
Sesuai mantra para mastah-mastah traveler yang banyak bertebaran di jagat maya, salah satu tips jitu mengincer tiket promo di negeri wakandah, gunakanlah incognito saat 'mengintip' di browser!
Well, aku pun patuh dan tunduk sama mantra ini, browsing tiket pesawat satu arah Balikpapan ke Jakarta untuk hari/tanggal, Sabtu,18 Februari 2023, pakai jendela incognito di laptop!
Awalnya aku buka, masih sekitar 1 jutaan. Langsung deh, SKIP! Hihihi.
Beberapa hari kemudian, aku mendapatkan notifikasi di aplikasi ada promo, instingku berkata, "Ayo, Ann coba lagi!"
Masih menggunakan browser incognito, aku mengintip tiket promo itu. Ketahuan deh loe, Ann, doyan ngintip promo. Hahaha.
Who is with me? Any one?
Iyes. Fix. Ada promo! Sekitar 800k rute Balikpapan ke Jakarta! Cus, langsung deh aku buka aplikasi di HP karena sudah terkoneksi dengan aplikasi pembayaran.
Again. Confirmed! Balikpapan ke Jakarta sekitar @800K. Bungkus untuk 2 tiket, me and Yasmin!
tiket promo itu! |
Buat aku jamaah pemuja tiket promo, tips jitu para mastah-mastah ini, TERBUKTI! Selisih 200k per orang lho.
Bayangkan kalau yang berangkat sekampung. Hahaha. Hitung sendiri ne!
Jakarta ke Bandung
"Eits bentar dulu, kan kata kuncinya, Jakarta ke Jatinangor nih Ann, lha ini kog, pegimana sih?"
I feel you!
Perjalanan Jakarta ke Jatinangor ini ada dramanya, woiii. Hihihi.
Jadi gini,
Jauuuuh sebelum keberangkatan, sebenarnya aku sudah browsing juga. Ternyata eh ternyata, dari Soetta, Jakarta itu belum ada transport yang langsung ke Jatinangor.
Adanya via Bandung, Moenah!
Kalau sudah di Bandung mah, ada banyak sekali pilihan moda transport ke Jatinangor, mulai dari kelas rakyat hingga ningrat!
Well, dasar aku memang passionnya suka eksplor gitu ya, yang terlintas adalah kereta, kereta!
e-ticket kereta eksekutif |
"Wah, pasti seru nih kalau dari Jakarta ke Bandung pakai kereta!"
Kebetulan sekitar Aprill 2022 lalu, aku dan adikku Roni yang domisili Lubukpakam itu, pernah bepergian bareng dari Gambir, Jakarta ke Surabaya pakai kereta eksekutif.
Aku sukaaaaa dan terkesan banget dengan suasana gerbong kereta eksekutif ini. Perjalanan sekitar 9-10,5 jam saat itu terasa sangat nyaman dan menyenangkan! Bikin candu kebangetan!
Aku juga baru tahu kalau kereta eksekutif, kursinya itu bisa diputar sesuai arah lokomotif, jadi arah pandangan selalu searah kepala lokomotif. Tidak berlawanan.
You do know what I mean kan ya.
fisik tiket kereta eksekutif |
Kembali ke laptop!
... lalu aku teringat akan bagasi kami yang segede-gede gaban, "Duh, gimana ntar mau mengangkatnya ke atas kabin kereta?"
Tapi pikiran itu tak berlangsung lama!
Solusi pun segera melintas lagi, "Lha kan ada portir, Ann"
Hihihi. Rasanya aku pingin menjitak kepala sendiri. Hihihi. Namun pikiran lain datang menggoda juga.
Ooo, apa dia?
Biasa lah, jurus penghematan. Cuan, man-cuan!
Kalau naik kereta kan, kudu transport lagi deh dari Soetta ke Gambir. Ye-kan?
Finally, kereta, lupakan!
Jariku pun kembali scroll-scrol aplikasi dan menemukan layanan shuttle bus Cititrans! Wah, ada banyak pilihan jam keberangkatan dari Soetta ke Bandung.
Aku suka, aku suka!
Namun saat itu aku melakukan kesalahan fatal, tidak langsung melakukan reservasi. Hmmm.
Jadilah pas hari H tiba which is tanggal 18 Februari itu, setibanya di Soetta sekitar 11.32WIB, sambil menunggu hidangan makan siang, aku memeriksa lagi layanan Cititrans ini.
Ya, ampyuuun, sudah full, Moenah!
Yang tersisa hanya rute jam 6 sore, berarti kami kudu menunggu hampir selama kurleb 7 jam ya.
NO WAY!
So, back to original plan deh, kereta!
Kembali jariku menari-nari lagi di aplikasi andalan ini untuk memeriksa jadwal kereta Jakarta Gambir ke Stasiun Bandung.
Saat itu, aku merasa buntu. Di benakku hanya ada solusi, kereta, kereta, kereta! Hahaha.
Alhamdulliah ada!
Eksekutif Argo Parahyangan jam 18.30. " from Gambir With Love, eits salah, From Gambir to Bandung"
Lalu menyisakan pertanyaan selanjutnya which is how to get to Jatinangor!
Bandung ke Rancaekek
By the way, subway, on the way, sebelumnya, kami memutuskan memilih angkutan online GoCar dengan tarif 200k plus biaya toll, parkir dan tips dari Soetta ke Gambir karena harganya kurang lebih sama saja dengan Damri Soetta ke Gambir yang 150k untuk 2 orang.
Ahamdullillah, bonus banget trip ke Gambir by GoCar kali ini, dapat unit mobil Expander baru dan supir tjakep, sopan dan ramah. Paket Combo. Hahaha. Rezeki anak soleha!
Sesampainya di stasiun Gambir, aku langsung mencetak tiket fisik dan beristirahat di Mesjid Stasiun Gambir.
Lebih nyaman menunggu di sini karena jam keberangkatan masih lama!
Bisa selonjor, ada toilet bersih dan lumayan hening.
Seperti biasa kereta selalu ON-TIME. Tak pernah menunggu! Tak pernah menggantungku kayak kamu! Uhuiii.
Saat menunggu di teras mesjid, aku chat dengan beberapa sahabat blogger kota Bandung seperti Nchiehanie dan Lendyagasshi tentang moda transport apa sebaiknya yang aku gunakan dari Stasiun Bandung ke Jatinangor.
Baca juga: Sensasi Menikmati Pesona Wisata Alam Terbuka Lodge Maribaya
Well, karena ntar kereta tiba di Bandung jam 21.10 WIB, kebanyakan shuttle bus jurusan ke Jatinangor sudah tutup (maksimal sampai jam 21:00 WIB) dan aku hanya punya opsi dengan transport online atau menginap di kota Bandung.
Saat itu, kami putuskan untuk menggunakan transport on-line dari Bandung menuju Jatinangor ke tempat kost putriku, Yasmin.
Tapi, benarkah sesuai dengan realitanya?
Simak terus drama Jakarta Soetta ke Jatinangor ini ya!
Rancaekek ke Jatinangor
Selama dalam perjalanan dari Gambir ke Bandung, aku juga chat dengan Prima, yang dalam silsilah keturunan Tuanku Raja Barus XX Sutan Syahi Alam Pohan, doi ini termasuk cucuku.
Baca juga: KKB-SSAP Wadah Silaturahmi Keturunan Tuanku Raja Barus XX
Lha, kog bisa, Ann?
Jadi gini,
Dalam silsilah ini, aku termasuk G-3 (generasi ke 3) sedangkan Prima G-5 (generasi ke 5), jadilah doi kudu menggunakan "tutur" memanggilku "Ucci" atau nenek.
Padahal nun jauh di dalam sana, aku tak rela, tak rela. Nenek? Hmmm. Hahaha.
Kebetulan Prima punya anak, Ina, yang juga semester 6 di FKG UNPAD dan kost di Jatinangor.
Menjelang tiba di Stasiun Bandung, chat dari Ina masuk yang merekomendasikan agar menggunakan kereta lokal Bandung ke Rancaekek dan selanjutnya menggunakan transport online ke Jatinangor.
Alhamdullillah, senangnya kalau dikelilingi dengan orang-orang yang selalu mensupport ya. Terutama di saat-saat penting binti genting, misalnya seperti dalam situasiku ini!
Bayangkan saja!
Kami tiba di Stasiun Bandung sudah malam (21.10 WIB) dan harus berganti kereta, meski masih dalam stasiun yang sama.
Bukan apa-apa sih, cuma ini adalah hal baru untukku, jadi agak-agak gugup, giccu.
Sekali lagi, Alhamdullillah, dikelilingi sosok-sosok positif sekaligus solutif!
Baca juga : Belajar Hal Baru
Baca juga : Begini Kiat Mengatasi Rasa Gugup di Segala Situasi
Thanks God, mendapatkan solusi di saat-saat yang tepat!
Masya Allah!
... dan keberkatan itu belum berhenti sampai di sini!
Ternyata, jadwal kereta terakhir dari Bandung ke Rancaekek jam 22.15, jadi cocok banget dengan jadwal kedatangan kami di Stasiun Bandung.
Masih sempatlah eksplor tipis-tipis Stasiun Bandung dan mencicipi toiletnya yang bersih terawat.
Memiliki waktu tunggu yang lumayan lama sekitar 1,5 jam, Yasmin ditemani portir yang baik hati membeli tiket kereta lokal ekonomi Bandung ke Rancaekek.
Hemat banget!
Oh iya, pastikan kamu membawa KTP saat membeli tiket ini ya!
Sambil menanti kereta tiba, aku berkenalan dengan 2 pemuda belia yang sudah sering menggunakan kereta lokal ini. Mereka juga sedang menunggu jadwal kereta tujuan Garut.
Tepat jam 22:30 kereta lokal Bandung ke Rancaekek pun tiba!
Menggunakan bantuan portir yang sama, yang sebelumnya membantu kami di kereta eksekutif Argo Parahiyangan, memberikan tips jitu.
"Neng, ntar bagasinya tidak usah diangkat ke kabin, taruh saja di dekat tempat duduk. Biasanya juga kalau sudah jam segini mah, penumpang sudah sedikit, dan bisa pilih kursi yang dekat pintu ke luar, biar Neng, gampang mendorong bagasi pas sampai di Rancaekek"
Tepat sekali!
Gerbong kereta terakhir hari itu hanya berisi aku dan Yasmin, plus ibu beserta dua anak balitanya dan seorang pria yang sudah masuk duluan, jadi aku tak sempat melihat wajahnya.
kerete lokal bandung - rancaekek |
Begitu kami masuk, ibu muda itu langsung menyapa:
"Alhamdullillah, saya ada teman. Belum pernah saya naik kereta selarut ini, jadi agak cemas" si Ibu membuka percakapan.
"Alhamdullillah Bu, kami juga baru pertama kali" Jawabku tak kalah gembira.
"Mau kemana Bu?" Tanya si ibu.
"Ke Rancaekek, Bu"
"Alhamdullillah, sama atuh, Bu" imbuh si ibu lagi.
"Darimana tadi Bu" Aku melanjutkan percakapan, karena kereta masih belum berangkat.
"Dari Ancol, Bu, ngajak anak-anak"
"Wah, pantesan nih aura adik-adik pada loyo ya" candaku sambil melihat kedua buah hati si ibu, tertidur di bangku dengan berbantalkan tas.
"Main apa saja tadi di Ancol? Pasti ke istana boneka ya" Tanyaku, sok tahu. Hihihi.
"Eh, iya benar. Kog Ibu tahu sih. Ada juga yang muter-muter itu"
"Oh, komedi puter ya"
"Nah, iya, iya. Lupa lagi deh yang lainnya. Banyak juga yang tidak diizinkan karena tinggi badan anak-anak saya belum mencukupi" Imbuh si ibu lagi.
Tak berapa lama terdengar suara rel bergedebukan dan gerbong pun bergoyang-goyang. Hahaha. Sepertinya kereta akan berangkat.
Suasana yang mengingatkan aku akan kereta api di kenangan masa kecil di kota Pematangsiantar, kalau mau berangkat ke Medan, percis banget deh suaranya. Horor. Hahaha.
Kereta lokal ekonomi yang kami tumpangi ini akan berhenti di setiap stasiun kecil. Dari jendela dalam keremangan malam, aku melihat penumpang turun menuju peron stasiun.
Jarak antara satu stasiun kota dengan kota lainnya bervariasi. Mulai dari 5 sampai 15 menit.
peta rute stasiun lokal bandung - cibatuan |
Menjelang tiba di Stasiun Rancaekek, pria yang duluan naik di stasiun Bandung tadi berbalik, ternyata doi turun di Rancaekek juga.
Sesampainya di depan kursi kami doi berhenti dan menawarkan bantuan untuk mengangkat bagasi.
Reflek aku ingat rules dan mungkin juga pengaruh terlalu banyak menonton film horor, kayaknya, "Jangan mudah tergiur dengan pertolongan orang asing" langsung melintas di benakku.
Belum hilang kagetku karena ucapan tulus pertolongan lelaki yang uhuk lumayan ganteng ini, seorang petugas resmi kereta api menghampiri kami.
"Ibu teh mau kemana?"
"Mau ke Jatinangor, Pak"
"Oh, bisa langsung pesan transport online saja"
"Alhamdullillah. Memangnya masih ada jam segini ya, Pak?"
"Masih Bu, tapi kadang-kadang suka agak lama dapatnya. Tapi, pasti ada."
Tiba-tiba si pria muda itu bertanya ke petugas.
"Kalau mau pesan transport online sebaiknya lewat pintu mana, Pak? Apakah masih pakai peron kedatangan yang lama atau sudah bisa pakai yang baru?"
Aha! Ternyata doi sudah paham situasi stasiun Rancaekek ini.
"Oh, sudah bisa pakai yang baru, Pak. Itu teh baru aja Jumat kemarin (17 Februari 2023, maksudnya) diresmikan" Petugas menambahkan.
"Oh, berarti bisa lewat sini dong ya,"
Sambil berkata begitu si pria muda menunjukkan pintu sebelah kanan kereta.
"Nah, iya, Pak. Tapi hati-hati ya masih gelap, belum ada lampu," Imbuh si petugas lagi
Alhamdullillah, pertolongan Allah datang lagi!
Bismillah, aku tak kuasa menolak pertolongan pria berparas rupawan ala sinetron Turki itu mengangkat 2 koper kami yang segede gaban ke peron Stasiun Rancaekek yang masih gres ini dalam balutan suasana remang-remang.
Aku juga baru sadar ibu muda bersama dua anak balita tadi pun mengikuti jejak kami.
"Neng, sudah bisa dipesan GoCar-nya" kata si pria itu ke Yasmin begitu kami sampai di peron stasiun.
"Oh iya, iya, kata Yasmin terbata-bata". Hahaha. Takjub kali doi ya!
Tak sampai 10 menit kendaraan kami tiba, dan si pria itu masih menawarkan bantuan mengangkat koper-koper kami bersama-sama dengan supir.
"Terima kasih banyak ya Mas"
Hanya kata-kata itu yang lolos dari mulut kami berdua yang masih terharu dengan pertolongan ini.
"Sama-sama Bu, Neng" jawabnya sambil tersenyum di antara remang peron kedatangan stasiun Rancaekek
Saat mobil meninggalkan stasiun dari balik jendela aku melihat pria itu berjalan pelan-pelan sambil meninggalkan stasiun sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam jaket.
Cuaca Rancaekek memang dingin sekali malam itu. Maklumlah sudah hampir menjelang tengah malam.
Rancaekek ke Jatinangor
Begitu masuk ke dalam mobil, pengendara Go-Car langsung curhat!
"Saya ini baru beli BBM 100ribu, tapi kog sudah mau habis lagi ya" Curhatnya membuka pembicaraan
"Sepertinya curang tuh petugasnya" Tambahnya lagi
Selanjutnya doi minta izin mau berhenti di SPBU, mau isi BBM lagi!
"Silahkan, Pak" Jawabku
Sepanjang perjalanan aku dan doi bercerita panjang lebar, mulai dari proyek IKN, suasana pandemi dan pasca pandemi, bahwa doi pernah kuliah di ITB namun tidak selesai sampai akhirnya memutuskan jadi pengemudi GoCar.
Seru banget!
Alhamdullillah, tak sampai setengah jam, akhirnya kami tiba juga di kost-an Yasmin di Jatinangor dan Ibunda Nunung, pemilik kost yang sejak keberangkatan dari Balikpapan selalu memonitor perjalanan juga menyambut kami dengan hangat dan mesra!
Barokallah!
Jadi, sebenarnya,
Dari Jakarta Soetta ke Jatinangor Bisa Naik Apa Saja Ya?
Saat aku menulis ini, dari Jakarta Soetta ke Jatinangor selain moda transport di atas yang menggunakan perpaduan kereta dan Go-Car, aplikasi Traveloka memiliki rekomendasi transportasi lainnya seperti pakai shuttle bus dan bus dengan pilihan berbagai operator.
Namun sekali lagi, hanya sampai Bandung saja ya.
Kalau sudah di Bandung, mah percayalah, ada banyak moda transportasi ke Jatinangor seperti shuttle bus (operator dan jadwalnya bisa dipilih di aplikasi), Damri dan banyak lagi. Google aja ya!
Biar makin greget aku lampirkan ini juga:
Total Biaya Jakarta Soetta ke Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat
Pesawat Balikpapan Jakarta 2 x Rp 800.000 = Rp 1,600.000
Makan + minum beli 1 porsi saja sebab menurut Yasmin porsi resto ini gede Rp 100.000. Terbukti!
Go-Car Soetta ke Gambir Rp 200.000
Kereta Eksekutif Gambir ke Bandung (2 orang) Rp 420.000
Camilan buat di kereta (Kopi + snack) Rp 100.000
Kereta lokal Bandung Rancaekek (2 orang) Rp 14.000
Go-Car Rancaekek ke Jatinangor Rp 70.000
Total Rp 2.504.000
Last but not least,
Insya Alah, next trip, pengen jajal shuttle bus Cititrans dari Jakarta Soetta ke Bandung. Reviewnya didominasi bintang 5, euy! Bikin kepo parah, Moenah!
Btw,
Biasanya dari Jakarta Soetta ke Jatinangor kamu naik apa ya?